ISIS Kembangkan Mesin Perang Manfaatkan Produk dari 51 Perusahaan di 20 Negara

A Crucial Component ISIS Made by 51 Companies Across 20 Countries

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


ISIS Kembangkan Mesin Perang Manfaatkan Produk dari 51 Perusahaan di 20 Negara
Foto2 & Data: MailOnline

SEBUAH laporan terbaru mengungkapkan bahwa komponen-komponen utama dari mesin perang Negara Islam Irak Suriah (ISIS) ternyata memanfaatkan produk-produk dari Amerika dan 19 negara lainnya.

Hasil investigasi Conflict Armament Research (CAR) berhasil memetakan perdagangan legal komponen persenjataan ISIS, yang mendapatkan secara legal aneka produk dari perusahaan terkemuka dunia dan distribusi regional. Perusahaan dimaksud kemudian melegonya ke distributor dan jaringan yang terkait ISIS untuk diselundupkan melintasi perbatasan Suriah dan Irak.

CAR menemukan bahwa 700 komponen yang dibuat oleh 51 perusahaan dari 20 negara di seluruh dunia telah dikembangkan ISIS untuk membuat bom rakitan.

Dari sekitar 700 item, seperti pasta aluminium dan pupuk kimia, yang dimaksudkan untuk keperluan rumah tangga atau pertanian berhasil diselundupkan lantaran kendurnya kontrol produk ekspor.

Dengan demikian, jalur pasokan mereka tidak diatur dan mudah disadap oleh teroris.

Detonator dan barang-barang lain yang lebih berbahaya digunakan di pertambangan lebih dikontrol ketat, dan hanya dapat diekspor di bawah lisensi.

Namun CAR menyimpulkan bahwa sistem perizinan tidak cukup untuk mencegah komponen mematikan jatuh ke tangan ISIS.

Mungkin unsur yang paling mengejutkan dari laporan tersebut adalah hubungan antara pabrik di Arizona dan mesin perang di jantung pertahanan ISIS.

Komponen yang dimaksud antara lain mikrokontroler dari Microchip Technologies, dari Glendale, Arizona, yang digunakan menjadi perangkat penting jaringan ISIS, seperti dilansir MailOnline.

A CRUCIAL component ISIS uses to control its roadside bombs is made by an American company, a new report reveals.

Conflict Armament Research (CAR) investigations mapped out the legal trade in component parts across the region, where companies have lawfully traded components with regional trade and distribution companies. The companies then sold them to smaller business and are the weakest link in allowing the goods to fall into ISIS hands and then be smuggled across the border to Syria and Iraq.

CAR found that 700 components made by 51 companies from 20 countries around the world had found their way into the terrorists' homemade bombs.

Of the 700 items many, such as aluminium paste and chemical fertiliser, are intended for domestic or agricultural use and not subject to rigorous export controls.

As such, their supply lines are unregulated and easily intercepted by terrorists.

Detonators and other more dangerous items used in mining are more tightly controlled, and can only be exported under licence.

But CAR concluded that the licensing system is not sufficient to prevent these deadly components falling into the hands of ISIS.

Perhaps the most surprising element of the report will be the link between a factory in Arizona and death in the ISIS heartland.

The probe found microcontrollers from Microchip Technologies, of Glendale, Arozina, being used in ISIS-linked devices.