La Nina Bakal Mengancam Pasokan Pangan Dunia?

Where Might La Nina Take a Bite Out of World Food Supplies?

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


La Nina Bakal Mengancam Pasokan Pangan Dunia?
Peta & Data: al.com

PARA PERAMAL cuaca memprediksi fenomena La Niña terkuat menyusul Ell Niño dalam 20 tahun terakhir, beberapa negara berpotensi kuat mengalami kekeringan dan banjir.

Meteorologi di Jepang, Australia dan Amerika Serikat memprediksi 50 sampai 75 persen peluang dari La Niña berkembang di paruh kedua 2016.

La Niña terjadi ketika permukaan air di bagian timur Samudera Pasifik menjadi lebih dingin dari biasanya, tetapi umumnya tidak mempengaruhi cuaca seperti intensitas sebagai El Niño, ketika Samudera Pasifik menghangat.

Namun beberapa daerah sudah mulai terkena dampak dari kekurangan pangan akibat dampak negatif El Niño pada bidang pertanian dan peternakan dan mungkin harus berhadapan lagi dengan kondisi cuaca yang merusak dari La Niña ini.

Berikut ini adalah seberapa besar dampak La Niña akan mengancam persediaan pangan di seluruh dunia.

ASIA
Bangladesh, Malaysia dan Indonesia bisa mengalami curah hujan di atas rata-rata, yang bisa membanjiri dataran rendah lahan pertanian, merusak tanaman dan menyediakan tempat berkembang biak untuk hama. Di Asia Tengah, sementara itu, La Niña umumnya mengakibatkan cuaca panas di atas rata-rata.

SELATAN AFRIKA
La Niña umumnya membawa rata-rata curah hujan di atas rata-rata untuk wilayah selatan Afrika. Yang dapat meregenerasi tanah, namun curah hujan yang berlebihan dapat merusak benih, kerusakan tanaman, membunuh ternak dan membawa penyakit. Selain itu, dalam radius 420 km antara Mozambik dan Madagaskar, Selat Mozambik, badai siklon kemungkinan terjadi.

AFRIKA TIMUR
Sebagian dari Ethiopia, Sudan Selatan, Somalia dan Kenya, diperkirakan akan mendapat sedikit curah hujan dari  November sampai Maret untuk memastikan pertanian tidak terganggu. Di daerah lain di Ethiopia serta Sudan tengah dan utara, La Niña dapat menimbulkan efek sebaliknya, menimbulkan banjir dan diperkirakan merusak tanaman.

SAHEL
Di wilayah semi-arid ini yang mencakup selusin negara termiskin di dunia di tepi selatan Sahara, La Niña bakal menyebabkan curah hujan lebih tinggi. Banjir akan merendam tanaman, serta peningkatan risiko antara Juli dan Oktober dari hama tanaman yang mengancam produksi pertanian.

AMERIKA TENGAH DAN KARIBIA
La Niña umumnya membawa lebih banyak hujan daripada rata-rata di beberapa bagian Amerika Tengah dan Karibia. Jika hujan ini bertepatan dengan panen kacang pada September, biji kacang yang berhasil dipanen petani selama musim produksi untuk mempersiapkan musim kacang berikut bisa menjadi lebih sedikit dan kualitasnya buruk. Badai juga akan melanda Atlantik selama La Niña dan dapat melanda daerah dataran rendah sehingga menimbulkan kerusakan.

AMERIKA SELATAN
La Niña bisa membawa kondisi kekeringan di pesisir Ekuador, barat laut Peru, Uruguay, Chile tengah, Argentina dan Brasil selatan. Di kedua negara terakhir, cuaca kering dari normal bisa merusak kedelai dan tanaman gandum. Ternak juga bisa menderita kekurangan padang rumput, seperti dikutip Reuters yang dilansir MailOnline.

Sumber: Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, Komite Tetap Inter-Agency.

WITH WEATHER forecasters predicting a La Niña weather phenomenon coming on the tail of the strongest El Niño in 20 years, some countries are bracing for potential droughts and floods.

Meteorologists in Japan, Australia and the United States predict a 50 to 75 percent chance of La Niña developing in the second half of 2016.

La Niña occurs when surface waters in the eastern Pacific Ocean become colder than normal, but it generally does not affect weather as intensely as El Niño, when the Pacific Ocean warms.

Yet some regions already reeling from food shortages due to El Niño´s negative impact on agriculture and livestock may again have to deal with La Niña´s damaging weather conditions.

Here are forecasts of how La Niña might threaten food supplies around the world.

ASIA
Bangladesh, Malaysia and Indonesia could experience above-average rainfall, which could flood low-lying farmland, damaging crops and providing breeding grounds for pests. In Central Asia, meanwhile, La Niña generally brings drier-than-average weather.

SOUTHERN AFRICA
La Niña generally brings above-average rainfall to Africa´s southern region. That can regenerate the land, but excessive precipitation can wash away seeds, damage crops, kill livestock and bring disease. Moreover, in a 420-km (260-mile) stretch of water between Mozambique and Madagascar, the Mozambique Channel, cyclones are more likely to occur.

EAST AFRICA
In parts of Ethiopia, South Sudan, Somalia and Kenya, there may be too little rainfall from November to March to ensure a successful secondary farming season. In other areas in Ethiopia as well as central and northern Sudan, La Niña could have the opposite effect, flooding areas and possibly damaging crops.

SAHEL
In this semi-arid region that spans a dozen of the world´s poorest countries on the southern rim of the Sahara, La Niña could cause heavier rainfall. Crop flooding would ensue, as well as an increased risk between July and October of desert locust infestations that threaten agricultural production.

CENTRAL AMERICA AND THE CARIBBEAN
La Niña generally brings more rain than average in parts of Central America and the Caribbean. If these rains coincide with the September bean harvest, seeds that farmers collect during that production season to prepare for the following bean season could be fewer and of poor quality. Hurricanes are also more likely in the Atlantic during La Niña and could expose low-lying areas to damage.

SOUTH AMERICA
La Niña could bring drier conditions to coastal Ecuador, northwestern Peru, Uruguay, central Chile, Argentina and southern Brazil. In the latter two countries, drier-than-normal weather could damage soya and wheat crops. Livestock could also suffer from lack of pasture.

Sources: U.N. Food and Agricultural Organization, Inter-Agency Standing Committee.