Kasus Zika di Singapura Meningkat ke 82 Kasus

Singapore Zika Cases Surge to 82

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Kasus Zika di Singapura Meningkat ke 82 Kasus
Ilustrasi & Data: MailOnline

JUMLAH kasus Zika di Singapura melonjak ke 82, kata pemerintah, Selasa, sebagai upaya memberantas nyamuk
pembawa virus dalam upaya untuk mengendalikan penyebaran penyakit tersebut.

Kementerian Kesehatan Singapura dan Badan Lingkungan Hidup Nasional mengonfirmasi 26 infeksi lokal baru - mayoritas sekitar pinggiran Aljunied timur di mana sebagian besar kasus lainnya telah dibatasi.

Banyak kasus awal adalah pekerja asing pada proyek kondominium.

Zika, yang terdeteksi di 58 negara dan khususnya Brazil, hanya menyebabkan gejala ringan bagi kebanyakan orang, seperti demam dan campak.

Namun pada wanita hamil, Zika dapat menyebabkan microcephaly, di mana bayi dilahirkan dengan abnormal pada otak dan kepala.

Negara kota telah dalam beberapa hari terakhir menyatakan perang terhadap nyamuk, dengan tim pengawas NEA mengunjungi rumah-rumah untuk memeriksa sarang nyamuk sementara pengendali hama mencoba mengatasi dengan insektisida.

The NEA mengatakan telah memeriksa 5.000 dari 6.000 rumah di cluster yang terkena pada Senin, menghancurkan 39 peternakan.

Bagi warga di rumahnya kedapatan tempat perkembangbiakan nyamuk di rumah mereka bakal didenda hingga US$3.700.

Singapura, walaupun memiliki standar kesehatan tertinggi di Asia Tenggara, adalah sebuah pulau yang padat penduduknya dengan tingkat hujan tinggi. Nyamuk berkembang biak di genangan air yang terkumpul di lokasi konstruksi, ruang terbuka dan rumah.

Singapura juga salah satu kota terbersih di Asia tetapi memiliki masalah kronis dengan demam berdarah, yang disebarkan oleh nyamuk Aedes yang sama yang membawa virus Zika.

Kasus pertama dilaporkan Singapura dari Zika pada Mei melibatkan seorang pria yang mengunjungi Sao Paulo di Brasil pada awal tahun.

Negara tetangga seperti Malaysia, Indonesia dan Filipina menegaskan akan memantau kedatangan penumpang dari Singapura, sementara Taiwan dan Australia telah mengeluarkan peringatan perjalanan ke Singapura, seperti dikutip AFP yang dilansir MailOnline.

THE NUMBER of Zika cases in Singapore has surged to 82, the government said Tuesday, as the mosquito-fighting effort continued in a bid to curb the spread of the disease.

Singapore's Ministry of Health and National Environment Agency confirmed 26 new local infections -- the majority around the eastern Aljunied suburb where most of the other cases have been clustered.

Many of the initial cases were foreign workers on a condominium project.

Zika, which has been detected in 58 countries and particularly Brazil, causes only mild symptoms for most people, such as fever and a rash.

But in pregnant women, Zika can cause microcephaly, a deformation in which babies are born with abnormally small brains and heads.

The city-state has in recent days waged war on mosquitoes, with teams of NEA inspectors visiting homes to check for mosquito breeding sites while pest controllers have saturated affected estates with insecticide.

The NEA said it had inspected 5,000 out of 6,000 homes in the affected cluster by Monday, destroying 39 breeding sites.

Those found with mosquito breeding sites in their homes can be fined up to Sg$5,000 ($3,700).

Singapore, despite having the highest health care standards in Southeast Asia, is a densely populated tropical island with frequent rain. Mosquitoes breed in stagnant water that collects in construction sites, open space and homes.

It is also one of Asia's cleanest cities but has a chronic problem with dengue fever, which is spread by the same Aedes mosquito that carries the Zika virus.

Singapore's first reported case of Zika in May involved a man who had visited Sao Paulo in Brazil earlier in the year.

Neighbouring countries such as Malaysia, Indonesia and the Philippines have said they will monitor visitor arrivals from Singapore, while Taiwan and Australia have issued travel advisories warning against travel to the city-state.