JURU KAMERA yang ditembak mati kemarin saat brlangsungnya siaran langsung diduga merekam pembunuhnya ketika dipecat dari stasiun TV tempatnya bekerja dua tahun lalu, seperti yang terungkap sang pelaku juga mencoba untuk mengambil file pribadi dari kedua korbannya.

Adam Ward, 27, ditembak mati saat siaran langsung yang ditonton oleh 40.000 pemirsa pada WDBJ-TV kemarin di Moneta, Virginia, ketika reporter Alison Parker, 24, tengah mewawancarai Vicki Gardner yang juga ditembak, tapi selamat.

Pelaku pembunuhan Vester Flanagan pernah  bekerja di stasiun televisi yang sama hingga ia dipecat pada 2013, dan kini muncul rekaman saat Flanagan dipecat, termasuk ketika dikawal keluar dari gedung oleh polisi setelah menolak diusir dari kantor tempatnya bekerja.

Flanagan, yang menggunakan nama Bryce Williams ketika bekerja, dipecat oleh stasiun tivi tempatnya bekerja selama beberapa tahun akibat kinerja yang buruk di mana ia menjadi agresif terhadap sesama rekan sekerja dan 'selalu berusaha mengungkit soal perbedaan ras', seperti yang diklaimnya, seperti dilansir MailOnline.

Dalam manifesto setebal 23 halaman yang disampaikan kepada stasiun berita nasional, ia mengaku telah menghadapi diskriminasi rasial dan seksual sebagai pria gay berkulit hitam dan hanya soal waktu untuk melampiaskannya. Dia sebelumnya menggugat stasiun lain atas tuduhan diskriminasi ras, mengklaim bahwa produser memanggilnya 'monyet' pada 1999.

Kemarin Flanagan telah tweeted bahwa ia marah pada Ward setelah melaporkannya kepada Bagian SDM setelah keduanya bekerja bersama, tapi laporan terbaru menunjukkan motif lain dari pembunuhan tersebut.

Menurut Huffington Post, Flanagan melihat Ward membuat video, dan mengancamnya dengan kata-kata 'nanti saya robek ususmu' dan kemudian mematikan kamera.

Dokumen pengadilan yang ditemukan oleh situs berita mengungkapkan bahwa Flanagan adalah lulusan dari San Fransisco State dengan indeks prestasi kumulatif 3,7, dan bekerja pada 2012 sebagai 'asisten editorial/reporter berita umum' dengan gaji US$36.000 per tahun. Ia juga dikaitkan dengan Asosiasi Nasional Jurnalis Negro.

Namun, dokumen-dokumen lain menunjukkan ia dinilai tidak berprestasi oleh majikannya, dan setelah dipecat pada tahun berikutnya ia mencoba untuk menuntut perusahaan sebesar US$25.000, ia mengaku telah didiskriminasikan dan dilecehkan secara seksual sebagai pria gay.