Ditjen Peternakan Kementan Tingkatkan Kualitas Bibit Ternak

Indonesia Improve Breeding Stocks Quality

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Ditjen Peternakan Kementan Tingkatkan Kualitas Bibit Ternak
Atas: Dirjen PKH Syukur Iwantoro dan Sesditjen PKH Riwantoro dan para direktur di Ditjen PKH (bawah) Foto2: B2B/Mya

Jakarta (B2B) -  Indonesia telah mencapai swasembada semen beku untuk sapi sejak 2012 dan swasembada pejantan unggul sejak 2013. Produksi semen beku di dua Balai Inseminasi Buatan Nasional (BBIB) di Singosari dan Malang, Jawa Timur pada 2013 mencapai 5.199.604 dosis. Sementara jumlah pejantan unggul secara nasional baik di BIB nasional maupun BIB daerah mencapai 565 ekor.

"Direktorat Jenderal Peternakan di Kementerian Pertanian RI terus berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas bibit ternak. Bahkan BIB Nasional juga mampu mengekspor semen beku sapi perah Myanmar, Kamboja, dan Malaysia," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatah Hewan, Syukur Iwantoro kepada pers di Jakarta, Rabu sore.

Dia menambahkan, untuk menjamin pemanfaatan dan pelestarian rumpun atau galur ternak secara berkelanjutan, serta memberikan perlindungan hukum terhadap rumpun atau galur ternak, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) telah melakukan penetapan dan pelepasan 53 rumpun atau galur ternak, dan telah didaftarkan ke Food and Agricultural Organization (FAO) sebagai kekayaan sumber genetik hewan Indonesia.

Menurutnya, kegiatan pengembangan pembibitan yang saat ini juga tengah dilakukan yakni penguatan pembibitan sapi potong lokal di tiga pulau dan enam kabupaten terpilih untuk pemurnian dan pembibitan sapi. Sedangkan untuk pengembangan ternak bibit dilakukan di pewilayahan sumber bibit ternak.

Pewilayahan sumber bibit ternak tujuannya agar pembibitan ternak lebih terfokus pada wilayah yang memenuhi kriteria jenis atau spesies dan rumpun ternak, agroklimat, kepadatan penduduk, sosial ekonomi, budaya serta ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Selain itu juga dilakukan penerapan Standar Nasional Indonesia atau SNI ternak di Indonesia, untuk perlindungan kepada konsumen dan pemanfaatan serta pelestarian sumber daya genetik ternak di Indonesia. Sampai saat ini telah dihasilkan SNI untuk ternak di indonesia sebanyak 29 SNI," kata Syukur Iwantoro.

Jakarta (B2B) - Indonesia has achieved self-sufficiency frozen cement for cattle since 2012 and self-sufficiency of superior bulls since 2013. 

Production of frozen cement in two National Artificial Insemination Center (BBIB) in Singosari and Malang, East Java in 2013 reached 5,199,604 doses. While the number of superior bulls totaled 565 head of cattle.

"Directorate General of Livestock in Indonesian Agriculture Ministry seeks to improve the quality and quantity of breeding stocks. Fact, capable of exporting frozen cement of dairy cattle to Myanmar, Cambodia, and Malaysia," Director General of Livestock and Animal Health, Syukur Iwantoro told to the press on Wednesday afternoon.

He added, to ensure the utilization and preservation of clumps or strains of livestock in a sustainable manner, and to provide legal protection, the Directorate General of Livestock and Animal Health (PKH) has set the establishment and release of 53 clumps or strains of livestock, and has been registered to the Food and Agricultural Organization (FAO) a wealth of animal genetic resources in Indonesia.

According to him, nursery development activities conducted now is strengthening Indonesian beef cattle breeding in the three islands and six districts selected for purification and breeding cattle.

The zoning objective source of breeding stock, to be more focus on in accordance regions of species, clump livestock, agro-climate, population density, socio-economic, cultural, science and technology.

"It was also made the Indonesian National Standard or SNI cattle in Indonesia, for consumer protection, utilization, and conservation of animal genetic resources in Indonesia. Until now has produced 29 SNI cattle," he said.