Lebih Dua Juta Jemaah Tiba di Mekkah untuk Ibadah Haji
More than Two Million Worshippers Arrive in Mecca for Hajj Pilgrimage
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
DI TENGAH panas yang menyengat, ini adalah peristiwa penting di Masjidil Haram di Mekkah hari ini ketika jutaan peziarah tiba untuk melaksanakan ibadah haji - sebuah perjalanan religius yang terpenting para penganut agama Islam.
Masjid dan Ka´bah, titik fokus umat Islam di seluruh dunia, dipadati para calon haji yang mengenakan pakaian ihram (tanpa jahitan) sebagai pakaian wajib selama melaksanakan ibadah haji.
Hampir dua juta orang sejauh ini tiba di Arab Saudi untuk melaksanakan ritual haji, yang mencapai puncaknya pada hari Senin, seperti dilansir Mail Online.
Dan dengan suhu panas menyengat 36 derajat Celcius, banyak para peziarah yang berteduh di balik bangunan mesjid.
Ibadah haji wajib dilakukan setidaknya sekali dalam seumur hidup mereka oleh semua umat Islam yang mampu, sehat secara fisik untuk melakukan perjalanan yang sulit - ibadah yang berlaku sama untuk penganut Sunni dan Syiah di tengah ketegangan antara sekte utama Islam.
Pergolakan di Mesir
Pemerintah Arab Saudi telah meminta para calon haji untuk mengabaikan politik selama berhaji, tapi di tengah pergolakan politik di Mesir, beberapa warga Muslim mengabaikan anjuran tersebut.
"Apa yang terjadi di Mesir saat ini adalah kemunduran. Tentara membunuh warga Muslim tak berdosa dengan darah dingin setiap hari," kata Zaghloul Hassanien, pemilik sebuah perusahaan produk minyak di kota Mansoura dekat Delta Nil, ketika ia berdiri di supermarket dekat Masjidil Haram.
Menyadari potensi ketegangan politik menyala menjadi kekerasan pada masa pergolakan di Timur Tengah, Menteri Dalam Negeri Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Nayef meminta para calon haji untuk meninggalkan perselisihan di negeri asal mereka.
Dia mengatakan kerajaan telah mengerahkan 95,000 anggota pasukan keamanan untuk menjaga ketertiban.
Muslim Sunni di Arab Saudi tidak hanya menjadi penyelenggara haji tetapi juga semakin terlibat dalam konflik di seluruh wilayah
Kerajaan ini terlibat dalam konflik yang meningkat dengan Syiah Iran, dengan masing-masing pihak menuduh yang lain mendukung perang sipil berdarah di Suriah.
Saudio juga telah memberi Mesir bantuan miliaran dolar untuk membantu menopang perekonomian dan mendukung jenderal yang pada bulan Juli menggulingkan pemerintah yang dipimpin oleh Mohamed Mursi, seorang anggota gerakan Islam Sunni Ikhwanul Muslimin.
Para pemimpin Arab melihat organisasi di Mesir tersebut sebagai ancaman langsung terhadap dinasti pemerintahan mereka.
Aksi demonstrasi oleh pendukung Ikhwanul Muslimin di Mesir diantisipasi dengan tindakan represif oleh pasukan pemerintah, berkumpul bersama para jemaah haji dari negara Arab yang paling padat penduduknya, tetapi mereka mengatakan tidak berencana untuk menimbulkan kerusuhan.
Seorang wanita Mesir yang terselubung gamis, jilbab dan cadar mengatakan haji bukanlah tempat untuk politik, tetapi, mengutip ratusan anggota Ikhwanul yang tewas dalam aksi protes, ia menambahkan bahwa ia akan berdoa untuk pembalasan Tuhan bagi pemimpin militer Mesir, Jenderal Abdel Fattah al-Sisi.
"Sebelum pergi haji, kami sepakat untuk tidak berbicara tentang politik untuk menghindari masalah di negeri ini," kata Mohammed Ramadhan, 63, seorang pensiunan pegawai pemerintah dari kota Mediterania Mesir, Iskandariyah.
Di mata jemaah haji asal Mesir lainnya, Sisi merupakan tokoh yang akan mengembalikan stabilitas negara.
