Sebelum Dikelabui Putra-Putri Anda Kenali 28 Akronim di Sosial Media

The 28 Internet Acronyms Everty Parent Needs to Look Out for

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Sebelum Dikelabui Putra-Putri Anda Kenali 28 Akronim di Sosial Media
Kenali akronim di sosial media ini secara bijak sebelum Anda dikelabui putra-putri tercinta Anda (Foto & tabel: MailOnline)

KALAU Anda berpikir bahasa gaul di internet yang biasa diperbincangkan para remaja, termasuk putra dan putri Anda, hanyalah ´ ´LOL´ (untuk ´laugh out loud/tertawa terbahak-bahak´) dan ´LMK´ (untuk ´let me know/´beritahu saya´), coba renungkan lagi.

Istilah lain adalah ´PIR´ (parent in room/ada orangtua di rumah), ´IPN (I´m posting naked/unggah foto bugil dirinya) dan ´WTTP´ (Want to trade photos/kepingin jual koleksi foto).

Apakah Anda tahu arti dari ´IWSN´ atau ´GNOC´? Nah ini dia maksudnya dari IWSN ´I want sex now/ingin bercinta´ dan GNOC yakni ´get naked on camera/kepingin bugil di kamera´ kerap digunakan oleh para anak baru gede alias ABG, mungkin Anda sebagai orang tua perlu mengenalinya lebih banyak sebelum kecolongan.

Singkatan ini hanya beberapa dari 28 singkatan online yang biasa diperbincangkan di internet khususnya media sosial seperti dilansir CNN belum lama ini yang dikutip MailOnline.

Daftar ini, disusun oleh Kelly Wallace dengan bantuan ahli keamanan internet Katie Greer, termasuk 420 istilah atau slang seperti untuk ´ganja´, ´POS´ (parent over shoulder/awas ada orangtua) dan frase yang penting diketahui setiap orangtua di antaranya ´(L)MIRL ´let´s meet in real life/ketemuan yuk´.

Penelitian Greer mendapati fakta bahwa sebagian besar remaja berpikir orang tua mereka memata-matai aktivitas mereka di internet, sehingga akronim ini digunakan untuk menyembunyikan bagian-bagian tertentu dari percakapan mereka.

´Akronim yang digunakan mesti menjadi perhatian para orangtua sejak dini," kata Greer.

Pakar pembinaan keluarga dan penulis buku Calmer, Easier, Happier Parenting, Noel Janis Norton meyakini ´kamus internet´ ini berguna bagi para orangtua untuk memahami bahasa online yang digunakan anak-anak Anda, seraya memperingatkan bahwa ´´Remaja akan selalu tetap selangkah lebih maju´.

"Jika remaja ingin menyembunyikan sesuatu dari orang tua mereka, mereka jarang gagal,´ kata Janis-Norton kepada MailOnline.

"Seringkali remaja memiliki halaman Facebook yang diketahui orang tua mereka tapi apakah mengenali siapa teman-teman mereka. Jadi hal yang paling penting adalah untuk menjaga jalur komunikasi tetap terbuka dan menciptakan peluang bagi mereka untuk menyerap nilai-nilai yang diajarkan orangtua."

Tidak memahami batas-batas dan dampak dari perilaku online yang tepat dapat menyebabkan masalah di dunia nyata. Gambar eksplisit atau rekaman video dapat digunakan oleh teman-temannya untuk mengancam menggertak, mengancam dan pemerasan atau dapat berakhir tragis di tangan predator seksual.

Seperti dikemukakan Claire Lilley, kepala organisasi pengawas anak di internet di NSPCC menjelaskan: "Pelaku pedofilia dikenal sebagai sosok yang licik, bisa sangat manipulatif dan licik, berbohong tentang siapa mereka dan membuat akun palsu untuk mengelabui sasaran mereka."

"Beberapa pelaku yang tertarik untuk bertemu dan melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak secara offline akan memanfaatkan peluang melalui internet untuk mencari korbannya."

