Abu Sayyaf Sergap Militer Filipina, 18 Tentara Tewas

Islamic Militants Kill 18 Philippine Soldiers in Worst Clashes This Year

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Abu Sayyaf Sergap Militer Filipina, 18 Tentara Tewas
Juru bicara militer mengatakan unit yang terlibat dalam pertempuran merupakan bagian dari pasukan militer yang sedang dalam perjalanan untuk menyerang sebuah tempat persembunyian Abu Sayyaf ketika mereka diserang (Foto: MailOnline)

SERANGAN militer Filipina terhadap kelompok militan Abu Sayyaf setelah serangkaian penculikan mengakibatkan 18 tentara dan lima anggota militan tewas dalam konflik bersenjata di selatan bermasalah selatan tahun ini, kata pihak berwenang, Minggu.

Bentrokan pada Sabtu di pulau Basilan yang dilanda perselisihan terjadi setelah tenggat waktu tebusan 8 April yang ditetapkan oleh Abu Sayyaf, yang mengancam akan memenggal beberapa sandera asing mereka.

Setidaknya empat tentara dipenggal dalam pertempuran, yang melibatkan sekitar seratus pemberontak Abu Sayyaf, kata juru bicara militer regional Mayor Filemon Tan.

Panglima militer Filipina Jenderal Hernando Iriberri, yang terbang ke pangkalan militer wilayah selatan di kota Zamboanga, 44 kilometer dari lokasi pertempuran, mengatakan bahwa pertempuran berlangsung hampir 10 jam.

"Seluruh angkatan bersenjata menyatakan berduka," katanya kepada wartawan.

Dia mengatakan seorang warga Maroko turut tewas di antara kelompok militan tewas dalam bentrokan tersebut, yang identifikasi sebagai Mohammad Khattab, seorang instruktur dalam perakitan bahan peledak serta "pengkhotbah jihad Islam".

"Dia ingin menyatukan, mengatur semua penculikan untuk mendapatkan uang tebusan dari kelompok yang berafiliasi dengan organisasi teroris internasional," kata jenderal itu.

Dia belum mengidentifikasi kelompok internasional yang terkait dengan warga Maroko.

Iriberri mengatakan bahwa operasi akan terus dilanjutkan, seraya menambahkan bahwa "bahkan saat kita bicara, ada sebuah pertemuan yang terjadi di tempat yang sama".

Juru bicara militer Kolonel Noel Detoyato kepada televisi GMA di Manila mengatakan bahwa "sesuai perintah ..... ada jeda dalam operasi militer kami sehingga kami berharap dalam beberapa hari ke depan, akan terjadi lebih banyak pertemuan."

Juru bicara militer mengatakan unit yang terlibat dalam pertempuran merupakan bagian dari pasukan militer yang sedang dalam perjalanan untuk menyerang sebuah tempat persembunyian Abu Sayyaf ketika mereka diserang.

"Kelompok kami sedang bergerak untuk menyerang mereka. Dalam perjalanan, mereka disergap," kata Kolonel Benedict Manquiquis kepada stasiun radio DZRH seperti dikutip AFP yang dilansir MailOnline.

"Musuh kami berada di ketinggian sehingga tentara terkepung dan kesulitan mencari perlindungan dari serangan musuh, mereka kemungkinan besar terkena senjata berat dan bahan peledak rakitan milik anggota kelompok Abu Sayyaf."

Mayor Tan mengatakan bahwa 53 tentara dan sekitar 20 anggota Abu Sayyaf juga telah terluka dalam konflik bersenjata tersebut.

A PHILIPPINE offensive against the extremist Abu Sayyaf group after a spate of kidnappings has left 18 soldiers and five fighters dead in the worst violence in the troubled south this year, authorities said Sunday.

Saturday's clashes on the strife-torn island of Basilan came after an April 8 ransom deadline set by Abu Sayyaf, who had threatened to behead some of their foreign hostages.

At least four soldiers were beheaded in the fighting, which involved about a hundred Abu Sayyaf rebels, regional military spokesman Major Filemon Tan said.

Military chief General Hernando Iriberri, who flew to the southern command base in Zamboanga city, 44 kilometres (27 miles) from the violence, said the fighting lasted almost 10 hours.

"The whole armed forces is grieving," he told reporters.

He said a Moroccan national who was with the gunmen was killed in the clashes, identifying him as Mohammad Khattab, an instructor in making improvised explosive devices as well as an "Islamic jihadist preacher".

"He wanted to unify, organise all kidnap-for-ransom groups to be affiliated with an international terrorist organisation," the general said.

He would not identify the international group the Moroccan was allegedly working for.

Iriberri said operations were continuing, adding that "even as we speak, there is an encounter going on in the same place".

Military spokesman Colonel Noel Detoyato told GMA television in Manila that "our standing order... is no let-up in our combat operations so we expect in the next few days, there will be many more encounters".

The military spokesman for the unit involved in the battle said the soldiers were on their way to attack an Abu Sayyaf hideout when they were hit.

"Our group was heading to attack them. On the way, they were ambushed," Colonel Benedict Manquiquis told radio station DZRH.

"The enemy had the high ground so no matter where our soldiers fled to seek cover, they could still be hit by the heavy firepower and improvised explosive devices of the members of the Abu Sayyaf group."

Major Tan said that 53 soldiers and about 20 Abu Sayyaf had also been wounded in the violence.