Kopilot Pembunuh Sesumbar Ingin Namanya Dikenang Sepanjang Masa

Killer Pilot`s Ex-lover Says Se Shared Chilling Prophecy Before Alps Crash

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Kopilot Pembunuh Sesumbar Ingin Namanya Dikenang Sepanjang Masa
Andreas Lubitz semasa hidupnya saat mengikuti lomba lari (kiri) dan upaya pencarian jenazah korban kecelakaan Germanwings di Pegunungan Alpen (Foto2: MailOnline)

PILOT PEMBUNUH Andreas Lubitz pernah mengatakan kepada mantan kekasihnya bahwa dia merencanakan tindakan keji sehingga namanya akan dikenang selamanya, kabar mengejutkan tersebut baru saja terungkap.

Lubitz adalah sosok yang aneh, pria ini bisa disebut sebagai karakter yang pandai menyembunyikan keinginan jahat dan akan menjadi mimpi buruk ketika berteriak 'kita akan jatuh', kata mantan kekasihnya.

Pramugari Germanwings usia 26 tahun, yang hanya disebut sebagai Maria W, mengungkapkan kepada surat kabar Jerman tentang Lubitz sebagai sosok mengerikan telah mengungkapkan hal itu kepadanya tahun lalu: 'Suatu hari saya akan melakukan sesuatu yang akan mengubah seluruh sistem, dan kemudian semua orang akan tahu siapa saya dan mengingat selamanya. "

Ketika ia mendengar tentang kecelakaan yang menimpa pesawat Germanwings 4U9525 pada Selasa, ia langsung teringat pada ancaman Lubitz tersebut. "Saya tidak pernah mengerti apa yang dia maksud, tapi ucapannya tersebut kini saya mengerti maksudnya," katanya kepada surat kabar Jerman, Bild seperti dilansir MailOnline.

Maria mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa ia bertemu Lubitz ketika keduanya terbang bersama-sama di kawasan Eropa dan mengaku menjalin hubungan selama lima bulan tahun lalu, dan beberapa kali kencan.

Dia mengatakan Lubitz adalah pria yang 'baik dan berpikiran terbuka' namun dia mengklaim ada perbedaan antara ego pribadi dan sikap profesional, dia menjadi 'lembut' dan membutuhkan cinta ketika keduanya berkencan, tetapi menjadi 'orang lain' ketika mereka berbicara tentang pekerjaan.

Dia menambahkan ke Bild: "Kami berbicara banyak tentang pekerjaan dan kemudian ia menjadi orang lain. Ia menjadi gelisah tentang keadaan di mana ia harus bekerja, gaji yang kecil, cemas terhadap kontrak kerjanya dan terlalu banyak tekanan. "

Masalah pribadi dan perilaku tak menentu menjadi begitu parah sehingga sang pramugari ini memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka setelah khawatir pada sikapnya yang tidak stabil.

"Ketika kami sedang ngobrol dia tiba-tiba marah-marah dan berteriak pada saya," katanya. "Saya takut. Ia bahkan pernah mengunci saya di kamar mandi cukup lama."

Meskipun telah berpisah dari Lubitz, Maria mengatakan percakapan sebelumnya dengan dia tiba-tiba 'masuk akal' ketika dia mendengar tentang kecelakaan itu.

Dia bilang: "Ketika saya mendengar tentang kecelakaan itu, saya langsung mengaitkan rekaman di kotak hitam dengan apa yang pernah dia katakan," Suatu hari saya akan melakukan sesuatu yang akan mengubah sistem dan semua orang akan tahu nama saya dan ingat saya."

"Saya tidak tahu apa yang maksudnya pada saat itu, tapi sekarang sudah jelas."

Polisi ingin mewawancarai pramugari secara rinci tentang kondisi psikis kopilot, serta pacar barunya yang dikabarkan tinggal bersamanya di sebuah flat mewah di pinggiran Dusseldorf. Satu laporan mengklaim mereka menjalin hubungan cinta 'putus sambung' selama tujuh tahun dan berencana untuk menikah tahun depan.

KILLER PILOT Andreas Lubitz told an ex-lover he was planning an act so heinous his name would be remembered for ever, it was sensationally claimed last night.

Lubitz was a tormented, erratic man who was a master of hiding his darkest thoughts and would wake up from nightmares screaming ‘we’re going down’, the former partner said.

The 26-year-old Germanwings stewardess, known only as Maria W, revealed to a German newspaper how Lubitz ominously told her last year: ‘One day I will do something that will change the whole system, and then all will know my name and remember it.’

When she heard about the crash of Germanwings Flight 4U9525 on Tuesday, she remembered Lubitz’s menacing prophecy. ‘I never knew what he meant, but now it makes sense,’ she told Bild.

Maria told the newspaper that she met Lubitz when the pair flew together across Europe and said they dated for five months last year, spending 'several nights' in hotels.

She said he was a 'nice and open-minded' man but claimed there was a difference between his professional and his private ego, with him being 'soft' and needing love when the couple were alone but becoming 'someone else' when they talked about work.

She added to Bild: 'We spoke a lot about work and then he became another person. He became agitated about the circumstances in which he had to work, too little money, anxiety about his contract and too much pressure.'

His personal problems and erratic behaviour became so severe that the flight attendant decided to call the relationship off after fearing his increasingly volatile temper.

'During conversations he'd suddenly throw a tantrum and scream at me,' she said. 'I was afraid. He even once locked me in the bathroom for a long time.'

Despite parting from Lubitz, Maria said previous conversations with him suddenly 'made sense' when she heard about the crash.

She said: ‘When I heard about the crash, there was just a tape playing in my head of what he said, “One day I will do something that will change the system and everyone will then know my name and remember me”.

‘I did not know what he meant by that at the time, but now it’s clear.’

Police will want to interview the air stewardess in detail about the pilot’s state of mind, as well as his most recent girlfriend who he is said to have lived with in a smart flat on the outskirts of Dusseldorf. One report claimed they had been together on and off for seven years and were engaged and planned to marry next year.