Gempa Bumi Nepal Tewaskan 2.200 Orang di Empat Negara

At Least 2,200 People Across Four Countries have Died in the Nepal Earthquake

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Gempa Bumi Nepal Tewaskan 2.200 Orang di Empat Negara
Korban gempa bumi Nepal tengah ditolong oleh relawan di Kathmandu (Foto: MailOnline)

GEMPA BUMI di Nepal menewaskan sedikitnya 2.200 orang yang disebut sebagai 'mimpi buruk yang menjadi kenyataan,' kata para pakar bencana pada Sabtu malam.

Baru sepekan yang lalu, 50 pakar gempa bumi dari seluruh dunia bertemu di Kathmandu, ibukota Nepal untuk mendiskusikan bagaimana negara tersebut mampu mengatasi bencana alam tersebut.

Berada di lempeng tumbukan lempeng tektonik, Nepal berada di bawah ancaman bencana alam gempa bumi.

Namun para pakar mengklaim infrastruktur buruk dan standar bangunan yang buruk serta tak adanya peralatan pemantau bencana membuat Nepal sangat rentan terhadap gempa bumi.

Pada Minggu pagi korban tewas meningkat ke 2.200 di empat negara, dan ratusan warga lainnya masih dinyatakan hilang.

Terkait pertemuan ilmiah diadakan di ibukota Nepal, salah satu pakar mengatakan dampak kehancuran akibat gempa bumi bagaikan 'kecelakaan yang diharapkan terjadi.'

'Secara fisik dan geologis yang terjadi adalah apa yang kami pikir akan terjadi," kata pakar seismologi James Jackson, kepala departemen ilmu bumi di Universitas Cambridge, seperti dilansir MailOnline.

'Saya sedang berjalan melalui daerah rawan gempa dan saya pikir pada saat itu bahwa bencana gempa bumi hanya tinggal menunggu waktu, "kata Mr Jackson, pakar yang memimpin kelompok Earthquake Without Frontiers, sebuah kelompok yang mencoba membantu kota-kota di Asia menghadapi bencana alam.

Gempa bumi berkekuatan sama dapat memiliki efek yang lebih besar pada bagian yang berbeda di belahan dunia lain karena konstruksi bangunan dan kepadatan penduduk.

Sebuah gempa berkekuatan 7,8 skala Richter dapat membunuh 10 sampai 30 per satu juta penduduk di California, tetapi menewaskan sedikitnya 1.900 di Nepal, dan bisa membunuh hingga 10.000 di bagian negara Pakistan, India, Iran dan China, kata David Wald, pakar seismolog dari US Geological Survey.

Ini adalah gempa signifikan kelima yang terjadi di Nepal dalam 205 tahun terakhir, termasuk gempa terbesar pada 1934 yang meratakan kota.

"Mereka tahu mereka punya masalah itu begitu besar tapi mereka tidak tahu dimana memulainya, dan bagaimana memulainya," kata Hari Ghi, koordinator wilayah selatan timur Asia untuk Geohazard International, sebuah kelompok yang menghitung risiko gempa di seluruh dunia.

Nepal telah membuat kemajuan dalam mengurangi kerentanan terhadap gempa bumi, tetapi tidak cepat atau cukup besar.

Kelompok Mr Ghi ini, pada 12 April, memperbarui laporan terakhir 1990 yang meringkas risiko Lembah Kathmandu.

'Dengan tingkat pertumbuhan penduduk tahunan 6,5 persen dan salah satu kota dengan kepadatan tertinggi di dunia, 1,5 juta orang yang tinggal di Lembah Kathmandu jelas menghadapi risiko gempa yang serius dan meningkat," kata laporan itu.

Ibukota Nepal Kathmandu - dengan populasi lebih dari satu juta penduduk - adalah salah satu kawasan terdampak yang paling parah di Nepal, dengan pusat gempa hanya 50 mil di utara kota.

THE NEPAL earthquake that has killed at least 2,200 people was a 'nightmare waiting to happen', disaster experts said last night.

Just a week ago, 50 earthquake scientists from country the world met in the capital Kathmandu to discuss how the area would cope with such disaster.

Resting on colliding tectonic plates, Nepal is under constant threat of earthquake of natural disaster.

But experts claim its shoddy infrastructure and poor building standards make the country much less equipped to deal with the aftermath of major incidents.   

On Sunday morning the death toll had crept up to 2,200 people across four countries, with hundreds still missing.

Speaking of the Nepalese capital where the scientific meeting was held, one expert said it the devastation was 'an accident waiting to happen'. 

'Physically and geologically what happened is exactly what we thought would happen,' said seismologist James Jackson, head of the earth sciences department at the Cambridge University.

'I was walking through that very area where that earthquake was and I thought at the very time that the area was heading for trouble,' said Mr Jackson, lead scientist for Earthquakes Without Frontiers, a group that tries to help Asian cities prepare for disasters.

Earthquakes of similar magnitude can have bigger effects on different parts of the globe because of the manner of building construction and population density.

A 7.8 magnitude earthquake could kill 10 to 30 per one million residents in California, but has killed at least 1,900 in Nepal, and could kill up to 10,000 in parts of Pakistan, India, Iran and China, said U.S. Geological Survey seismologist David Wald.

This is the fifth significant earthquake in Nepal in the last 205 years, including a massive one in 1934 that levelled the city.

'They knew they had a problem but it was so large they didn't where to start, how to start,' said Hari Ghi, south east Asia regional coordinator for Geohazards International, a group that calculates worldwide quake risks.

Nepal was making progress on reducing its vulnerability to earthquakes, but not quickly or big enough.

Mr Ghi's group, on April 12, updated a late 1990s report summarising the Kathmandu Valley risks.

'With an annual population growth rate of 6.5 per cent and one of the highest urban densities in the world, the 1.5 million people living in the Kathmandu Valley were clearly facing a serious and growing earthquake risk,' the report said, laying out 'the problem' the valley faces.

Nepal’s capital Kathmandu – with a population of over one million – was one of the worst-hit areas in Nepal, with the quake’s epicentre just 50 miles north of the city.