Pasukan Wanita Kurdi Perangi ISIS Pantang Tanpa `Makeup`

Defiant Kurdish Soldier Girls Refuse to Go without Makeup

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Pasukan Wanita Kurdi Perangi ISIS Pantang Tanpa `Makeup`
´ISIS takut terhadap pejuang perempuan Peshmerga karena mereka percaya jika dibunuh oleh wanita, mereka tidak akan masuk surga´ kata Letkol Lane (Foto2: MailOnline)

DALAM mendukung perlawanan terhadap tentara Negara Islam (ISIS), lipstik mungkin bukanlah senjata mematikan di medan tempur. Namun bagi prajurit wanita dari pasukan Kurdi Irak maka makeup menjadi penting - karena mereka ingin tetap cantik kalau mereka tewas di medan tempur.

Saat ini mereka menjalani pelatihan militer dengan tentara Inggris, mereka disebut sebagai pejuang Peshmerga yang mempertahankan kota penting Mosul Dam dari serbuan ISIS.

Salah satu dari mereka, Ahd Mohemed, yang sejak pagi merias wajah mulai dari alis, memakai maskara, mengoleskan lipstik di bibir dan merias kukunya sebelum mengenakan seragam tempur dan menyandang senapan mesin AK-47.

"Saya selalu mengenakan lipstik sebelum saya menuju garis depan," kata wanita 36 tahun. "Ketika bertempur kami ingin tetap terlihat cantik. Kalau saya tewas, saya ingin tetap terlihat cantik."

Nona Mohemed, yang menangguhkan cita-citanya meraih gelar sarjana hukum tahun lalu untuk turut bertempur memerangi teroris, menambahkan: "Saya belum membunuh siapa pun. Insya Allah, lain waktu bisa menembak mati lawan."

"Tentunya mengerikan berjuang melawan Daesh (julukan mereka untuk ISIS). Mereka sangat berbahaya. Kami ingin membunuh mereka karena mereka ingin membunuh kami tapi kami lebih suka tidak harus bertempur dengan siapa pun."

Para prajurit dari Batalyon 1, The Rifles, memberikan tiga minggu kursus infanteri dasar untuk batalion perempuan dekat garis depan di Erbil, Irak utara. Sejauh ini lebih dari 100 orang dinyatakan lulus pelatihan militer singkat, seperti dilansir MailOnline.

Letnan Kolonel Oz Lane, komandan unit pelatihan UK 80-strong mengatakan: "Apa yang dilakukan perempuan Peshmerga benar-benar membanggakan atas keterampilan tempur dan semangat juang mereka. Semua ini menunjukkan tentang siapa mereka dalam hal kemampuan operasional di medan perang, selain mampu untuk bertempur memerangi Daesh."

"Setelah mengidentifikasi tiga kompi, kami mulai pelatihan satu keterampilan infanteri dasar dan dalam paket itu, aturan konflik bersenjata, perlindungan warga sipil dan mencegah kekerasan seksual."

Menteri Pertahanan Michael Fallon mengatakan: 'pejuang perempuan Peshmerga yang berani akan semakin memastikan bahwa ISIS dapat diusir keluar dari Irak dan kami harus terus mendukung mereka."

Wanita Peshmerga terkenal karena keberanian mereka dan kaum remaja wanitanya tidak takut untuk bergabung dalam pasukan tempur. Susan Mohammed Rashid, 16, yang tinggal di sebuah kamp pengungsi untuk Kurdi Suriah di luar Erbil, mengatakan: "Kalau saya berusia 18 tahun saya ingin bergabung dengan Peshmerga. Saya sangat kuat dan saya terus berlatih di waktu luang untuk bersiap-siap bertempur."

Pamannya dibunuh pada April tahun lalu oleh pasukan ISIS di tengah pertempuran dekat Mosul.

Di di Mosul Dam ada 20 wanita, berusia antara 18 dan 40.

Letnan Kolonel Jamil Zerv, yang merupakan salah satu dari dua perwira di unit tersebut, mengatakan: 'Daesh adalah musuh yang kuat sehingga setiap orang harus melawan mereka. Perempuan, laki-laki dan semua usia. Ketika Daesh mendengar nama Peshmerga, mereka takut. "

Menurut pemandu lokal, Omar Hussein, perempuan memiliki keuntungan besar di medan perang: 'Daesh takut terhadap para pejuang perempuan Peshmerga karena mereka percaya jika mereka dibunuh oleh wanita, mereka tidak akan masuk surga' kata Letkol Lane, yang mengerahkan pasukan pria untuk melakukan pelatihan di dekat garis depan karena milisi Kurdi tidak mampu menyimpang terlalu jauh dari zona tempur.

IN THE FIGHT against the fanatics of Islamic State, lipstick might seem an unlikely weapon. But for the woman warriors of Iraqi Kurdistan makeup is essential – if they die they want to look beautiful.

Currently in training with British soldiers, the peshmerga fighters are defending the crucial Mosul Dam from the IS hordes.

One of them, Ahd Mohemed, starts her morning by drawing on her eyebrows, putting on mascara, applying lipstick and painting her nails before grabbing her combat fatigues and AK-47.

‘I always put on lipstick before I go on the frontline,’ said the 36-year-old. ‘When we fight we want to look pretty. If I die, I want to die looking pretty.’

Miss Mohemed, who suspended her law degree a year ago to fight the terrorists, added: ‘I have not killed anyone yet. God willing, the next time sure.

‘It is scary fighting Daesh (IS) of course. They are very dangerous. We want to kill them because they want to kill us but we would rather not have to fight with anyone.’

Soldiers from 1st Battalion, The Rifles, are giving three-week basic infantry courses to the women’s battalion near the frontline in Erbil, northern Iraq. So far more than 100 have graduated.

Lieutenant Colonel Oz Lane, the commander of the 80-strong UK training unit, said: ‘What the female peshmerga are really proud of is their war fighting skills. Now it is about showing them what they can bring in terms of operational capability on the battlefield, in addition to just being really good at fighting Daesh.

‘Having identified three companies, we started training one on basic infantry skills and within that package, the law of armed conflict, the protection of civilians and preventing sexual violence.’

Defence Secretary Michael Fallon said: ‘These brave female peshmerga fighters will help ensure that Daesh are kicked out of Iraq for good and we must keep supporting them.’

The female peshmerga are noted for their bravery and teenagers are desperate to join the fight. Susan Mohammed Rashid, 16, who lives in a refugee camp for Syrian Kurds just outside Erbil, said: ‘When I am 18 I want to join the peshmerga. I am very strong and I do weights in my spare time to get ready.’

Her uncle was killed in April last year by Islamic State amid fighting near Mosul.

At the base in Mosul Dam there are 20 women, between the ages of 18 and 40.

Lieutenant Colonel Jamil Zerv, who is one of two just men in the unit, said: ‘Daesh is a strong enemy so everyone has to fight them. Women, men and all ages. When Daesh hear the peshmerga name, they are afraid.’

According to a local guide, Omar Hussein, the women have a major advantage on the battlefield: ‘Daesh are frightened of the female peshmerga fighters because they believe if they are killed by them they will not go to paradise.’ Lt Col Lane said his men were conducting training near the frontline because the Kurdish militias could not afford to stray too far from the combat zone.