Christophe de Margerie Tewas, 3 Petugas Bandara Vnuvoko di Rusia Ditahan

Air Traffic Control Blamed for Disastrous Flight that Killed Total Oil Boss

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Christophe de Margerie Tewas, 3 Petugas Bandara Vnuvoko di Rusia Ditahan
Svetlana Krivsun, pekerja magang di pengendali lalu lintas udara Bandara Vnukovo (kiri), mendiang Christophe de Margerie, bos Total (kanan atas) dan puing-puing pesawat setelah jatuh (Foto2: MailOnline)

GADIS pekerja magang pada pengendali lalu lintas udara yang bertugas saat pesawat jet yang ditumpangi
bos perusahaan minyak Prancis, Christophe de Margerie  jatuh saat akan lepas landas telah ditahan oleh polisi Rusia.

Svetlana Krivsun, usia sekitar 24 tahun, bersama dengan atasannya Alexander Kruglov, 40, keduanya telah ditahan menyusul kecelakaan pesawat jet bisnis lantaran ulah operator mobil pembersih salju, Vladimir Martynenko yang sedang mabuk.

Kepala pengendali lalu lintas udara di bandara Vnukovo, dan kepala pembersihan landasan pacu juga ditahan polisi, kata Komite Investigasi Rusia, yang levelnya setara dengan FBI, seperti dilansir MailOnline.

'Penyelidikan menunjukkan bahwa mereka yang ditahan tidak mengindahkan menghormati aturan keamanan penerbangan dan landasan terbang, yang menyebabkan tragedi itu terjadi," katanya. "Mereka telah ditahan sebagai tersangka."

Dampak dari tragedi tersebut direktur umum bandara internasional Andrei Dyakov dan wakilnya Sergei Solntsev mengundurkan diri 'karena peristiwa tragis'. Namun keduanya tidak ditahan.

Christophe de Margerie, bos dari perusahaan minyak raksasa Prancis, Total, dan tiga awak pesawat tewas dalam kecelakaan, yang terjadi ketika roda depan pesawat jet Dassault Falcon tersenggol mobil pembersih salju saat lepas landas dari dari bandara Vnucovo.

Akibatnya pesawat oleng dan terhempas ke landasan, meledak dan terbakar dan membunuh seluruh penumpang dan awak kabin.

Kecelakaan itu dinilai berdampak hebat pada reputasi Rusia terkait keselamatan penerbangan, tetapi kematian bos perusahaan minyak Total dengan sendirinya merusak citra Rusia.

Margerie adalah salah satu mitra bisnis terkemuka Rusia dalam bisnis global dan berniat kembali ke Paris dari pertemuan dengan Perdana Menteri Dmitry Medvedev.

Krivsun - lulusan Sekolah Tinggi Penerbangan Sipil Ulyanovsk, sekolah kedirgantaraan yang terbesar di Rusia - dicurigai memberikan perintah kepada pilot Falcon untuk lepas landas sebelum mobil pembersih salju meninggalkan landasan terbang dan dinyatakan aman untuk pesawat yang akan lepas landas.

Seorang rekan kerjanya menggambarkan dirinya sebagai sosok yang 'berdedikasi dan sangat kompeten'.

Pernyataan resmi dari pihak bandara menyatakan langkah penahanan para tersangka bertujuan itu bisa 'untuk memastikan insiden penerbangan diselidiki dengan cepat dan obyektif'. Penyidik menuduh otoritas bandara bertindak 'kelalaian kriminal'.

Martyenko secara resmi ditangkap dan ditahan selama dua bulan ke depan setelah penyidik mengatakan ia kedapatan 'mabuk' saat mengendalikan mobil pembersih salju tersebut.

Penyidik merilis hasil tes alkohol di darahnya, yang dikatakan mencapai kadar 0,06 persen. Rusia menerapkan nol toleransi alkohol untuk semua pengemudi, apalagi mereka yang bekerja di bandara, tapi kadar tersebut di bawah 0,8 persen yang merupakan batas hukum untuk mengemudi di Amerika Serikat dan Inggris.

Kantor berita Interfax melaporkan bahwa Martyenko   mengaku minum kopi dengan minuman keras sebelum mengemudikan mobil pembersih salju tersebut.

"Jika dia tetap bebas, Martyenko dapat melarikan diri dari penyelidikan, menekan para saksi kunci dan menghilangkan barang bukti,' pada saat sidang mendengarkan keterangan para saksi.

Namun pengacaranya mengatakan kepada pengadilan Moskow hari ini bahwa bukti medis bahwa kliennya mabuk adalah 'tidak masuk akal'.

Alexander Karabanov mengatakan pendapat medis 'mabuk' didasarkan sepenuhnya pada 'pemeriksaan visual' tidak pada darah atau tes lainnya. Itu dibuat segera setelah kecelakaan ketika Martynenko menderita syok akut, katanya.

"Mengapa kita harus percaya ini?" tanyanya Basmanny Court. "Kami hanya bisa mempercayai temuan analisis, yang kita tidak punya."

THE 'GIRL TRAINEE' air traffic controller in charge of French oil boss Christophe de Margerie's flight when it crashed on takeoff has been detained by Russian police.

Svetlana Krivsun, believed to be 24, along with her supervisor Alexander Kruglov, 40, have both been held over the business jet's crash along with 'drunk' snowplough operator Vladimir Martynenko.

The head of air traffic controllers at Vnukovo airport, and the chief of runway cleaning were also held, said the Investigative Committee, Russia's equivalent to the FBI.

'The investigation suggests that these people did not respect the norms of flight security and ground operations, which led to the tragedy,' it said. 'They have been detained as suspects.'

The fallout from the tragedy continued today as the international airport's general director Andrei Dyakov and his deputy Sergei Solntsev both resigned 'due to the tragic event'. Neither was detained.

Mr de Margerie, chief of French oil conglomerate Total, and three crew died in the accident, which happened when their Dassault Falcon clipped a snowplough with its front wheel on take off from Vnucovo airport.

It span and slammed into the ground, bursting into flames and killing everybody aboard.

The crash is seen as doing huge damage to Russia's reputation for air safety, but the oilman's death is in itself a blow to the country.

Mr de Margerie was one of Russia's leading friends in global business and was returning to Paris from a meeting with premier Dmitry Medvedev.

Krivsun - a graduate of Ulyanovsk Higher Civil Aviation School, the largest in Russia - is under suspicion for giving the order to the Falcon's pilot to takeoff before the snowplough had cleared to a safe distance.

A colleague described her as 'dedicated and extremely competent'.

The airport added it was doing all it could 'to ensure the aviation incident is investigated quickly and objectively'. Investigators have already accused the airport authorities of 'criminal negligence'.

Martyenko was formally arrested and remanded in custody for two months today after investigators said he was 'drunk' in control of the snowplough.

Investigators released the results of his blood alcohol test, which they said showed a level of .06 percent. Russia has zero tolerance of alcohol for all drivers, let alone those working at airports, but that is below the .08 percent that is the legal limit for driving in the U.S. and Britain.

Interfax news agency reported that he had admitted drinking coffee with a liqueur before taking the wheel of the snowplough.

'If he remains at liberty, Martyenko can hide from the investigation, put pressure on witnesses and destroy evidence,' a hearing was told.

But his lawyer told a Moscow court today that the medical evidence that his client was drunk was 'absurd'.

Alexander Karabanov said the 'drunk' medical opinion was based entirely on 'visual examination' not on a blood or other test. It was made immediately after the crash when Martynenko was suffering acute shock, he said.

'Why should we trust this?' he asked Basmanny Court. 'We can only trust the analysis findings, which we don't have.'