Rezim Komunis Pol Pot Paksa Warga Skuon di Kamboja Makan Tarantula

Cambodian Town has a Stomach-churning Solution to Spider Surplus

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Rezim Komunis Pol Pot Paksa Warga Skuon di Kamboja Makan Tarantula
Penikmatnya menyebut rasanya seperti daging ayam, tapi sebagai informasi penting, hanya kaki tarantula yang layak dikonsumsi (Foto2: MailOnline)

WISATAWAN ke kota Skuon di Kamboja lebih baik hati-hati terhadap tarantula - bukan hanya lantaran kaki mereka yang banyak - tapi juga ketika disantap.

Pasar di kota itu dibanjiri dengan begitu banyak penganan dari tarantula berkaki delapan yang dijajakan pedagang asongan dan siap disantap.

Dikenal sebagai 'Kota Laba-laba', serangga yang satu ini berkeliaran di banyak tempat mulai dari sudut rumah hingga di tempat umum.

Namun penduduk setempat tidak kehilangan akal untuk memanfaatkan over populasi dari laba-laba raksasa tersebut yang dijadikan makanan lezat - digoreng dan disajikan dengan sejumput herbal untuk mie atau nasi.

Penikmatnya menyebut rasanya seperti daging ayam, tapi sebagai informasi penting, hanya kaki tarantula yang layak dikonsumsi.

Ada risikonya kalau memakan perut dan mengunyah jeroan dan cairan tubuh laba-laba.

Warga setempat bahkan ada yang lebih nekat dengan mencampur hewan berbulu itu dengan anggur.

Namun sementara banyak orang tidak diragukan akan bergidik ngeri ketika ingin menyantapnya, padahal kebiasaan ini berlangsung di Skuon sejak dekade 70-an.

Laba-laba tergolong serangga yang paling banyak hidup di kota tersebut dan ketika kelaparan melanda kota tersebut warga pun mulai beralih ke hewan berkaki delapan sebagai sumber makanan.

Di bawah kediktatoran pemimpin komunis Pol Pot, penduduk kota terpaksa pindah ke pedesaan untuk bekerja di pertanian kolektif dan menjalani kerja paksa.

Namun warga yang diusir dari kota tersebut tidak tahu bagaimana bertani dan perlahan-lahan mulai kelaparan.

Lapar dan putus asa memaksa mereka menempuh langkah ekstrim dengan menyantap tarantula yang hidup di sekitar rumah mereka sebagai makanan.

Namun hari ini, hidangan unik ini dianggap lezat dan sangat populer di mata wisatawan, seperti dilansir MailOnline.

VISITORS to the Cambodian town of Skuon had better watch out for tarantulas - not just scurrying over their toes... but also in their meals.

The market town has been so overrun with the eight-legged creepy crawlies they have taken to eating them.

Known as 'Spider Town', the insects were running all over surfaces in the area and dropping onto people's heads.

But in a gruesome fervour of resourcefulness by the locals the arachnids are now becoming a tasty snack - deep fried and served with a pinch of herbs on a bed of noodles or rice.

They are said to be similar to chicken or cod but, take heed, it's only the legs that should be consumed.

Bite into the abdomen and diners risk munching on innards and the spider’s bodily fluids.

Some locals have gone one step further and brewed wine with the hairy critters.

However while many people would no doubt run screaming in the opposite direction at the mere thought of the idea, the practice has been going on in Skuon since the 1970's.

Spiders had always infested the town but it was only when a devastating famine struck the area that residents began turning to the creatures as a food source.

Under Pol Pot's dictatorship urban dwellers were forced to move to the countryside to work in collective farms and on forced labour projects.

But the exiles did not know how to farm and slowly began to starve.

Hungry and desperate enough to go to any extreme the locals began to eat the arachnids overtaking their homes.

These days however, the dish is considered a delicacy and is very popular with tourists.