"Bagi pelaku yang ingin mencari target korban melalui internet dengan menggunakan webcam, dapat berbuat apa saja dan dapat menghancurkan masa depan para remaja."

Janis-Norton setuju bahwa hal itu saat ini menjadi bahaya nyata di depan mataahaya yang sangat nyata: ´Penelitian telah menunjukkan bahwa jika Anda menempatkan anak-anak yang berpikir mereka sangat paham dengan media di depan komputer, mereka dapat terpikat chat room dengan orang-orang yang menyamar sebagai remaja hana dalam beberapa klik."

Jika orang tua menyadari bahwa anak-anak mereka terancam di internet, Janis-Norton menyarankan orangtua untuk berbicara dari hati ke hati sehingga tidak membuat mereka terkejut dan bersikap defensif.

´Mulai percakapan dengan anak menggunakan kalimat seperti ini "Saya khawatir" daripada menggunakan kata-kata seperti "marah" atau "jijik".

"Jika orang tua bisa peka terhadap apa apa yang dirasakan anaknya yang berusia remaja, akan lebih mudah bagi remaja untuk berbagi perasaan tentang mereka, karena yang sering terjadi mereka seperti menyimak padahal tidak menggubrisnya.

IF YOU THOUGHT you had teenage internet speak cracked by getting to grips with acronyms such as ´LOL´ (for ´laugh out loud´) and ´LMK´ (for ´let me know´), think again.

And ´PIR´ (Parent In Room), ´IPN(I´m Posting Naked) and ´WTTP´ (Want To Trade Photos).

Do you know the meaning of ´IWSN´ or ´GNOC´? Considering these are acronyms for ´I want sex now´ and ´get naked on camera´ used by youngsters, it´s probably a good idea that parents do.

These shorthands are just some of the 28 online abbreviations that feature in a new report by CNN about teenagers´ secret online language.

The list, collated by Kelly Wallace with the help of Internet safety expert Katie Greer, also contains slang such as ´420´ for ´marijuana´, ´POS´ for ´parent over shoulder´ and the phrase every parent dreads their teenager reading ´(L)MIRL´  for ´let´s meet in real life´.

Greer´s research has found the majority of teens think their parents are trying to keep tabs on them online, so these acronyms are used to hide certain parts of their conversations.

´Acronyms used for this purpose could potentially raise some red flags for parents,´ she warns.

Renowned parenting expert and author of Calmer, Easier, Happier Parenting, Noël Janis-Norton, believes it´s useful to have a good understanding of your child´s online language but warns, ´Teens will always stay one step ahead´.

´If a teen wants to hide something from their parents, they usually manage to,´ Janis-Norton tells the MailOnline.

´Often teenagers have a Facebook page that their parents know about and then another one for their real friends. So the most important thing is to keep lines of communication open and to create opportunities for them to absorb your values.´

Not understanding the boundaries and repercussions of appropriate online behaviour can lead to problems in the real world. Explicit pictures or video footage can be used by peers to bully, threaten and blackmail or can end up in the hands of sexual predators.

As Claire Lilley, head of child safety online at the NSPCC explains: ´Offenders with a sexual interest in children can be extremely manipulative and devious, lying about who they are and creating fake profiles on the social networks young people use.

´Some offenders are interested in meeting and sexually abusing children offline and may use the online exchanges to try to groom a child into a meeting.

´For others getting a child to perform sexually over webcam is their only objective, but this can be equally devastating for victims.´

Janis-Norton agrees that the dangers are very real: ´Studies have shown that even if you put children who think they´re very media savvy in front of a computer, they can be lured into chat rooms with people posing as a teenagers within a few clicks.´

If parents do become aware that their teenager is in trouble online, Janis-Norton advises talking seriously while taking care not to appear shocked.

´Start a conversation by saying "I´m worried" rather than using words such as "angry" or "disgusted".

´If parents can be sensitive to what their teenager is feeling, it will be easier for the teenager to share what their own feelings, which is often that they are in over their heads.´