Ratusan Mayat Korban MH17 Terkatung-katung di Kereta Barang

A Chilling Echo of Nazi Death Trains as MH17 Victims Begin the Grimmest Journey

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Ratusan Mayat Korban MH17 Terkatung-katung di Kereta Barang
Mayat tergeletak di dekat lahan pertanian selama dua hari di tengah musim panas yang terik, sebelum mayat-mayat tersebut dipindahkan dari lokasi kecelakaan (Foto2: MailOnline)

BAU MAYAT menyeruak ke udara ketika para wartawan melongok ke dalam kereta barang yang mengangkut sekitar 200 korban tragedi jatuhnya pesawat MH17 di Ukraina.

Suasana tersebut, mengingatkan pada suasana pembantaian jutaan manusia pada masa Perang Dunia Kedua, yang kini dilakukan oleh separatis Ukraina pro-Rusia yang tengah mengangkuti tumpukan mayat dari lokasi jatuhnya pesawat untuk dinaikkan ke gerbong kereta berpendingin, seperti dilansir MailOnline.

Tragedi memilukan tersebut memicu kemarahan masyarakat internasional - dengung keras terdengar dari kawanan lalat di sekitar gerbong kereta - kereta - yang tidak digubris oleh milisi setempat yang bersikeras dapat melakukan apa saja terhadap mayat-mayat tersebut.

Mayat tergeletak di dekat lahan pertanian selama dua hari di tengah musim panas yang terik, sebelum mayat-mayat tersebut dipindahkan dari lokasi kecelakaan.

Pekerja dari tambang lokal yang bekerja mencari dan mengangkut jenazah. 

Seorang juru bicara Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa, yang memantau operasi tersebut, mengatakan, pemberontak telah memberitahu tim bahwa 167 mayat berada di kereta berpendingin, dan menambahkan bahwa pihak pemantau telah memeriksa tiga gerobak kulkas.

Wakil Perdana Menteri Ukraina Volodymyr Groysman, sementara itu, mengatakan pada konferensi pers 192 badan dan delapan potongan tubuh manusia telah ditempatkan di kereta.

Namun dia mengatakan pemberontak setempat belum memberikan izin untuk kereta berangkat.

Para pemberontak menanggapi dengan menyarankan pemerintah Ukraina yang pro-Barat menunda keberangkatan kereta, dan berdebat mereka bisa melakukan apapun sampai kedatangan para ahli internasional dari beberapa negara untuk membantu menentukan apa dan siapa yang menyebabkan kecelakaan itu.

Seorang pejabat senior pemberontak pro-Rusia 'Donetsk Republik Rakyat memproklamirkan diri, Sergei Kavtaradze, mengatakan: "Kereta harus menunggu sampai semua urusan beres. Kami sedang menunggu para ahli.'

THE STENCH of death is thick in the air as onlookers peer inside a freight train containing the bodies of some 200 victims of the MH17 massacre.

The scene, a grim echo of the mechanised slaughter of millions in the Second World War, has been created by Russian separatists who have collected piles of corpses from the plane crash and put them in refrigerated rail carriages.

There was international outrage over the undignified scene last night – with swarms of flies buzzing around the train – although defiant local militia men insisted they were doing what they could for the dead.

The bodies had been lying spread out over fields for two days in the summer heat, before being removed from a large swathe of the crash site by yesterday.

Workers from local mines were bussed in to clear the corpses.

A spokesman for the Organization for Security and Cooperation in Europe, which is monitoring the operation, said rebels had told the team that 167 bodies were in the train, and added that the monitors had checked three of the refrigerator wagons.

Ukrainian Deputy Prime Minister Volodymyr Groysman, meanwhile, told a news conference 192 bodies and eight fragments of bodies had been placed in the train.

But he said the local rebels had yet to give permission for the train to set off.

The rebels responded by suggesting the pro-Western Ukrainian government was delaying the train’s departure, and arguing they could do nothing until the arrival of the international experts pledged by several countries to help determine what and who caused the crash.

A senior official of the pro-Russian rebels’ self-proclaimed Donetsk People’s Republic, Sergei Kavtaradze, said: ‘They will stay there for now, until the issue is resolved. We are waiting for the experts.’