Dirjen Spudnik Apresiasi Petani Bawang Nganjuk Kembangkan Varietas Tajuk

Indonesian Govt Appreciates the Shallots Seeds are Developed by Farmers

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Dirjen Spudnik Apresiasi Petani Bawang Nganjuk Kembangkan Varietas Tajuk
Dirjen Hortikultura Kementan, Spudnik Sujono (ke-4 kanan), Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Yanuardi MM (ke-2 kiri) dan Kasubbag Humas, Ina Ngana (kiri) usai panen bawang merah di Nganjuk, Jatim (Foto: B2B/Gusmiati Waris)

Nganjuk, Jawa Timur (B2B) - Kementerian Pertanian RI mengapresiasi inovasi petani bawang merah di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur yang mengembangkan varietas baru yang dikembangkan sejak akhir 2014 dan dinamai Tajuk, sebagai hasil persilangan beberapa varietas bawang merah lokal.

Direktur Jenderal Hortikultura, Spudnik Sujono pun menyediakan waktu untuk berkunjung ke Desa Sukorejo di Kecamatan Rejoso, salah satu desa yang dipilih oleh kelompok tani setempat pada awal 2015 untuk menguji coba varietas Tajuk di lahan seluas 1.000 meter persegi, dengan produksi rata-rata 15 ton pada musim kemarau.

"Saya apresiasi petani di sini yang berhasil mengembangkan
Tajuk karena petani sadar pada ketersediaan varietas unggul untuk meningkatkan produksi bawang merah. Ada Bauji yang unggul di musim hujan karena tahan terhadap air dan Tajuk yang cocok ditanam di musim kemarau," kata Spudnik setelah panen bawang merah di Kabupaten Nganjuk pada Sabtu (6/8).

Dia mendorong petani setempat untuk memasarkan benih tersebut ke daerah lain di luar Nganjuk sehingga dapat mendukung program peningkatan produksi bawang merah untuk memenuhi kebutuhan konsumen di seluruh Indonesia yang terus meningkat, sementara selama ini sebagian besar petani memperoleh benih yang diproses dari penyimpanan hasil panen.

"Saya harapkan petani di sini mendukung seruan Menteri Pertanian RI untuk menanam bawang merah di luar musim atau off seasons untuk menjaga pasokan tetap tersedia sepanjang tahun dan dampak positifnya dapat mencegah impor," kata Spudnik.

Ketua Asosiasi Penangkar Benih Bawang Merah Kabupaten Nganjuk, Bambang Suparno menyambut baik ajakan Dirjen Spudnik Sujono, dan saat ini pihaknya telah memenuhi pesanan benih dari Kabupaten Bantul, Yogyakarta dan Enrekang (Sulawesi Selatan).

Menurutnya, varietas Tajuk menjadi andalan petani Nganjuk setelah ditanam pada lahan 1.000 m2 dapat dipanen 12 kuintal bawang merah, lebih banyak dari produksi varietas lokal hanya sekitar sembilan kuintal per 1.000 m2, dengan waktu tanam lebih singkat hanya 43 hari sementara varietas lain sampai 52 hari.

Nganjuk, East Java (B2B) - The Indonesian Agriculture Ministry appreciates innovation of shallot farmers in Nganjuk District, East Java Province who developed new variety since the end of 2014 was named Tajuk, and managed to increase productivity after several harvests, according to the senior official.

Director General of Horticulture, Spudnik Sujono have been to Sukorejo village in Rejoso subdistrict, village who was selected by local farmers´ group in early 2015 to planted variety of Tajuk in the land of 1,000 square meters, with an average productivity of 15 tonnes in the dry season.

"I appreciate the local farmers successfully develop seed variety to increase the shallot production. There are variety of Bauji is more suitable to be planted during the rainy season because it is resistant to water, and Tajuk for the dry season," Sujono said after the onion harvest here on Saturday (August 6).

He encouraged the local farmers to market the superior seeds to other areas outside Nganjuk, so it can support the increase shallot production to meet the needs of consumers around the country continue to rise, while for most farmers obtain seed from harvest storage.

"I expect the local farmers carry out the instructions of  Agriculture Minister to plant shallot in the off seasons to maintain the supply the whole year and the positive impact it can prevent imported products," Sujono said.

Association chairman of local seed breeders, Bambang Suparno welcomed the government´s call, and now has to fulfill orders seeds of Bantul in Yogyakarta Province and Enrekang (South Sulawesi).

According to him, Heading favored by local farmers because after planted on 1,000 m2 of land with harvest 12 quintals, while other variety after the harvest only nine quintals per 1,000 m2, with a growing season 43 days but another variety up to 52 days.