Aeroflot ke Bangkok Diguncang Turbulensi Hebat, 27 Penumpang Luka Parah

Horrific Turbulence Leaves 27 Passengers with Serious Injuries on Flight to Bangkok

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Aeroflot ke Bangkok Diguncang Turbulensi Hebat, 27 Penumpang Luka Parah
Foto2: MailOnline

PORAK-PORANDA terjadi di dalam sebuah pesawat Aeroflot akibat turbulensi besar mengakibatkan penumpang berlarian di dalam kabin dalam penerbangan antara Rusia dan Thailand.

Sedikitnya 27 orang - termasuk tiga bayi - menderita luka parah termasuk satu orang diduga kuat patah tulang dalam insiden yang terjadi dalam perjalanan dari Moskow ke Bangkok.

Bayi-bayi terlepas dari pangkuan ibu mereka akibat kuatnya guncangan pesawat satu jam sebelum mendarat di Bangkok, kata seorang sumber.

Penumpang yang berada di lorong dan tanpa sabuk pengaman terluka.

Bagasi serta makanan dan minuman dari troli berserakan di dalam kabin.

Evgenia Zibrova mengunggah video yang mengejutkan disertai komentar: 'Sejumlah kantong udara bergelantungan satu jam sebelum mendarat yang mengakibatkan tulang patah, luka dalam dan pendarahan luar.

'Bayi terlihat memar, banyak penumpang yang pingsan Terimakasih kami masih hidup. Aeroflot, tolong bantu orang-orang ini. '

Vladimir Sosnov, wakil kepala Konsulat Rusia di Thailand, mengatakan: 'Korban luka mengalami beberapa patah tulang. Ada warga Rusia dan asing di antara para penumpang.'

Dia mengatakan: 'Rupanya, penumpang yang terluka tidak memakai sabuk pengaman.'

Pesawat - Boeing 777 dan dipadati turis - menabrak beberapa daerah turbulensi dalam perjalanan ke Bangkok.

Pilot berupaya terus mengendalikan pesawat dan penumpang yang terluka dilarikan ke rumah sakit saat tiba di ibukota Thailand.

Seorang sumber mengatakan 19 orang dirawat di rumah sakit di Bangkok, dan dua orang korban menjalani operasi darurat.

Penumpang lainnya dirawat dengan pertolongan pertama setelah kejadian di pesawat terbang SU 270.

Seorang sumber mengatakan kepada Interfax: 'Pesawat Boeing 777 tiba-tiba masuk ke zona turbulensi yang kuat sebelum mulai menurunkan ketinggian pesawat.'

"Tidak ada perintah untuk mengencangkan sabuk pengaman pada saat itu.'

"Akibatnya, pesawat itu tersentak ratusan meter, dan beberapa penumpang terlempar ke ruang di antara kursi yang mengakibatkan trauma."

Kedutaan Rusia memberikan bantuan kepada penumpang yang terluka.

Aeroflot kemudian mengatakan bahwa tidak ada penumpang yang mengalami cedera tulang belakang yang serius, meskipun ada laporan sebelumnya.

Namun, 17 korban luka tetap di rumah sakit dengan 'kontusi' dan 'retak atau patah tulang'.

Maskapai ini sepakat untuk membayar semua biaya medis bagi korban yang terluka seperti dilansir MailOnline.

Maskapai penerbangan tersebut mengatakan: 'Seorang awak berpengalaman yang mengendalikan pesawat.'
'Pilot memiliki pengalaman lebih dari 23 ribu jam terbang, dan co-pilot memiliki lebih dari 10.500 jam terbang.'

"Namun, turbulensi yang melanda Boeing 777 sulit diperkirakan."

"Insiden ini disebabkan oleh apa yang dikenal di bidang penerbangan sebagai 'turbulensi cuaca cerah.'

"Turbulensi seperti itu terjadi tanpa awan, di langit cerah dengan jarak pandang yang baik, dan radar cuaca tidak dapat memberi peringatan akan terjadi turbulensi. Dalam situasi seperti itu, kru tidak dapat memperingatkan penumpang tentang keharusan kembali ke tempat duduk mereka.'

THESE were the chaotic scenes on board an Aeroflot plane as major turbulence threw passengers all over the cabin on a flight between Russia and Thailand.

At least 27 people - including three babies - suffered major injuries including suspected broken bones in the carnage which happened en route from Moscow to Bangkok.

he babies were thrown out of their mothers' arms by the force of the severe turbulence one hour before landing in Bangkok, said a source.

People walking in the aisle and without seat belts on were injured.

Luggage as well as food and drink from the trolleys was strewn all over the cabin.

Evgenia Zibrova posted a shocking video with the comment: 'Numerous air pockets one hour before landing led to broken bones, internal and external bleeding.

'Babies are covered in bruises, people lost consciousness. Thanks that we are still alive. Aeroflot, please help these people.'

Vladimir Sosnov, deputy head of Russian Consulate in Thailand, said: 'The injured suffered multiple fractures. There are both Russian and foreign citizens among them.'

He said: 'Apparently, those who were injured did not have their seat belts fastened.'

The plane - a Boeing 777 and packed with tourists - hit several successive areas of turbulence en route to Bangkok.

The flight crew kept control of the aircraft and the injured passengers were rushed to hospital on arrival in the Thai capital.

A source said 19 people were hospitalised in Bangkok, with two undergoing urgent surgery.

Others were treated with first aid after the incident on board flight SU 270.

A source told Interfax: 'A Boeing 777 plane suddenly got into the zone of strong turbulence before starting to descend.

'There had been no order to fasten seat belts at that moment.

'As a result, the plane was jolted by hundreds of metres, and some passengers were thrown into the space between the chairs suffering traumas.'

The Russian embassy is providing assistance to the injured passengers.

Aeroflot later said that none of the passengers suffered serious spinal injuries, despite earlier reports.

However, 17 remained in hospital with 'contusions' and 'fractured or broken bones'.

The airline agreed to pay all medical costs of the injured.

The airline said: 'An experienced crew piloted the flight.

'The pilot has more than 23 thousand flight hours, and the co-pilot has over 10,500 flight hours.

'However, the turbulence that hit the Boeing 777 was impossible to foresee.

'The incident was caused by what is known in aviation as 'clear-air turbulence'.

'Such turbulence occurs without any clouds, in clear skies with good visibility, and weather radar is unable to alert of its approach. In such situations, the crew is unable to warn passengers of the need to return to their seats.'