500 Sentra Peternakan Rakyat Dukung UPT Pembibitan Sapi Unggul

500 Farms Involved to Support Indonesia`s Self-sufficiency of Beef Cattle

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


500 Sentra Peternakan Rakyat Dukung UPT Pembibitan Sapi Unggul
Mentan Andi Amran Sulaiman (baju putih) kunjungi peternakan sapi rakyat di kota Padang, Sumbar dan tabel rencana pengembangan sapi (FotoL B2B/Mac & Tabel: Kementan)

Padang, Sumbar (B2B) - Pemerintah Indonesia memperkirakan kebutuhan daging sapi nasional hingga akhir 2015 sekitar 653.000 ton dengan pertumbuhan kebutuhan sekitar 8,5% akan dipenuhi melalui pengembangan tujuh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pembibitan Sapi Unggul di tujuh wilayah dengan melibatkan 500 Sentra Peternakan Rakyat (SPR) dengan dana APBN sebesar Rp500 miliar pada 2016.

Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman mengatakan saat ini pemerintah mengembangkan inseminasi buatan (IB) untuk 2,9 juta ekor dengan tingkat kelahiran mencapai 900.000 ekor sapi dengan menyuntikkan bibit sapi limusin pada sapi Bali betina, dan konsepnya akan meniru Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Pakan Ternak (BPTUHPT) Padang Mangatas, Kabupaten 50 Kota, Provinsi Sumatera Barat.

"Saya sudah mengunjungi Padang Mangatas tadi malam (Jumat, 10/10), dan pada siangnya, Presiden RI Joko Widodo pun ke sana dan mengaku sempat terkesima pada hasil pengembangan bibit dan pakan ternak di sana, dan konsep serupa akan kami kembangkan di enam UPT lainnya," kata Amran Sulaiman di Padang pada Sabtu pagi (10/10).

Ketujuh UPT dimaksud adalah Indrapuri di Aceh, Siborong-borong (Sumatera Utara), Padang Mangatas (Sumatera Barat), Sembawa (Sumatera Selatan), Baturaden (Jawa Tengah), Denpasar (Bali), dan Pleihari (Kalimantan Selatan).

Langkah pembibitan akan melibatkan peternakan rakyat melalui SPR untuk gerakan IB dan akan mengembangkan peternakan dengan keunggulan komparatif dari setiap daerah seperti sapi Bima dari Nusa Tenggara Barat.

"Kementan juga akan mengusulkan kemudahan investasi, penyediaan lahan untuk pakan ternak melalui ladang angon, dan kemudahan pajak bagi investor dan pengusaha di bidang peternakan sehingga mereka tertarik investasi di bidang peternakan sapi tanpa harus mengandalkan impor," kata Mentan.

Padang, West Sumatra (B2B) - The Indonesian government estimates national beef demand until the end of 2015 approximately 653,000 tons with 8.5% growth in demand will be met through development of Technical Implementation Unit of Superior Cattle Breeding in seven regions with approximately 500 farms of the people, by utilizing funds from the state budget of 500 billion rupiah in 2016, according to agriculture minister.

Agriculture Minister, Andi Amran Sulaiman said government develop artificial insemination to 2.9 million head of cattle in the birth rate reached 900,000 head of cattle, and the concept of development as dairy farms owned by Indonesian government in Padang Mangatas, 50 Kota district of West Sumatera province.

"I´ve visited Padang Mangatas last night (Friday, 10/10), and in the afternoon, President Joko Widodo
was there and claimed unnerved at the performance, and we will develop a similar concept in six other regions," Minister Sulaiman said here on Saturday morning (10/10).

The seven of Technical Implementation Unit of Superior Cattle Breeding is Indrapuri in Aceh, Siborong-borong (North Sumatra), Mangatas Padang (West Sumatra), Sembawa (South Sumatra), Baturaden (Central Java), Denpasar (Bali), and Pleihari (South Kalimantan).

Breeding of beef cattle farm will involve the people through the approach of comparative advantages of each region such as Bima cattle in West Nusa Tenggara province.

"The ministry will propose investment incentives, provision of land for livestock feed, and tax benefits for investors and ranchers so that they are interested in investing cow without having to rely on imported cattle," minister Sulaiman said.