Ulama Arab Saudi Dihujani Kritik, Tuding Jemaah Afrika Pemicu Tragedi Mina

Fury as Saudi`s Hajj Chief Blames African Pilgrims for Stampede that Killed 700

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Ulama Arab Saudi Dihujani Kritik, Tuding Jemaah Afrika Pemicu Tragedi Mina
Dua juta manusia menjalani ritual haji terakhir dengan melontar jumroh sebagai simbol dari setan, dan peta ketiga lokasi melontar jumroh (Foto & Peta: MailOnline)

KEPALA komite yang mengawasi ibadah haji memicu kemarahan setelah menuding peziarah dari 'negara Afrika' yang memicu terjadinya tragedi maut di Mina yang menewaskan lebih dari 700 orang.

Musibah yang disebut sebagai yang terburuk dalam 25 tahun terakhir pada kegiatan haji tahunan, mengakibatkan 769 orang tewas yang terjadi dua hari lalu ketika jemaah haji berbondong-bondong menuju Mina, tiga mil dari Mekkah, untuk melempar jumroh.

Komentar keras ditujukan kepada penguasa Arab Saudi yang banya dikritik lantaran dinilai mengabaikan tindak pengamanan pada ritual keagamaan terbesar di dunia.

Menanggapi kritik dunia tersebut, para pemimpin agama Arab Saudi bahwa musibah tersebut di luar kendali manusia.

Menurut berbagai berita, stasiun tivi milik Arab Saudi, al-Arabiya melaporkan bahwa ketua panitia haji pusat, Pangeran Khaled al-Faisal, menyalahkan Tragedi Mina akibat ulah 'beberapa peziarah dari Afrika.'

Komentar memicu badai kecaman, para kritikus menilai hal itu sebagai 'lebih cabul dari rasisme' sementara yang lain mengatakan pihak berwenang harus fokus pada menentukan apa yang salah, bukan menyalahkan kelompok etnis.

Sementara itu, Sheikh Abdul Aziz al-Sheikh mengatakan kepada Putra Mahkota Mohammed bin Nayef: 'Kamu tidak bertanggung jawab atas apa yang terjadi', seperti dilaporkan kantor berita resmi Arab Saudi, Press Agency (SPA) yang dilansir MailOnline.

Dia menambahkan: 'Adapun hal-hal yang di luar kuasa manusia, Anda patut tidak disalahkan atas musibah yang menimpa mereka. Nasib dan takdir Tuhan tidak dapat terelakkan."

Mohammed ketua komite haji Saudi telah memerintahkan penyelidikan atas Tragedi Mina pada Kamis ketika para jemaah haji menuju Jembatan Jamarat di Mina, di luar kota suci Mekkah.

Raja Salman, yang dijuluki sebagai 'Penjaga Dua Masjid Suci' di Mekkah dan Madinah, juga memerintahkan 'revisi' penyelenggaraan haji.

THE HEAD of the committee which oversees the hajj pilgrimage has sparked outrage by blaming pilgrims of 'African nationalities' for the stampede which killed more than 700 people.

In what was the worst disaster in a quarter-century to strike the annual event, 769 people died two days ago when the stampede broke out in Mina, about three miles from Mecca, during the symbolic stoning of the devil ritual.

The inflammatory comments come as authorities were heavily criticised for a perceived lapse in safety measures at what is one of the world's largest pilgrimages.

Adding further offence, Saudi Arabia's top religious leader has now stated the disaster was beyond human control.

According to various news outlets, Saudi-owned al-Arabiya TV reported that the head of the central Hajj committee, Prince Khaled al-Faisal, blamed the stampede on 'some pilgrims with African nationalities'.

The comment provoked a storm of condemnation, with critics describing it as 'more obscene than racism' while others said authorities should focus on determining what went wrong, rather than blaming ethnic groups.

Meanwhile, Sheikh Abdul Aziz al-Sheikh has told Crown Prince Mohammed bin Nayef: 'You are not responsible for what happened', the official Saudi Press Agency (SPA) reported.

He added: 'As for the things that humans cannot control, you are not blamed for them. Fate and destiny are inevitable.'

Mohammed chairs the Saudi hajj committee and has ordered an investigation into Thursday's stampede during a symbolic stoning of the devil ritual by hundreds of thousands of pilgrims at Jamarat Bridge in Mina, just outside the holy city of Mecca.

King Salman, whose official title is 'Custodian of the Two Holy Mosques' in Mecca and Medina, also ordered 'a revision' of how the hajj is organised.