Putin Ancam Turki dan NATO, Sukhoi Su-24 Ditembak Jatuh Picu Perang

Russia Warns of `´Serious Consequences` after NATO Country Downs Russian Military Jet for First Time Since 1953

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Putin Ancam Turki dan NATO, Sukhoi Su-24 Ditembak Jatuh Picu Perang
Foto, Data & Ilustrasi: MailOnline

KRISIS baru 'mengerikan' tampaknya baru dimulai setelah Turki menembak jatuh sebuah pesawat militer Rusia, yang dikhawatirkan memicu perang.

Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Turki telah 'menusuk dari belakang', seraya menudingnya sebagai 'kaki tangan teroris'.

Rusia memperingatkan dampak dari insiden tersebut - untuk pertama kalinya negara anggota NATO menembak jatuh pesawat jet militer Rusia sejak 1953 - akan memiliki 'konsekuensi serius'. Dan pengamat militer terkemuka Moskow terkemuka mengatakan bahwa 'kemungkinan besar' akan terjadi perang.

Putin memutus kontak militer dengan Turki dalam memerangi ISIS dan mengerahkan kapal perang, dengan sistem pertahanan udara, ke Laut Mediterania. Kapal perang militer akan menghancurkan 'setiap target yang mewakili potensi bahaya' atas keberadaan pasukan Rusia di Suriah.

Kementerian Pertahanan Rusia juga mengatakan bahwa pesawat pembom Rusia melakukan serangan udara di Suriah akan dikawal oleh jet-jet tempur.

Inggris menyatakan bahwa militernya siap mendukung dalam posisi siaga di belakang mendukung Turki dalam serangan balas dendam oleh pasukan Putin. Presiden Barack Obama juga menjanjikan dukungan Amerika untuk Turki menyusul komunikasi via telepon dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan.

Dua pilot tempur Rusia ditembak mati oleh pemberontak Suriah setelah mereka keluar dari pesawat menggunakan kursi pelontar setelah pesawat tempurnya terbakar, seperti diklaim kemarin yang dilansir MailOnline.

Pilot ketiga tewas dalam upayanya menyelamatkan kedua rekannya ketika kelompok pemberontak lain menembak helikopter dengan rudal anti-tank.

Rekaman mengerikan memperlihatkan pilot tewas  berlumuran darah di tanah setelah pejuang anti-pemerintah mengerubunginya seraya meneriakkan 'Allahu Akbar' - bahasa Arab untuk 'Allah Maha Besar'.

Video lain menayangkan bagaimana para pilot Rusia ditembaki dengan senapan mesin setelah mereka keluar dari Sukhoi Su-24, yang telah ditembak jatuh oleh dua jet F-16 milik Turki karena melanggar wilayah udara negara Turki. Suara tembakan diselingi suara dari salah satu pemberontak yang terdengar menangis: 'Jangan ditembak, kita tangkap saja hidup-hidup sebagai sandera.'

Para pemberontak - etnis Turki yang didukung oleh Turki dan melawan diktator Bashar al-Assad, yang didukung oleh Rusia - mengatakan pilot tewas saat mereka menyelematkan dengan payung terjun di barat daya Suriah.

Tadi malam Rusia mengkonfirmasi hanya satu pilot tempurnya yang tewas dan awak pesawat tewas dalam misi penyelamatan. Video itu memperlihatkan pula aksi para pemberontak menembakkan rudal anti-tank di salah satu dari dua helikopter yang dikirim untuk menyelamatkan pilot.

Pasukan Divisi Pesisir Pembebasan Suriah yang dilatih AS menembak jatuh helikopter penyelamat Rusia di Gunung Turkmen. Sebuah video memperlihatkan seorang tentara berseragam militer menembakkan rudal, sebelum meneriakkan: 'Allahu Akbar.'

Helikopter, yang berada di hutan lebat, kemudian tampak terbakar pada video tersebut. Seorang juru bicara militer Rusia mengatakan itu adalah salah satu dari dua helikopter yang ambil bagian dalam operasi itu. Kru penyelamat yang dibawa ke pangkalan udara yang digunakan oleh Rusia di Suriah.

Kawasan dimana pesawat tempur Rusia mendarat dihuni oleh mayoritas warga Turkmen - warga Suriah tetapi etnis Turki - dan menjadi target dari serangan tentara pemerintah Suriah.

Rusia membantah pesawat itu berada di wilayah udara Turki, tetapi Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan fakta di lapangan berbeda.

Turki mengatakan pesawat Rusia memasuki wilayah udara selama 17 detik, meskipun telah berulang kali diperingatkan. Pesawat kemudian jatuh di Suriah, 2,5 mil dari perbatasan dengan Turki.

A 'MONSTROUS' new crisis has begun after Turkey shot down a Russian military plane, sparking fears of a war.

Vladimir Putin  has accused the Turks of a 'stab in the back', branding them 'accomplices of terrorists'.

Russia warned the incident – the first time a Nato country has downed a Russian military jet since 1953 – would have 'serious consequences'. And a leading Moscow military analyst said war was 'most likely'.

Putin has broken off any military contact with Turkey in the fight against ISIS and is deploying a warship, with an air defence system, to the Mediterranean Sea. The cruiser will destroy 'any targets representing a potential danger' to Russian forces in Syria.

Its defence ministry also said that Russian bombers carrying out airstrikes in Syria will now be escorted by jet fighters.

Britain has already declared that military back-up is on standby to support Turkey in any revenge attack by Putin's forces. President Barack Obama also pledged America's support for Turkey following a phone call with Turkish President Tayyip Erdogan.

Two Russian pilots were shot dead by Syrian rebels as they parachuted from their burning warplane, it was claimed yesterday.

A third was killed during a mission to rescue the pair as another rebel group shot a helicopter with an anti-tank missile.

Disturbing footage shows a dead pilot covered in blood on the ground as anti-government fighters gather chanting 'Allahu Akbar' – Arabic for 'God is great'.

Another video appeared to show forces shooting at the pilots with machine guns after they had ejected from the Sukhoi Su-24, which had been blasted by two Turkish F-16 jets for violating the country's airspace. Gunfire can be heard as one of the rebels cries: 'Don't shoot, let's capture them as hostages.'

The rebels – ethnic Turks backed by Turkey and fighting dictator Bashar al-Assad, who has been supported by Russia – said the pilots were killed as they parachuted over north-west Syria.

Last night Russia confirmed the death of only one of the pilots and the crew member killed during the rescue mission. Footage also emerged of rebels firing the anti-tank missile at one of the two helicopters sent to rescue the pilots.

The US-trained Free Syrian Army's First Coastal Division brought down the Russian rescue helicopter on Turkmen Mountain. A video showed a soldier dressed in military fatigues firing a missile, before saying: 'Allahu Akbar.'

The helicopter, in dense woodland, can then be seen burning in the background. A Russian military spokesman said it was one of two helicopters taking part in the operation. The rest of the crew was taken to the air base used by Russia in Syria.

The area where the Russian warplane went down is mainly populated by Turkmen – Syrian citizens but ethnic Turks – and is the focus of a Syrian government offensive.

Russia denied the plane had been inside Turkish airspace, but Nato secretary-general Jens Stoltenberg said an assessment showed it had.

Turkey said the plane entered its airspace for 17 seconds, despite repeated warnings. It crashed in Syria, 2.5 miles from the border.