Bateri Lithium-ion Ini Cukup 2 Menit Waktunya `Nge-charge`

Scientists Reveal the Battery that can be Charged in just 2 Minutes

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Bateri Lithium-ion Ini Cukup 2 Menit Waktunya `Nge-charge`
Prof Chen dan timnya akan mengajukan permohonan Proof-of-Concept grant untuk membangun prototipe baterai secara massal (Foto2: MailOnline)

INI BISA menjadi jawaban untuk impian setiap pemilik smartphone - baterai yang dapat diisi hanya dalam waktu 120 detik atau dua menit saja.

Para peneliti di Singapura mengatakan baterai mereka mampu melakukan pengisian sangat cepat, yang dapat diisi ulang hingga 70% hanya dalam dua menit.

Baterai canggih ini juga mampu bertahan sepuluh kali lebih lama dari baterai yang ada saat ini, yang kerap kesulitan untuk menampung daya lebih banyak setiap kali charging.

Para ilmuwan di Nanyang Technology University (NTU) mengatakan terobosan mereka memiliki dampak luas pada semua industri, terutama untuk mobil listrik, ketika pengguna mobil listrik harus menunggu pengisian baterai begitu lama untuk melanjutkan perjalanan, seperti dilansir MailOnline.

Pengemudi mobil listrik dapat menyelamatkan puluhan ribu biaya penggantian baterai dan dapat mengisi ulang mobil mereka hanya dalam hitungan menit.

'Mobil listrik akan dapat meningkatkan jangkauan mereka secara dramatis, dengan waktu pengisian baterai hanya lima menit,  setara dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengisi BBM di pompa bensin saat ini," kata Associate Professor Chen Xiaodong Prof Chen, yang memimpin penelitian.

"Sama pentingnya, kita sekarang dapat secara drastis mengurangi limbah beracun yang dihasilkan oleh limbah baterai, karena karya kami mampu bekerja sepuluh kali lebih lama dari baterai lithium-ion yang beredar saat ini."

Baterai isi ulang umumnya digunakan di ponsel, tablet, dan mobil listrik, baterai lithium-ion yang ada saat ini hanya mampu berfungsi untuk 500 kali pengisian ulang.

Hal ini setara dengan dua sampai tiga tahun penggunaan normal, dengan setiap siklus butuh waktu sekitar dua jam untuk mengisi baterai hingga penuh.

Baterai baru yang dikembangkan NTU, grafit tradisional digunakan untuk anoda (kutub negatif) dalam baterai lithium-ion diganti dengan bahan gel baru yang terbuat dari titanium dioksida.

Titanium dioksida merupakan bahan yang melimpah, murah dan aman yang ditemukan di dalam tanah. Hal ini biasanya digunakan sebagai aditif makanan atau lotion tabir surya untuk menyerap sinar ultraviolet yang berbahaya.

Tim di NTU telah menemukan cara untuk mengubah titanium dioksida menjadi nanotube kecil, yang seribu kali lebih tipis dari diameter rambut manusia.

Ini mempercepat reaksi kimia yang terjadi dalam baterai baru, yang memungkinkan untuk pengisian supercepat.

Diciptakan oleh Associate Professor Chen Xiaodong dari NTU School of Material Science and Engineering, temuan di balik pembentukan baru titanium dioksida gel diterbitkan dalam edisi terbaru dari Advanced Material, sebuah jurnal ilmiah internasional terkemuka.

Prof Chen dan timnya akan mengajukan permohonan Proof-of-Concept grant untuk membangun prototipe baterai secara massal.

Dengan bantuan dari NTUitive, anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh NTU dan didirikan untuk mendukung NTU start-up, teknologi yang dipatenkan telah menarik minat dunia industri.

IT COULD BE the answer to every smartphone owner's dreams - a battery that can be charged in just 120 seconds. 

Researchers in Singapore say their ultra-fast charging batteries that can be recharged up to 70 per cent in only two minutes.

They also last ten times longer than current batteries, which often struggle to hold a charge the older they get.

Scientists at Nanyang Technology University (NTU) say their breakthrough has a wide-ranging impact on all industries, especially for electric vehicles, where consumers are put off by the long recharge times and its limited battery life. the researchers say.

Drivers of electric vehicles could save tens of thousands on battery replacement costs and can recharge their cars in just a matter of minutes.

'Electric cars will be able to increase their range dramatically, with just five minutes of charging, which is on par with the time needed to pump petrol for current cars,' said Associate Professor Chen XiaodongProf Chen, who led the study.

'Equally important, we can now drastically cut down the toxic waste generated by disposed batteries, since our batteries last ten times longer than the current generation of lithium-ion batteries.'

Commonly used in mobile phones, tablets, and in electric vehicles, rechargeable lithium-ion batteries usually last about 500 recharge cycles.

This is equivalent to two to three years of typical use, with each cycle taking about two hours for the battery to be fully charged.

In the new NTU-developed battery, the traditional graphite used for the anode (negative pole) in lithium-ion batteries is replaced with a new gel material made from titanium dioxide.

Titanium dioxide is an abundant, cheap and safe material found in soil. It is commonly used as a food additive or in sunscreen lotions to absorb harmful ultraviolet rays.

Naturally found in spherical shape, the NTU team has found a way to transform the titanium dioxide into tiny nanotubes, which is a thousand times thinner than the diameter of a human hair.

This speeds up the chemical reactions taking place in the new battery, allowing for superfast charging.

Invented by Associate Professor Chen Xiaodong from NTU's School of Materials Science and Engineering, the science behind the formation of the new titanium dioxide gel was published in the latest issue of Advanced Materials, a leading international scientific journal in materials science.

Prof Chen and his team will be applying for a Proof-of-Concept grant to build a large-scale battery prototype.

With the help of NTUitive, a wholly-owned subsidiary of NTU set up to support NTU start-ups, the patented technology has already attracted interest from the industry.