Malaysia Airlines Kehilangan Hampir 200 Awak Kabin yang Takut Celaka

How 200 Cabin Crew Have Quit Malaysia Airlines in Wake of Double Tragedy

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Malaysia Airlines Kehilangan Hampir 200 Awak Kabin yang Takut Celaka
Awak kabin Malaysia Airlines berduka menyambut jenazah korban pesawat MH-17 yang ditembak jatuh di Ukraina (Foto: MailOnline)

HAMPIR 200 awak kabin Malaysia Airlines mengajukan pengunduran diri setelah dua tragedi penerbangan tahun ini, sehingga maskapai Malaysia tersebut kekurangan awak kabin.

Malaysia Airlines yang dikonfirmasi mengaku ada ´lonjakan´ jumlah awak kabin yang mengundurkan diri setelah hilangnya pesawat MH370 pada 8 Maret 2014 dan penembakan terhadap pesawat MH17 di atas wilayah Ukraina pada 17 Juli, yang seluruhnya mengakibatkan 537 korban jiwa.

Di antara mereka yang mengundurkan diri mereka, seperti dilansir MailOnline, mengaku khawatir pada keselamatan mereka sebagai awak kabin sehingga ingin berhenti bekerja.

Maskapai milik pemerintah Malaysia ini memiliki catatan keamanan yang baik sebelum dua tragedi kecelakaan, tetapi kini menjadi sorotan dunia dalam enam bulan terakhir.

Pihak maskapai mengatakan 186 awak telah mengundurkan diri dalam tujuh bulan pertama tahun ini, sebagian menuding tekanan keluarga yang mendorong mereka mengundurkan diri karena khawatir pada tragedi penerbangan.

Malaysia Airlines yang dikonfirmasi melalui pernyataan resminya menyatakan: "Setelah insiden MH17, ada lonjakan pengunduran diri dari awak tapi jumlahnya kini menurun ke tingkat yang dapat diterima dan sesuai kebutuhan perusahaan."

"Banyak yang menyatakan ´tekanan keluarga sebagai alasan pengunduran diri mereka karena MH17 dan MH370 tragedi."

Abdul Malek Ariff, sekretaris jenderal serikat karyawan, mengatakan beberapa anggota kru ´sekarang takut untuk terbang´.

Namun Malaysia Airlines menyatakan telah berupaya maksimal memberikan dukungan emosional dan psikologis kepada para pekerjanya.

Berbicara kepada harian The Edge Financial pada lalu, Mr Ariff juga mengatakan bahwa kekurangan awak memaksa staf untuk bekerja hingga 12 jam sehari.

Serikat pekerja mewakili sekitar 8.000 tenaga kerja dari total 19.500 pegawai Malaysia Airlines.

Dua tragedi penerbangan menewaskan 537 orang total, dan 27 korban adalah pilot, kopilot dan awak kabin.

Penerbangan MH370 hilang pada Maret saat terbang dari Kuala Lumpur ke Beijing. Tidak ada jejak ditemukan meskipun pencarian besar-besaran dilakukan hingga ke selatan Samudera Hindia.

Maskapai ini banyak dikritik karena penanganannya terhadap krisis.

Pada 17 Juli, penerbangan MH17 dari Amsterdam ke Kuala Lumpur ditembak jatuh di atas bagian timur Ukraina yang dilanda perang, mengakibatkan 298 korban jiwa.

NEARLY 200 cabin crew resigned from Malaysia Airlines following its double tragedy this year, causing crew shortages among the staff still working for the carrier.

Malaysia Airlines confirmed there was a ´spike´ in crew members quitting their jobs following the loss of MH370 on March 8 and the shooting down of flight MH17 over Ukraine on July 17, which resulted in the loss of 537 lives.

Among those who left their jobs, a number cited fears for their safety as the reason for their resignation.

The flag carrier had a good safety record prior to the two accidents, but has been in the spotlight in the past six months for decisions made in the wake of the tragedies.

The airline said 186 crew had left in the first seven months of this year, with many blaming family pressure prompted by the incidents.

Malaysia Airlines confirmed in a statement: ´Following the MH17 incident, there was a spike in crew resignations but the number has now decreased to acceptable and routinely expected levels.´

´Many cited ´family pressure´ as the reason for their resignation due to the MH17 and MH370 tragedies.´

Abdul Malek Ariff, secretary-general of the employees union, said some crew members ´are now afraid to fly´.

But the airline said it was providing emotional and psychological support to workers.

Speaking to the Edge Financial daily Monday, Mr Ariff also said that crew shortages were forcing staff to work up to 12 hours a day.

The union represents about 8,000 of Malaysia Airlines´ 19,500-strong workforce.

The two aviation tragedies killed 537 people in total, of which 27 were crew members.

Flight MH370 disappeared in March as it flew from Kuala Lumpur to Beijing. No trace has been found despite a a large-scale search in the southern Indian Ocean.

The airline was widely criticised for its handling of the crisis.

On July 17, flight MH17 from Amsterdam to Kuala Lumpur was shot down over war-torn eastern Ukraine, with another 298 people killed.