"Dalam setiap doa saya meminta Tuhan memberkati Sisi, Tuhan memberinya kekuatan untuk melindungi kita dari orang-orang yang mengaku taat beragama dan yang tidak memiliki hubungan dengan Islam," kata Mohammed Mahmoud Ahmed, seorang peziarah berusia 36-tahun dari Aswan.
Tapi kebanyakan orang Mesir mengaku pergi haji ke kota suci untuk berdoa agar tercipta perdamaian di Mesir.
´Mesir tidak pernah seperti ini: Sekarang dalam keluarga Anda memiliki satu saudara yang mendukung Mursi dan lain yang mendukung tentara dan mereka saling bunuh karena perbedaan ini," kata Mosaad Moahmed Hamed, seorang peziarah usia 28-tahun dari Mansoura.
"Saya berdoa kepada Tuhan di hari-hari suci bahwa Mesir akan bersatu lagi. Kami bosan mendengar tentang orang-orang yang dibunuh setiap hari," katanya.
IN THE searing heat, this was the scene at the Grand Mosque in Mecca today as millions of pilgrims arrived for the annual hajj - a religious journey that is viewed as one of the Muslim faith´s greatest acts of worship.
The mosque, the focal point of Islam, was teeming with visitors wearing the simple white folds of cloth prescribed for hajj.
Almost two million people have so far arrived at the site in Saudi Arabia for the rites, which reach a peak on Monday.
And with temperatures hitting 36c (97f), many congregated in the cooler shadow of the building´s minarets.
Haj must be performed at least once in their lifetime by all Muslims capable of making the expensive, difficult journey - a duty that applies equally to Sunni and Shi´ite Muslims at a time of tension between Islam´s main sects.
Chaos in Egypt
Saudi Arabian authorities have asked pilgrims to put politics aside during the annual hajj, but amid bitter divisions in Egypt, some Islamists refuse to keep quiet.
´What´s happening in Egypt now is a disgrace. The army is killing innocent Muslims in cold blood every day,´ said Zaghloul Hassanien, the owner of an oil products company in the Nile Delta town of Mansoura, as he stood in a supermarket near the Grand Mosque.
Keenly aware of the potential for political tensions to flare into violence at a time of upheaval across the Middle East, the Saudi Interior Minister Prince Mohammed bin Nayef asked pilgrims to leave disputes at home.
He said the kingdom had drafted 95,000 members of the security forces to maintain order.
Sunni Muslim Saudi Arabia not only hosts the pilgrimage but is also increasingly involved in the conflicts across the region
The kingdom is embroiled in a region-wide contest for influence with Shi´ite Iran, with each side accusing the other of backing Syria´s bloody civil war.
It has also given Egypt billions of dollars to help prop up the economy and support the generals who in July ousted a government led by Mohamed Mursi, a member of the Sunni Islamist movement the Muslim Brotherhood.
Saudi leaders see the organisation as a direct threat to their dynastic rule.
As demonstrations by Brotherhood supporters in Egypt are met by a crackdown by government forces, feelings are running high among pilgrims from the most populous Arab nation but they say they do not plan to cause unrest.
One fully veiled Egyptian woman said hajj was not a place for politics but, citing the hundreds of Brotherhood members killed in protests, she added that she would pray for God´s vengeance to strike army chief General Abdel Fattah al-Sisi.
´Before coming to haj, we agreed not to talk about politics to avoid any problems in this country,´ said Mohammed Ramadan, 63, a retired government employee from the Egyptian Mediterranean city of Alexandria.
For other Egyptian pilgrims, Sisi represents a chance to restore the country´s stability.
´In every prayer I say God bless Sisi, God give him the strength to protect us against these people that claim to be religious and who have no connection with Islam,´ said Mohammed Mahmoud Ahmed, a 36-year-old pilgrim from Aswan.
But most Egyptians making their way into the holy city said their most fervent prayers were for peace.
´Egypt was never like this: Now within a family you have one brother that supports Mursi and another that supports the army and they kill each other over these differences,´ said Mosaad Moahmed Hamed, a 28-year-old pilgrim from Mansoura.
´I am praying to God in these holy days that Egypt will be united again. We are tired of hearing about people being killed every day,´ he said.