PM Australia Ancam Indonesia Terkait Eksekusi Mati Chan, Sukumaran

Australia PM Warns Indonesia of Tough Response to Executions

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


PM Australia Ancam Indonesia Terkait Eksekusi Mati Chan, Sukumaran
Presiden RI Joko Widodo bersama PM Australia Tony Abbott di KTT G20 di Australia tahun lalu (Foto: MailOnline)

JUTAAN WARGA Australia menyatakan "muak" dengan eksekusi mati yang akan segera dilakukan terhadap dua warganya oleh Indonesia, Perdana Menteri Tony Abbott mengatakan pada Minggu, dalam pesan diplomatiknya.

Belum ditetapkan tanggal untuk eksekusi mati terhadap Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, namun pemerintah Indonesia memastikan bahwa tim kuasa hukum telah diundang untuk konsultasi dengan Kementerian Luar Negeri, Senin.

Chan, 31, dan Sukumaran, 33, akan menghadapi eksekusi mati oleh regu tembak dalam waktu dekat sebagai tokoh kunci yang disebut Bali Nine, sebutan untuk kelompok perdagangan narkoba dari Indonesia ke Australia.

Ketika semua harapan kian pupus, PM Abbott berupaya menekan Jakarta selama dua hari berturut-turut.

"Jutaan warga Australia merasa muak dengan apa yang mungkin akan terjadi di Indonesia," katanya kepada Channel Ten seperti dilansir MailOnline.

"Jika eksekusi mati tetap dilaksanakan, dan saya berharap hal itu tidak terjadi, kami pasti akan menemukan cara terbaik untuk keluar dari masalah ini."

Brazil dan Belanda memanggil duta besar mereka sebagai protes atas eksekusi warganya pada Januari. Abbott tidak menyebutkan bagaimana respon Canberra apabila eksekusi mati tetap dilaksanakan.

Menteri Luar Negeri Julie Bishop pekan lalu mengancam pemerintah Indonesia bahwa Australia akan memboikot Indonesia, termasuk ke Pulau Bali, destinasi wisata populer yang disukai warta Australia.

Abbott juga meningkatkan kritik terhadap Indonesia untuk mencoba menyelamatkan warga negaranya sendiri dari hukuman mati di negara-negara lain untuk perdagangan narkoba dan menolak permohonan dari Australia.

"Apa yang kami minta kepada Indonesia sama seperti diminta Indonesia kepada negara lain ketika warganya terancam hukuman mati," katanya.

"Jika hal itu dirasa tepat bagi Indonesia untuk meminta dan mengharapkan semacam grasi, tentu kami berhak bertanya dan mengharapkan semacam grasi."

Ada sekitar 360 warga orang Indonesia terancam hukuman mati di seluruh dunia, termasuk di Malaysia, Singapura, Cina dan Arab Saudi, seperti dilaporkan media Australia. Dari jumlah tersebut, 230 di antaranya terkait kasus narkoba.

Ketika lonceng kematian semakin dekat pada Chan dan Sukumaran, kejaksaan agung dari masing-masing negara bagian Australia dan wilayah lainnya telah mengirim surat bersama kepada pemerintah Indonesia yang meminta mereka terhindar dari eksekusi mati, seperti dilaporkan ABC.

Keluarga kedua terpidana mati juga mengajukan petisi yang didukung 150 ribu tanda tangan memohon pengampunan.

Chan dan Sukumaran, yang telah divonis hukuman mati sejak 2006, telah ditolak grasinya oleh Presiden RI Joko Widodo, yang menyatakan tidak akan mengampuni terpidana mati narkoba karena Indonesia saat ini masuk dalam situasi "darurat narkoba".

Joko Widodo menegaskan sikapnya terhadap hukuman mati dan baru-baru ini dilaksanakan terhadap enam penyelundup narkoba yang menjalani eksekusi mati.

MILLIONS OF AUSTRALIANS are "sickened" by the imminent execution of two of its citizens by Indonesia, Prime Minister Tony Abbott said on Sunday, warning of a tough diplomatic response.

No date has been set for the killing of Andrew Chan and Myuran Sukumaran, but Indonesia has said governments with citizens on death row have been invited to talks at the foreign ministry on Monday.

Chan, 31, and Sukumaran, 33, are facing execution by firing squad as early as this week as ring leaders of the so-called Bali Nine group trafficking heroin from Indonesia's island of Bali into Australia.

While all hope appears to be lost, Abbott put pressure on Jakarta for the second day in a row.

"Millions of Australians are feeling sickened by what might be about to happen in Indonesia," he told Channel Ten.

"If these executions go ahead, and I hope they don't, we will certainly be finding ways to make out displeasure felt."

Brazil and The Netherlands recalled their ambassadors in protest at executions of their citizens in January. Abbott has not said what Canberra's response would be.

Foreign Minister Julie Bishop last week warned Jakarta that Australians could boycott Indonesia, including the island of Bali, a popular holiday spot for its travellers.

Abbott also stepped up criticism of Indonesia for trying to save its own citizens on death row in other countries for drug trafficking while rejecting pleas from Australia.

"What we are asking of Indonesia is what Indonesia asks of other countries when its citizens are on death row," he said.

"If it's right for Indonesia to ask and expect some kind of clemency, it's surely right for us to ask and expect some kind of clemency."

There are 360 Indonesians on death row around the world, including in Malaysia, Singapore, China and Saudi Arabia, Australian media reported. Of that, 230 are on drug charges.

As time runs out for Chan and Sukumaran, attorneys-general from across each of Australia's states and territory have sent a joint letter to Indonesia's government asking they be spared, broadcaster ABC reported.

Their families are also due to be presented with a petition with more than 150,000 signatures urging clemency.

Chan and Sukumaran, who have been on death row since 2006, lost their appeals to President Joko Widodo, who has vowed a tough approach to ending what he has called Indonesia's "drug emergency".

Widodo has been a vocal supporter of capital punishment and recently executed six convicted drug smugglers.