Ibrahimovic Tato 50 Nama Warga Kelaparan Dunia di Tubuhnya
Ibrahimovic Tattooed Names of 50 Starving People on His Body
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
ZLATAN IBRAHIMOVIC buka rahasia mengapa ia menanggalkan jersey-nya setelah mencetak gol hanya dua menit sebelum Paris Saint-Germain ditahan bermain seri dengan Caen pada Sabtu sore.
Striker Swedia itu menunjukkan dukungannya untuk Program Pangan Dunia PBB (WFP) dengan tato 50 nama orang kelaparan yang dibantu oleh badan amal WFP ke tubuhnya.
WFP telah membantu sekitar 805.000.000 orang kelaparan di seluruh dunia dan 50 nama dipilih oleh Ibrahimovic secara simbolis mewakili beberapa krisis kemanusiaan terburuk yang sedang berlangsung saat ini.
"Ke mana pun saya pergi orang mengenali saya, memanggil nama saya, itu menyenangkan hati saya," kata striker PSG ini lagi seperti dilansir MailOnline.
"Tapi tidak ada yang peduli untuk mengingat nama-nama mereka. Tidak ada kepedulian terhadap 805 juta orang yang menderita kelaparan di dunia saat ini."
"Saya memiliki pendukung di seluruh dunia. Mulai sekarang saya ingin dukungan tersebut diberikan kepada orang-orang yang menderita kelaparan, merekalah juara sejati."
"Jadi, setiap kali Anda mendengar nama saya, Anda akan memikirkan nama mereka."
Ibrahimovic memiliki tato temporer - nama seperti Carmen, Mariko, Antoine, Lida, Rahma dan Yaae - yang ditempelkan pada tubuhnya menjelang laga hadapi Caen.
Ketika ia mencetak gol di menit kedua - menggunakan kakinya kaki untuk mengarahkan umpan silang Serge Aurier ke pojok bawah gawang - ia membuka jersey di tengah lapangan untuk memamerkan sederetan tatonya.
Ibrahimovic mendapat kartu kuning akibat ulahnya, sesuai aturan FIFA, tapi dia tidak terlalu khawatir asalkan 'pesan' di tubuhnya diketahui seantero dunia.
"Setiap jiwa dari 805 juta orang yang kelaparan di dunia memiliki nama, suara, cerita untuk berbagi," kata Direktur WFP untuk Perancis Marina Catena.
"Zlatan menerima tantangan dan ingin membawa cerita mereka pada kulit tubuhnya agar dunia tidak melupakan mereka."
Golnya memberi awal yang sempurna pada laga senja tersebut bagi PSG untuk sisi Paris tapi berakhir dengan mimpi buruk bagi Laurent Blanc dan timnya.
Meskipun Ezequiel Lavezzi menggandakan keunggulan mereka sesaat sebelum babak pertama, empat pemain PSG didera cedera dan mengakhiri pertandingan hanyadengan sembilan pemain.
ZLATAN IBRAHIMOVIC has revealed why he stripped off his shirt after scoring just two minutes into Paris Saint-Germain's draw with Caen on Saturday afternoon.
The Sweden striker was showing his support for the United Nations World Food Programme (WFP) by tattooing the names of 50 hungry people helped by the charity onto his body.
The WFP has helped 805 million hungry people all around the world and the 50 chosen by Ibrahimovic symbolically represented some of the worst humanitarian crises ongoing today.
'Wherever I go people recognize me, call my name, cheer for me,' said the PSG striker.
'But there are names no one cares to remember. That no one cheers for: the 805m people suffering from hunger in the world today.
'I have the supporters all over the world. From now on I want this support to go to the people who suffer from hunger, they are the real champions.
'So whenever you hear my name, you will think of their names.'
Ibrahimovic had the temporary tattoos - of names such as Carmen, Mariko, Antoine, Lida, Rahma and Yaae - applied to his torso ahead of the Caen match.
When he scored in the second minute - extending a leg to direct Serge Aurier's cross into the bottom corner - he removed his shirt in the middle of the field to show off the tapestry of tattoos.
Ibrahimovic received a yellow card for his troubles, as the rules dictate, but wasn't overly concerned having got his message across to the world.
'Each one of the 805m people suffering from hunger in the world has a name, a voice, a story to share,' said WFP director for France Marina Catena.
'Zlatan accepted the challenge and wished to carry their stories on his own skin so that the world does not forget them.'
His goal represented the perfect start to the afternoon for the Parisian side but it ended in a nightmare for Laurent Blanc and his team.
Although Ezequiel Lavezzi doubled their lead shortly before half-time, they suffered four injuries and ended the match with just nine-men.
