SoldatenKaffe di Bandung Sajikan `Nazi Goreng` dan Memorabilia Hitler

Indonesia`s Controversial Nazi-themed Cafe Defies Critics and Death Threats

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


SoldatenKaffe di Bandung Sajikan `Nazi Goreng` dan Memorabilia Hitler
Kafe ini telah berdiri selama tiga tahun di kota terbesar ketiga di Indonesia sebelum menjadi perhatian media (Foto2: MailOnline)

KUTIPAN PERNYATAAN Adolf Hitler yang dipasang di dinding restoran, menjadi penanda bahwa tamu berada di restoran unik bertema Nazi yang dinamai SoldatenKaffe di Indonesia.

Para tamu yang bersantap tampaknya tidak terganggu oleh foto-foto berbingkai dari pemimpin Nazi, Hitler, yang tak terhitung jumlahnya, bendera Nazi dan memorabilia lain yang menghiasi dinding di sekitar mereka, atau fakta bahwa pemilik kafe menerima kritik dan ancaman pembunuhan ketika restoran ini menjadi berita utama di seluruh dunia karena dituding kontroversi.

SoldatenKaffe dituding mengagung-agungkan partai Nazi dan pemimpinnya, dan terus menempatkan memorabilia tambahan di restoran tersebut.

SoldatenKaffe dituding mengidolakan partai Nazi dan pemimpinnya dan dipaksa untuk menutup kafe pada  2013, dan pemiliknya berjanji untuk menghapus lambang swastika dan lencana Nazi.

Namun, ketika kafe unik ini dibuka kembali pada Juni 2014, tidak hanya mempertahankan nama kafe yang digandrungi tentara Nazi di Paris pada Perang Dunia II, tetapi juga memiliki lebih banyak artefak tentang Nazi, seperti dilansir MailOnline.

Kafe ini telah berdiri selama tiga tahun di kota terbesar ketiga di Indonesia sebelum menjadi perhatian media.

Berita di media massa memicu kemarahan di seluruh dunia dari berbagai kelompok, termasuk organisasi-organisasi Yahudi.

Kecaman itu membuat pemilik kafe Henry Mulyana menerima ancaman pembunuhan memutuskan untuk menutup SoldatenKaffe, dan menurunkan memorabilia Nazi dan Hitler.

Ketika dibuka kembali, kafe unik ini tetap memasang foto diktator Nazi, poster, kutipan terkenal dan lambang kebanggaan Nazi Jerman.

Menurut pemiliknya, pelanggan dapat memesan makanan bertema Nazi yang disajikan oleh pelayan berpakaian ala SS, pasukan elit Nazi.

Menu favoritnya dinamai 'Nazi goreng', yang merupakan nama slank dari nasi goreng.

Mulyana menegaskan bahwa tidak ada alasan bagi siapa pun untuk merasa tersinggung dan halaman Facebook kafe bersikeras tidak pro-Nazi.

Dia menyatakan: "Ini masalah fakta, dengan maksud mengusung budaya pop melalui Hitler dan Nazi. Para penulis di halaman web bukanlah pendukung atau neo-Nazi."

Kiat Mulyana untuk meredam kritik dan protes dengan memasang beberapa foto raksasa dari Hitler, termasuk Perdana Menteri Inggris Winston Churchill dan diktator Rusia Josef Stalin.

Mulyana pernah mengatakan kepada wartawan bahwa kafenya telah menarik banyak pelanggan dari Eropa, yang diklaimnya tidak terganggu oleh protes dan kritik.

Dia bersikeras: "Saya punya hak untuk merancang restoran saya dengan apa pun yang menarik orang untuk datang. Saya yakin bahwa saya tidak melanggar hukum."

Dia menegaskan bahwa kafenya, mendapat pujian dari pelanggan melalui Facebook dengan skor 4,5 dari 5, terus melayani penikmatnya dari seluruh dunia.

QUOTES FROM Adolf Hitler are stencilled on the walls around customers, as they sit in the controversial Nazi-themed SoldatenKaffe in Indonesia.

They don't seem to be bothered by the countless Hitler portraits, Nazi flags and other memorabilia that adorn the walls surrounding them, or the fact that the cafe's owner received widespread criticism and death threats when his business made headlines around the world for all the wrong reasons.

SoldatenKaffe has been accused of glorifying the Nazi party and its leader, and is still packing in customers a year after it reopened with even more memorabilia.

SoldatenKaffe glorifies the Nazi party and its leader and was forced to close its doors in 2013, with the owner promising to remove the offending swastikas and Nazi insignia.

However, when the cafe relaunched in June 2014, it not only retained the name of a cafe that was popular with Nazi soldiers in Paris in World War II, but also had even more artefacts on display.

The cafe had existed for three years in Indonesia's third-largest city before it was brought to media attention.

The coverage sparked worldwide anger from many groups, including Jewish organisations.

It was only when cafe owner Henry Mulyana received death threats that he decided to shut SoldatenKaffe, and take down the offending memorabilia.

He obviously had a change of heart when he reopened, as the prominent portrait of the Nazi dictator, posters, quotes and three iron eagles bearing swastikas, still remained.

According to Salon, customers can order Nazi-themed food served on a swastika-motif by SS uniform-clad waiters.

The menu includes 'Nazi goreng', which is a themed version of the traditional Indonesian fried rice dish, nasi goreng.

Mulyana insists that there is no reason for anyone to be offended and the cafe's Facebook page insists it is not pro-Nazi.

It states: 'It is matter of fact, with the intention of exploring Hitler & the NAZIS as pop culture. The authors of the web page are not Nazis or neo-Nazis.'

The only defence Mulyana could give for the reopening is the broadened theme to include several portraits next to the giant one of Hitler, including British Prime Minister Winston Churchill and Russian dictator Josef Stalin.

Mulyana once told reporters that the cafe draws a lot of customers from Europe, claiming they aren't bothered by the theme.

He once said: 'I have a right to design my restaurant with anything that attracts people to come. I'm sure that I'm not violating any laws.'

He insists that the cafe, which has a customer rating of 4.5 stars out of five on Facebook, continues to serve tourists from around the world.