Pelayan Restoran Layani Pelanggan dengan Pakaian Dalam

Restaurant Waitresses in Underwear Serve Breakfast

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Pelayan Restoran Layani Pelanggan dengan Pakaian Dalam
Tapi setelah restoran ini tampil di televisi lokal, bisnis mereka menghadapi investigasi menyusul keluhan dari aktivis hak-hak perempuan dari organisasi Reus L´Violet Hour yang melaporkan ke polisi. (Foto2: Mail Online)

SEBUAH restoran Spanyol dituding mengambil keuntungan dari pegawai wanita dengan memaksa mereka untuk melayani pelanggan restoran dengan pakaian dalam.

Restoran Eric II di kota Tarragona, di timur provinsi Catalonia, mengatakan mereka telah menemukan bisnis yang laris manis sejak para pelayannya diperintahkan untuk melepas pakaian mereka untuk melayani tamu untuk sarapan pagi.

Tapi setelah restoran ini tampil di televisi lokal, bisnis mereka menghadapi investigasi menyusul keluhan dari aktivis hak-hak perempuan dari organisasi Reus L'Violet Hour yang melaporkan restoran tersebut ke polisi, seperti dilansir Mail Online.

Ju bicara organisasi itu mengatakan bahwa restoran mengambil keuntungan dari situasi ekonomi dan fakta bahwa banyak dari para pelayan tahu bahwa jika mereka menolak untuk melepas pakaian maka mereka mungkin akan kehilangan pekerjaannya.

Namun, pemiliknya, Loli Carrillo mengatakan aturan itu justru untuk mengantisipasi krisis ekonomi yang ia mendorong pegawainya untuk lebih inovatif dalam melayani pelanggan.

Dia juga mengaku pakaian dalam itu hanya dipakai pada hari-hari tertentu dalam seminggu dan pada hari-hari lain, kostum lain yang dipakai.

Misalnya ia mengatakan bahwa pada suatu hari gadis-gadis pelayannya diminta untuk berpakaian seperti lebah.

Dia berkata: "Saya tidak melihat masalah dengan apa yang kami lakukan di sini dan saya yakin berbeda dengan yang kita ketahui seperti jaringan restoran di Amerika yang mewajibkan pelayan wanita untuk telanjang dada."

"Kami melakukan inspeksi pekan lalu dan tidak ada masalah dengan masalah ketenagakerjaan. Bahkan mereka melihat bahwa ada juga perempuan yang menjadi pelanggan kami. Saya bahkan tidak memiliki masalah ketika anak-anak saya di sini. "

Menurutnya, dia dan kakaknya telah memutuskan itu satu-satunya cara untuk memastikan masa depan restoran, dan pekerjaan untuk para pegawai: "Sejauh yang saya khawatir ini adalah bisnis keluarga, dan tampil seksi adalah solusi."

A SPANISH restaurant has been accused of taking advantage of female staff by forcing them to serve customers in their underwear.

The Eric II restaurant in the town of Tarragona, in the east Spanish province of Catalonia, said they had found business was booming since waitresses had been ordered to strip down to their underwear to serve breakfast to guests.

But after the restaurant was featured on local television the business is now facing an investigation following a complaint by women's rights activists from the Reus L'Violet Hour (Reus L'Hora Violeta) organisation who reported the restaurant to police.

A spokesman for the organisation said it was taking advantage of the economic situation and the fact that many of the waitresses knew that if they refused to agree they might lose their jobs.

However, owner Loli Carrillo said it was precisely because of the economic crisis that she was encouraging staff to be more inventive with the way customers were served.

She also claimed the underwear was only worn on certain days of the week and that on other days other costumes were worn.

For example she said that on one day the girls had been asked to dress up as bees.

She said: 'I don't see a problem with what we do here and I certainly don't see it as being on a par with something like the American bar chain that has topless women.

'We had an inspection last week and there were no problems as far as the labour inspectors were concerned. In fact they saw that there were also women in here who are customers and I don't even have a problem when my children are here.'

She said she and her brother had decided it was the only way to ensure the restaurant's future, and the jobs for the staff adding: 'As far as I'm concerned it's a family business, and it is not sexist to do what we have done.'