Militer AS Cabut Larangan Tentara Wanita Maju ke Medan Tempur

US Military to Lift Ban on Women in Combat

Editor : Heru S Winarno
Translator : Parulian Manalu


Militer AS Cabut Larangan Tentara Wanita Maju ke Medan Tempur
Foto: nytimes.com

Washington (B2B) - Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Leon Panetta, akan mencabut larangan bagi perempuan untuk berada di garis depan pertempuran, kata seorang pejabat Departemen Pertahanan.

Panetta dan Jenderal Martin Dempsey, kepala Para Kepala Staf Bersama AS "dijadwalkan akan mengumumkan pencabutan peraturan yang tidak membolehkan perempuan di militer untuk bertempur," kata pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya, kepada pers seperti dikutip The Guardian.

"Perubahan kebijakan ini akan memulai proses di mana akan ada pengembangan rencana untuk menerapkan keputusan ini, yang dibuat oleh Menteri Pertahanan berdasarkan rekomendasi dari Para Kepala Staf Bersama," kata pejabat tersebut dalam surat elektronik.

Keputusan itu menandai perubahan lainnya saat ini bagi militer di bawah pemerintahan Presiden Barack Obama, yang mengarah pada pencabutan larangan keberadaan tentara gay.

Pengumuman resmi pencabutan, yang akan membuka posisi petempur untuk ratusan ribu perempuan, kemungkinan akan dilakukan hari Kamis, kata para pejabat.

Berdasarkan keputusan itu, angkatan bersenjata akan diberi waktu hingga Januari 2016 untuk melakukan perubahan-perubahan.

Pada Februari tahun lalu, Panetta membuka 14.000 posisi yang berkaitan dengan pertempuran bagi perempuan melalui sebuah langkah bertahap yang dikritik sebagai langkah penakut oleh sejumlah aktivis.

Desakan bagi pencabutan itu terus meningkat setelah lebih dari 10 tahun peperangan dan perempuan bertempur, gugur dalam operasi-operasi anti pemberontak di Irak dan Afghanistan --di mana garis tempur tidak tampak jelas.

Beberapa pejabat tinggi telah secara tertutup menyuarakan kekhawatiran mereka bahwa unit-unit khusus dan infantri membutuhkan kekuatan tubuh bagian atas dan bahwa uji fisik berat itu jangan sampai diperingan ketika merekrut perempuan.

Sejumlah komentator mempertanyakan apakah para ibu yang berada di militer --terutama yang menjadi orang tua tunggal-- harus dikirim ke medan pertempuran, walaupun mereka melakukannya dengan suka rela.

Namun, para veteran perempuan dan para aktivis mengatakan mereka hanya menuntut kesempatan yang sama untuk melamar pekerjaan sebagai petempur -- dan bukan untuk mendapatkan perlakuan khusus.

Para komandan mulai mengkaji ulang larangan itu tahun 2010 untuk melihat kenyataan di lapangan sementara perang di Irak dan Afghanistan telah menempatkan perempuan di situasi-situasi yang berbahaya.

Menurut data Pentagon, jumlah perempuan di militer AS mencapai sekira 204.000 atau 14,5% dari seluruh anggota militer aktif.

Perang Teluk tahun 1990-1991 mulai memunculkan gelombang reformasi, yang membuka jalan bagi perempuan untuk menjalankan tugas di jet-jet tempur, helikopter penyerang serta kapal perang angkatan laut.

Keputusan Panetta itu terutama akan diberlakukan di Angkatan Darat dan Korps Marinir. Angkatan Udara dan Angkatan Laut sudah terlebih dahulu mencabut sebagian besar larangan bagi perempuan untuk berada di garis tempur.

Pada tahun 2010, Angkatan Laut memutuskan untuk memberikan izin bagi perempuan bertugas di kapal selam.

Washington - US Defense Secretary Leon Panetta will lift a ban on women serving in combat, a senior defence official says, after a decade of war that saw female troops thrust on to the battlefield.

Panetta and General Martin Dempsey, the chairman of the US Joint Chiefs of Staff, "are expected to announce the lifting of the direct combat exclusion rule for women in the military", the official, who spoke on condition of anonymity, told reporters on Wednesday.

"This policy change will initiate a process whereby the services will develop plans to implement this decision, which was made by the Secretary of Defense upon the recommendation of the Joint Chiefs of Staff," the official said in an email.

The decision marks yet another sweeping change for the military under President Barack Obama's administration, which led a drive to lift a prohibition on openly gay troops.

The official announcement of the move, which would open up hundreds of thousands of combat posts to women, was expected on Thursday, officials said.

Under the decision, the armed services will have until January 2016 to carry out the changes.

In February last year, Panetta opened up about 14,000 combat-related jobs to women in an incremental move that was criticised as timid by some activists.

Calls to lift the blanket prohibition have mounted after more than 10 years of war in which women fought and died in counter-insurgency campaigns in Iraq and Afghanistan where front lines were blurred.

Some senior officers have privately voiced concerns that infantry and special forces units require major upper body strength and that difficult physical tests should not be relaxed for female recruits.

And right-leaning commentators have questioned whether mothers in uniform - especially single parents - should be sent into combat, even if they volunteered for service.

But female veterans and activists say they are only demanding an equal chance to apply for combat jobs - and not any special treatment.

US commanders began taking a second look at the ban in 2010 to reflect the reality on the battlefield, as the wars in Iraq and Afghanistan have put women in harm's way in any case.

Women make up about 14.5 per cent of the active duty US military, or about 204,000 service members, according to the Pentagon.

The 1990-91 Gulf war sparked an earlier wave of reform, paving the way for women to serve in fighter jets, attack helicopters and naval warships.

Panetta's decision would apply mainly to the Army and the Marine Corps, as the Air Force and Navy already have lifted most prohibitions on women in combat. In 2010, the Navy opted to allow women to serve on submarines.