Pembantai Sembilan Warga Kulit Hitam di Gereja Charleston, AS Ditangkap

Race-hate Massacre Suspect Who `Shot Nine People Dead` is Captured

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Pembantai Sembilan Warga Kulit Hitam di Gereja Charleston, AS Ditangkap
Dylan Storm Roof (kiri) yang diduga pelaku pembantaian sembilan warga kulit hitam dan rekaman CCTV saat pelaku memasuki gereja tempat pembantaian (Foto2: MailOnline)

DYLAN STORM ROOF, yang melarikan diri dari Gereja Episkopal Afrika Methodist Emanuel, gereja bersejarah berusia 150 tahun di Charleston, Carolina Selatan, AS  setelah melakukan penembakan, berhasil ditangkap dan ditahan setelah berupaya kabur sejauh lebih 250 km  pada Kamis pagi waktu setempat setelah diburu polisi.

Pada Rabu waktu setempat, pria berusia 21 tahun yang diduga memasuki gereja dan bergabung dengan kelompok studi Alkitab sebelum tiba-tiba menembaki mereka satu jam kemudian.

Salah satu korban penembakan yang lolos dari maut menceritakan bagaimana pelakunya mengisi pistolnya hingga untuk menembaki para korban - yang menewaskan tiga wanita dan enam pria, termasuk Pendeta Clementa Pinckney, yang juga seorang senator di negara bagian Carolina Selatan.

Presiden AS Obama menyebut aksi pembantaian tersebut 'tidak masuk akal' dan mengatakan tengah berupaya mendorong peraturan yang membatasi penggunaan senjata api.

Kejaksaan Agung AS tengah menyiapkan investigasi terhadap aksi kebencian rasial, seperti dilansir MailOnline.

DYLAN STORM ROOF, who fled the 150-year-old Emanuel African Methodist Episcopal Church in Charleston after the shooting, was captured and taken into custody 200 miles away on Thursday morning following an hours-long manhunt.

On Wednesday, the 21-year-old allegedly entered the church and joined the bible study group before suddenly opening fire an hour later.

One survivor recounted how he reloaded his gun five times as he picked off his victims - killing three females and six males, including the Reverend Clementa Pinckney, who is also a South Carolina state senator.

U.S. President Barack Obama called the killings 'senseless' and said it again highlighted the need for gun control.
 
The U.S. Attorney's Office has launched a hate crime investigation.