Pemirsa Mesti Berani Tuntut Sinetron yang Tidak Mendidik

Audience Should Dare to Sue Cheesy Soap Operas

Reporter : Roni Said
Editor : Ismail Gani
Translator : Intan Permata Sari


Pemirsa Mesti Berani Tuntut Sinetron yang Tidak Mendidik
Ilustrasi: slamsr.com

PEMIRSA televisi di Indonesia diharapkan dapat lebih pandai, kritis dan berani untuk menentang cerita sinetron yang tidak mendidik. Pasalnya, dampak negatif telah banyak ditimbulkan dari setiap adegan yang sarat kekerasan, kebencian, kata-kata kasar dan sikap-sikap negatif lainnya.

Pengamat media Maman Suherman memberi contoh keberanian kaum ibu di Amerika Serikat yang berani menuntut suatu program film kartun yang menonjolkan kekerasan, padahal ratingnya tinggi sekali.

"Di sana ada tayangan kartun yang ratingnya tinggi sekali. Tapi karena ibu-ibu sadar bahwa tayangan itu berbahaya bagi anak-anak mereka karena menonjolkan kekerasan, mereka berani membuat suatu komunitas dan menuntut tayangan tersebut untuk berhenti," kata Maman Suherman di acara Publikasi Penelitian Remotivi di Bangi Kopitiam, Pasar Baru, Jakarta Pusat, belum lama ini.

"Terlalu sering dalam waktu singkat cerita diubah karena menurut mereka bisa mendongkrak rating tapi tidak masuk akal. Sinetron itu menggangap rating adalah Tuhannya," tambah Maman.

INDONESIAN TV audience is expected to be more critical, wiser, and braver to reject cheesy soap operas. Lots of negative effects are caused by scenes full of violence, hatred, curses, and other negative behaviors.

Media observer, Maman Suherman, gave an example of US housewives who dare to sue a cartoon program on TV showing violence in spite of its high rating.

“In the country, there is a cartoon program on TV which is highly rated, but because the housewives realize that the show is dangerous
for their children due to its violent content, they dare to set up a community and demand the program to be stopped,” said Maman in the
event of Remotivi Research Publication in Bangi Kopitiam, Pasar Baru, Central Jakarta, recently.

“The story changes too often because the producer thinks that it can boost the rating, but then it becomes unreasonable. Soap operas put
rating above all things,” Maman added.