Tragedi Mina Dituding Iran Akibat Arab Saudi `Inkompeten` Selenggarakan Haji

Iranian Protesters to Blame Saudi `incompetence` for Causing the Hajj Stampede which Killed 719 Pilgrims

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Tragedi Mina Dituding Iran Akibat Arab Saudi `Inkompeten` Selenggarakan Haji
Jenazah para korban yang terhimpit dan terinjak di Mina (kiri) seorang jemaah meratapi kematian kerabatnya (kanan atas) dan suasana di tempat pasca Tragedi Mina (kanan bawah) Foto2: MailOnline

RIBUAN pengunjuk rasa Iran turun ke jalan pada Jumat untuk mengecam 'ketidakmampuan' Arab Saudi dalam penanganan dari haji di mana lebih dari 719 orang tewas akibat berdesak-desakan dan terinjak-injak.

Kejadian mengerikan, yang juga mengakibatkan ratusan jemaah haji terluka, terjadi ketika dua gelombang jemaah berpapasan di persimpangan dekat tempat suci di Mina.

Menteri kesehatan Saudi Khaled al-Falih menuding para korban tewas dan terluka karena mereka tidak mengikuti instruksi, seraya menambahkan: 'Kecelakaan ini bisa dihindari. Namun, ini adalah kehendak Allah.'

Namun jemaah haji dan kelompok-kelompok Muslim mengritik keras pernyataan tersebut, menuduh para pejabat Saudi menutup dua jalan utama untuk memberi jalan bagi keluarga kerajaan menuju istana, seperti dilansir MailOnline.

Iran yang merupakan seteru di kawasan regional menyatakan kegusarannya atas kematian 131 warga Iran, para politisi di Teheran menuding pemerintahan di Riyadh 'tidak mampu' mengelola perjalanan haji.

Mohammed Jafari, konsultan Perjalanan Haji dan Umrah di Inggris, mengatakan: 'Berbicara kepada para jemaah haji di lokasi kejadian, mereka mengaku penyebab utama kecelakaan karena Raja dan pihak istana saat itu menerima pejabat termasuk menteri pertahanan dan anggota GCC (Dewan Kerjasama Teluk).

'Untuk alasan tersebut, mereka menutup dua pintu masuk ke tempat ('melontar jumroh') kejadian dan mereka menutup dua jalan ... yang mengakibatkan dua penyempitan jalan.

"Ini adalah kesalahan dari pemerintah Saudi karena setiap kali pangeran datang, mereka menutup jalan dan tidak berpikir tentang bencana yang bakal terjadi.'

Berbicara kepada Radio 4's Today Programme, dia menambahkan: "Saya marah karena dia (Falih) menyalahkan Tuhan. Dalam setiap bencana, Saudi mengatakan itu adalah kehendak Tuhan. Hal ini bukan kehendak Allah - itu adalah akibat kesalahan manusia.'

Ahmed Abu Bakr, warga Libya usia 45 tahun yang lolos dari himpitan dengan ibunya, juga menyalahkan polisi, katanya mereka menutup 'semua pintu masuk dan keluar menuju ke maktab para jemaah haji, hanya satu pintu yang dibuka.'

Dia menambahkan: 'Saya melihat mayat di depan saya dan ada yang cedera dan sesak napas. Kami mengangkat para korban dibantu polisi.'

Dia mengatakan polisi di tempat kejadian terlihat tidak berpengalaman, dia menambahkan: "Mereka bahkan tidak tahu jalan dan bagaimana mencari jalan untuk mengeluarkan korban yang terhimpit dan terinjak-injak."

Saksi lain, warga Mesir usia 39 tahun Mohammed Hasan, menyuarakan kekhawatiran bahwa kejadian serupa 'bisa terjadi lagi'.

'Anda hanya mendapati tentara berkumpul di satu tempat tidak melakukan apa-apa," katanya.

Dia juga menuduh bahwa ia dihina karena kebangsaannya, ketika petugas keamanan memintanya untuk 'datang mengidentifikasi mayat warga Mesir.'

'Mengapa mereka menghina kami seperti ini? Kami datang sebagai jemaah haji tidak meminta apa-apa," kata Hasan marah, mendesak aparat keamanan untuk 'mengatur jalan' untuk memastikan situasi aman buat para jemaah.

Raja Salman memerintahkan 'revisi' dari organisasi Haji sementara Putra Mahkota Mohammed bin Nayyef, yang memimpin komite haji kerajaan, memulai penyelidikan.

Para jemaah haji di Mina menempati kompleks tenda putih tahan api putih yang cukup luas untuk menampung lebih dari dua juta orang, dan kementerian dalam negeri mengatakan mengerahkan 100.000 polisi untuk mengamankan ibadah haji, menjaga keamanan dan mengatur lalu lintas dan jemaah haji.

THOUSANDS of Iranian protesters took to the streets today to denounce the 'incompetence' of Saudi Arabia's handling of the Hajj pilgrimage where more than 719 people were killed in a stampede.

The horrific crush, which also left hundreds wounded, happened when two giant waves of Muslims collided at an intersection near a holy site in Mina.

Saudi health Minister Khaled al-Falih blamed victims for the disaster for failing to follow instructions, adding: 'This type of accident could have been avoided. However, this is God's will.'

But pilgrims and Muslim groups hit back angrily at the claims, accusing Saudi officials of closing two key roads so dignitaries could reach a palace.

Regional rival Iran also expressed outrage at the deaths of 131 of its nationals, with politicians in Tehran suggesting that Saudi capital Riyadh was ‘incapable’ of managing the event.

Mohammed Jafari, an advisor to the Hajj and Umrah Travel tour operator in the UK, said: 'Talking to pilgrims on the ground, they say the main reason for this accident was that the King and his palace was receiving dignitaries including the minister of defence and members of the GCC (the Gulf Co-operation Council).

'For this reason, they closed two of the entrances to where the ('stoning of the devil' ritual) happens and they closed two roads... which created two bottlenecks.

'It is the fault of the Saudi government because any time a prince comes along, they close the roads and don't think about the disaster waiting to happen.'

Speaking to Radio 4's Today Programme, he added: 'I get angry because he (Falih) blames God. In every disaster, the Saudis say it is God's will. It is not God's will – it is man's incompetence.'

Ahmed Abu Bakr, a 45-year-old Libyan who escaped the stampede with his mother, also blamed the police, saying they had closed 'all entrances and exits to the pilgrims' camp, leaving only one'.

He added: 'I saw dead bodies in front of me and injuries and suffocation. We removed the victims with the police.'

He said police at the scene appeared inexperienced, adding: 'They don't even know the roads and the places around here' as other survivors nodded in agreement.

Another witness, 39-year-old Egyptian Mohammed Hasan, voiced worries that a similar incident 'could happen again'.

'You just find soldiers gathered in one place doing nothing,' he said.

He also alleged that he had been insulted because of his nationality, when security men asked him to 'come identify this Egyptian corpse'.

'Why are they humiliating us like this? We are coming as pilgrims asking for nothing,' Hasan said angrily, urging the security forces to 'organise the roads' to ensure the smooth movement of people.

King Salman has ordered 'a revision' of Hajj organisation while Crown Prince Mohammed bin Nayyef, who chairs the kingdom's Hajj committee, started an inquiry. 

Pilgrims in Mina stay in a complex of white fireproof tents big enough to hold more than two million people, and the interior ministry said it deployed 100,000 police to secure the Hajj, maintain safety and manage traffic and crowds.