Gagasan Unik Fotografer Ungkap 1.200 Kamar Tidur Jomblo di 55 Negara

Photographer Who Visited 55 Countries Reveal Inside the World`s Bedrooms

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Gagasan Unik Fotografer Ungkap 1.200 Kamar Tidur Jomblo di 55 Negara
Empat dari 1.200 karya fotografer Afrika Selatan John Thackwray di buku My Room Project, arah jarum jam: Lalu di Varanasi (India), Oleg di Novosibirsk (Rusia), Ryoko di Tokyo (Jepang) dan Pema di Kathmandu (Nepal) Foto2: MailOnline

SEBUAH buku baru yang mendokumentasikan berbagai tempat di mana orang meletakkan kepala mereka di malam hari telah memberikan wawasan yang menarik ke dalam perbedaan budaya di seluruh dunia.

My Room Project merupakan gagasan dari pembuat film Afrika Selatan dan fotografer John Thackwray, yang menghabiskan enam tahun terakhir untuk melakukan perjalanan keliling dunia untuk memotret foto orang-orang di kamar di mana mereka tidur.

Proyek ini dimulai dengan teman-temannya di Paris pada 2010 dan dia hingga saat ini telah mengunjungi 55 negara untuk mewujudkan ambisinya, termasuk Thailand, Iran, AS, Bolivia dan Rusia.

Berbicara tentang proyeknya kepada Travel MailOnline, Thackwray mengatakan bahwa ia mulai memotret obyeknya karena ia ingin tahu tentang gaya hidup yang berbeda.

Dia mengatakan: 'Saya ingin tahu tentang gaya hidup dan budaya - tentang bagaimana orang seusia saya hidup dan bagaimana dunia ini bermutasi.

'Proyeknya berhasil mengumpulkan 1.200 kamar tidur jomblo dari 55 negara.'

Sementara di semua negara yang dikunjunginya, Thackwray mengunjungi sejumlah kamar tidur yang menarik, ia meyakini bahwa hal itu menjadi pengalaman menarik karena kisah kehidupan dari subyek yang difoto.

Dia mengatakan: 'Kamp-kamp pengungsi Suriah dan Palestina benar-benar menyedihkan, seperti pemuda Rwanda yang mengalami genosida tahun 1994 ketika masih bocah dan kini kehilangan semua keluarganya.'

'Memotret pecandu narkoba usia muda yang disebut 'narcos' di penjara Utara Meksiko yang berbicara kepada saya tentang upaya penyembuhan menjadi mengesankan dan menambah pengalamannya.'

"Namun saya juga terkesan dengan spiritualitas di India, dan kegilaan Jepang. '

Meskipun banyak perbedaan mencolok dari bangsa ke bangsa, Thackwray mengatakan bahwa berkat teknologi modern, sebagian besar mereka terhubung melalui internet saat ini.

Dia mengatakan: 'Kebanyakan dari mereka berbagi akses ke internet dan media sosial, termasuk perempuan muda Saudi dan petani di belantara Afrika.

'Ini jelas merupakan generasi yang terhubung, yang juga memungkinkan saya untuk tetap berhubungan dengan sebagian besar dari mereka. "

Namun di mana akhir kesamaan menurut Thackwray, yang telah mempelajari bagaimana luasnya dunia sejak dia memulai proyeknya.

Dia mengatakan: "Saya pasti akan mengatakan bahwa dunia ini tidak adil."

"Saya juga akan mengatakan bahwa banyak orang bingung terhadap kemiskinan dan kekerasan - masyarakat miskin tidak selalu menyukai kekerasan, dan kekerasan jauh lebih sulit, khususnya bagi wanita.

"Saya juga merasa bahwa banyak orang bingung terhadap kenyamanan dan kebahagiaan, karena saya sudah melihat lebih banyak senyum di negara-negara miskin dan lebih banyak lagi depresi di negara maju."

Buku My Project Room akan diterbitkan akhir tahun ini seperti dilansir MailOnline.

A NEW BOOK documenting the different places where people lay their head at night has provided a fascinating insight into the difference in cultures around the world.

My Room Project was the brainchild of the South African filmmaker and photographer John Thackwray, who has spent the past six years travelling the globe to take pictures of people in the rooms where they sleep.

The project started with his friends in Paris in 2010 and he has since gone on to photograph subjects in 55 countries, including Thailand, Iran, the US, Bolivia and Russia.

Speaking about the project to MailOnline Travel, Thackwray said that he started taking the pictures because he was curious about different lifestyles.

He said: 'I was curious about lifestyle and culture - about how people of my age were living and how the world is mutating.

'The project has never photographed 1200 candidates of 55 countries.'

While all of the countries Thackwray visited featured interesting bedrooms, he believes that some of the experiences were especially strong because of the life stories of the subjects.

He said: 'The Syrian and Palestinian refugee camps were really sad, as was the Rwanda youth who had experienced the 1994 genocide as a child and lost all their family.

'Photographing young "narcos" in a North Mexico jail who talked to me about redemption was a memorable and strong experience too.

'But I was also impress by the spirituality in India, and the craziness of the Japanese.'

Despite many stark differences from nation to nation, Thackwray says that thanks to modern technology, most people are connected through the internet nowadays.

He said: 'Most of them share an access to Internet and social network, including Saudi young women and farmers in the African bush.

'This is definitely the connected generation, which has also allowed me to stay in touch with most of them.'

But that is where the similarities end according to Thackwray, who has learned a number of lessons about the world since embarking on the project.

He said: 'I definitely would say that the world is unfair.

'I would also say that many people confuse poverty and violence - poor communities are not necessarily violent, and violence is much harder, specially for women.

'I also feel that many people always confuse comfort and happiness, because I've see more smiles in poor countries and much more depression in developed countries.'

The My Room Project book will be published later this year.