Tertidur di Rapat, Menhan Korea Utara Dieksekusi Mati dengan Senjata Artileri Udara

Kim Jong-Un Executes His Defence Minister with an Anti-aircraft Gun after Falling Asleep in Meetings

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Tertidur di Rapat, Menhan Korea Utara Dieksekusi Mati dengan Senjata Artileri Udara
Hyon Yong-Chol, 66, Menteri Pertahanan Korea Utara yang ditembak mati dengan senjata artileri udara (Foto2: MailOnline)

MENTERI PERTAHANAN Korea Utara menjalani eksekusi tembak mati di depan umum dengan senjata anti-serangan udara lantaran kesalahan sepele tertidur di tengah rapat dan tidak dapat menjawab pertanyaan pemimpin Kim Jong-Un.

Hyon Yong-Chol, 66, yang diangkat sebagai kepala angkatan bersenjata Korea Utara pada 2012, ditembak mati di depan ratusan pejabat di sebuah kamp militer di ibukota Pyongyang pada 30 April lalu.

Ini bukan pertama kalinya senjata anti-pesawat ZPU-4  digunakan untuk eksekusi mati di Korea Utara, dengan citra satelit yang baru-baru ini dirilis menunjukkan sejumlah orang tak dikenal yang dibunuh dengan menggunakan metode brutal di kamp yang sama pada Oktober lalu.

Gambar-gambar itu menunjukkan target eksekusi mati berjarak 30 meter dari moncong senjata mesin, yang memiliki jangkauan tembak sejauh 7,9 km (26 ribu kaki).

Han Ki-Beom, wakil direktur Badan Intelijen Nasional Korea Selatan, mengatakan kepada sebuah komite parlemen bahwa ratusan pejabat menyaksikan eksekusi di Pyongyang pada 30 April, seperti dilansir MailOnline.

Dinas intelijen mengatakan kepada politisi Korea Selatan bahwa Hyon tewas oleh senjata anti-pesawat di Akademi Militer Kang Kon - metode ekeskusi dikutip dari berbagai laporan yang belum dikonfirmasi yang disediakan untuk para pejabat senior.

Hyon rupanya kepergok ketiduran pada pertemuan militer resmi dan dikabarkan juga telah berulang kali meminta maaf atas kekhilafannya pada Kim Jong-Un pada beberapa kesempatan.

Anggota parlemen Shin Kyoung-min, yang menghadiri rapat parlemen ketika berita eksekusi diumumkan, menyatakan kepada NIS bahwa berita itu layak dipercaya.

Hong Hyun-ik, kepala peneliti di Sejong Institute, sebuah think tank keamanan yang berbasis di Seoul, mengatakan kepada penyiar lokal YTN bahwa jenazah sulit dikenali akibat ditembak dengan senjata artileri.

"Karena beberapa senjata terikat bersama-sama, akibatnya jenazah sulit dikenali setelah ditembak. Ini benar-benar mengerikan. Apa yang mereka lakukan akan melepas semua daging di tubuh manusia, itulah akibatnya dan tidak bisa dibayangkan kekejaman dari eksekusi tersebut."

NORTH KOREA'S defence minister has been publicly executed with an anti-aircraft gun for falling asleep during military meetings and answering back to leader Kim Jong-Un.

Hyon Yong-Chol, 66, who was named head of North Korea's military in 2012, was killed in front of hundreds of bloodthirsty officials at a military camp in the capital Pyongyang on April 30.

It is not the first time a ZPU-4 anti-aircraft gun has been used for executions in North Korea, with recently released satellite images showing a number of unidentified people being killed using the brutal method at the same camp last October.

Those images showed the targets just 100 feet from the guns, which have a range of 26,000 feet.

Han Ki-Beom, deputy director of South Korea's National Intelligence Agency, told a parliamentary committee that hundreds of officials watched the execution in Pyongyang on April 30.

The intelligence service told politicians that Hyon was killed by an anti-aircraft gun at Kang Kon Military Academy - a method cited in various unconfirmed reports as being reserved for senior officials who the leadership wishes to make examples of.

Hyon was apparently caught falling asleep during formal military events and is said to have also spoken back to Kim Jong-Un on several occasions.

Lawmaker Shin Kyoung-min, who attended the parliamentary briefing during which news of the execution was announced, said the NIS believed it to be true.

Hong Hyun-ik, chief researcher at the Sejong Institute, a security think tank based in Seoul, told local broadcaster YTN that the anti-artillery gun used would have left the body utterly unrecognizable.

'Because there are several guns bound together, it would be hard to find the body after firing it once. It's really gruesome. What they did would have ripped all his flesh off, done in the manner of 'let's see what sort of punishment this is.'