Kementan Dukung DEN, Siapkan Bibit Tanaman Bahan Baku Biofuel
Indonesian Agriculture Ministry Supports the Development of Biofuels
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
 b.jpg)
Jakarta (B2B) - Kementerian Pertanian RI (Kementan) berperan aktif mendukung kedaulatan energi, khususnya sebagai koordinator penyusunan roadmap jenis tanaman dan penyiapan bibit tanaman bahan baku untuk Bahan Bakar Nabati (BBN) atau biofuel, dengan memprioritaskan jenis tanaman di luar jenis tanaman pangan prioritas.
Staf Ahli Menteri Pertanian bidang Inovasi dan Teknologi Pertanian, Mat Syukur mengatakan Kementan sebagai nggota Dewan Energi Nasional (DEN) saat ini mendukung penyelesaian akhir Rancangan Rencana Umum Energi Nasional (R-RUEN) 2016-2050 oleh DEN.
"Kementan mendorong beberapa kebijakan jangka pendek dan jangka menengah untuk pengembangan biofuel), dalam jangka pendek pengembangan BBN, baik biodiesel maupun bioethanol, berasal dari produk yang sudah eksisting yaitu crude palm oil atau CPO untuk biodiesel maupun tebu dan ubi kayu untuk bioethanol," kata Mat Syukur melalui pernyataan tertulis yang dilansir Humas Kementan kepada B2B.
Menurutnya, biofuel termasuk dalam energi terbarukan selain mikrohidro, tenaga angin dan tenaga surya. Keseluruhan energi baru terbarukan tersebut ditargetkan minimal mencapai 23% dalam bauran energi (energi mix) pada 2015 selain minyak bumi, gas dan batubara.
"Sesuai tugas, kita (Kementan) akan berkoordinasi dengan kementerian dan atau lembaga pemerintah lainnya dalam menyusun roadmap jenis tanaman untuk prioritas bahan baku bahan bakar nabati,” kata Mat Syukur yang bertindak selaku wakil tetap Kementan pada DEN usai menghadiri sidang DEN di Jakarta pada Rabu (4/5).
Kadar Minyak CPO
Dalam jangka pendek, pengembangan BBN memfokuskan pada pengembangan komoditas minyak sawit yang menghasilkan CPO sebagai sumber utama biodiesel, untuk mencapai target mandatory penggunaan biodiesel 20% atau B20 pada 2016 maupun B30 pada 2020. Saat ini, produksi CPO mencukupi untuk memenuhi target mandatory produksi biodiesel tersebut.
"Untuk 2016, perkiraan produksi CPO mencapai sekitar 33 juta ton, dan dari keseluruhan produksi tersebut, sekitar enam sampai tujuh juta ton CPO ditargetkan untuk produksi biodiesel," kata Mat Syukur.
Dia menambahkan, Kementan juga akan terus melakukan penelitian untuk menciptakan varietas unggul kelapa sawit untuk peningkatan produktivitas dan kadar minyak yang tinggi dan efisien serta dapat dikembangkan di lahan sub optimal. Kementan juga akan mengembangkan tanaman penghasil BBN yang tidak bersaing dengan kebutuhan pangan, misalnya kemiri sunan.
"Pada tanaman usia delapan tahun, komoditas ini dapat memproduksi 15 ton biji atau setara enam sampai delapan ton biodiesel per hektar setiap tahunnya. Namun hal itu memerlukan dukungan kebijakan dalam hal kepastian harga beli biodiesel," katanya lagi.
Menurutnya, untuk penyediaan bahan baku bahan bakar nabati dalam jangka panjang, Kementan juga mendorong pemanfaatan biomassa limbah pertanian (generasi kedua). Limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan untuk produksi bioenergi, diantaranya adalah cangkang kelapa sawit, jerami padi, jagung dan limbah pertanian lainnya untuk mendukung pelaksanaan pertanian berkelanjutan.
Dia menilai keberhasilan pengembangan BBN tidak saja berdampak kepada kemandirian energi nasional, tetapi dapat memberikan implikasi kepada penyediaan lapangan kerja di pedesaan, tumbuh dan berkembangnya perekonomian masyarakat desa.
"Pengembangan BBN juga dapat mengurangi emisi gas karbondioksida atau CO2 dan dapat mengurangi urbanisasi masyarakat desa ke kota. Oleh karena itu, pengembangan BBN ini juga akan melibatkan banyak pemangku kepentingan yang harus bersinergi dan saling mendukung secara konsisten dalam jangka panjang," kata Mat Syukur.
Jakarta (B2B) - The Indonesian Agriculture Ministry active role in supporting energy sovereignty program, especially as the coordinator of the preparation of roadmap kinds of plants, and provide seed feedstock crops for biofuels, and not a strategic food crops.
Expert Staff to Minister for Innovation and Technology of Agriculture, Mat Syukur said that the Ministry of Agriculture as the Members of the National Energy Council (DEN) is currently supporting the completion of the General Plan for National Energy Plan 2016-2050 compiled by the DEN.
"The agriculture ministry encourage a policy of short-term and medium term for the development of biofuels, in the short term the development of biofuels, both biodiesel and bioethanol, derived from products already existing, namely crude palm oil or CPO for biodiesel and sugar cane and cassava for bioethanol," said Mat Syukur through a written statement was delivery by the PR department at the ministry.
According to him, biofuel included in renewable energy besides micro-hydro, wind power and solar power. Overall renewable energy is targeted to achieve a minimum of 23% in the energy mix by 2015 besides oil, gas and coal.
"According to the assignment, we are (ministry) will coordinate with the ministries or other government agencies in developing the roadmap of plants for the priority of raw materials for biofuels," said Mat Syukur acting as the permanent representative of the Agriculture Ministry on the DEN after attending a meeting of the DEN here on Wednesday (5/4).
Oil content of the CPO
In the short term, biofuel development focuses on the development of palm oil that produces the CPO as the main source of biodiesel, to achieve the target of 20% mandatory use of biodiesel or B20 in 2016, and B30 in 2020. Currently, the CPO production insufficient to meet mandatory targets biodiesel production.
"For 2016, forecasts CPO production reached about 33 million tons, and of the whole production, about six to seven million tons of the CPO targeted for biodiesel production," he said.
He added that the ministry will also continue to conduct research to create superior varieties of oil palm for increased productivity and high oil content and efficient and could be developed at sub-optimal land. The Ministry will also develop biofuel crops that do not compete with food needs, such as sunan pecan.
"These plants at eight years old can produce 15 tonnes of grain equivalent of six to eight tons of biodiesel per hectare per year. However, it requires policy support in terms of the certainty of the purchase price of biodiesel," he said
According to him, for the supply of raw materials for biofuels in the long run, the ministry is also encourages the use of agricultural waste biomass (second generation). Agricultural wastes that can be utilized for the production of bioenergy, such as palm shells, rice straw, corn and other agricultural wastes to support the implementation of sustainable agriculture.
He assessed the success of biofuel development not only have an impact on national energy independence, but it may have implications for the provision of rural employment, and economic development of rural communities.
"The development of biofuel to reduce emissions of carbon dioxide or CO2 and can reduce the urbanization of rural communities to the city. Therefore, biofuel development will also involve many stakeholders must work together and support each other consistently in the long term," Mr. Syukur said.
