Karantina Pertanian Makassar Harus `Jemput Bola` Layani Publik

Indonesian Agricultural Quarantine Apparatus Should be Working Hard

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Karantina Pertanian Makassar Harus `Jemput Bola` Layani Publik
Mentan didampingi Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Makassar memberi arahan di laboratorium karantina pertanian di Makassar (Foto2: B2B/Mac)

Makassar (B2B) - Balai Besar Karantina Pertanian Makassar di ibukota Sulawesi Selatan tidak luput dari perhatian Menteri Pertanian RI, Amran Sulaiman dalam kunjungannya di Sulawesi Selatan pada Kamis (18/12). Menteri di Kabinet Kerja Presiden RI Joko Widodo ini menyambangi fasilitas laboratorium di kawasan Daya, Makassar.

Setelah shalat maghrib di dekat kampus STPP Gowa, sekitar 30 kilometer dari Makassar, Mentan Amran Sulaiman melanjutkan ´blusukan´ ke fasilitas laboratorium karantina pertanian, sebagai garda depan mencegah masuk dan tersebarnya penyakit hewan dan tumbuhan ke wilayah negara RI. Hal ini sesuai dengan amanat UU Karantina Hewan, Ikan Dan Tumbuhan Nomor 16/1992.

"Saya ingatkan aparat karantina pertanian untuk mempersulit masuk dari luar negeri tapi permudah untuk keluar," kata Amran Sulaiman yang didampingi Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Makassar, Hermansyah pada Kamis malam kepada aparat karantina pertanian Makassar.

Suasana kaku antara menteri dengan karyawannya menjadi cair dan hangat lantaran salah satu PNS wanita yang hadir di situ adalah teman kuliah Amran Sulaiman di Universitas Hasanuddin Makassar. "Ini rekan seperjuangan saya kuliah S1 di Unhas dulu."

Mentan mengajak PNS di karantina pertanian untuk bekerja keras untuk melayani masyarakat, karena uang rakyat yang dipakai untuk membayar gaji pegawai maka kepercayaan dari rakyat jangan disia-siakan.

"Setelah satu bulan dan tiga minggu menjadi menteri, saya sudah keliling 14 provinsi di Indonesia. Ketemu rakyat, dialog dengan petani, bertemu para pegawai di bidang pertanian. Kita melayani masyarakat, jangan diam saja di kantor. Harus malu dengan seragam yang kita pakai makanya harus bekerja menjemput bola," pesan Amran Sulaiman.

Mentan mengingatkan tugas utama insan karantina pertanian adalah mendukung swasembada pangan agar Indonesia disegani di mancanegara. "Kalau sudah swasembada pangan maka dunia akan segan pada kita, dan kita berbalik serang dunia melalui ekspor pangan."

Amran Sulaiman mengaku sebagai sosok yang disiplin sehingga tidak mentolerir adanya rekomendasi dan katabelece bagi kepentingan pribadi dari pejabat dan aparat di Kementerian Pertanian RI.

"Pegawai yang suka mengadu dan mengeluh itu biasanya orang malas dan bodoh, karena dia tidak mampu makanya meminta rekomendasi atasan," ungkapnya lagi.

Makassar (B2B) - Agricultural Quarantine Office of Makassar in South Sulawesi capital become a major concern of Indonesian Agriculture Minister, Amran Sulaiman during his vist in South Sulawesi. Minister in the Work Cabinet of President Joko Widodo visited the agricultural quarantine laboratory facilities in Daya area of Makassar.

After maghrib prayer near campus of STPP Gowa, about 30 kilometers from Makassar, Amran Sulaiman review the agricultural quarantine laboratory facilities, as the vanguard preventing the entry and spread of animal and plant diseases into the territory of the Republic of Indonesia. This is in accordance to the mandate the Law of Animal, Fish and Plant No. 16/1992.

"I reminded agricultural quarantine officials to complicate the entry of overseas but it easier to come out," Amran Sulaiman said who was accompanied by the Head of Agricultural Quarantine Office of Makassar, Hermansyah on Thursday evening.

Rigid atmosphere between the minister and employees become familiar because one female civil servants who attended there was friend of Amran Sulaiman at University of Hasanuddin in Makassar. "She was my close friend at the university."

Minister invites civil servants in agricultural quarantine to working hard serving the community, because the public money used to pay the salaries of civil servants then the trust of the people should not be wasted.

"After one month and three weeks became the minister, I´ve visited 14 provinces in Indonesia. Meet the people, dialogue with farmers, met with the civil servants. We serve the community, do not stay in the office. Should be embarrassed by the uniform we wear," he said.

He was reminded the main task of agricultural quarantine support self-sufficiency so that Indonesia respected abroad. "Once self-sufficiency, Indonesia will be respected, and we turned to attack the world through food exports."

Sulaiman admitted as a highly disciplined so as not tolerate any recommendation for a personal interest of officials in the Indonesian Agriculture Ministry.

"Civil servants who complaining that usually lazy and stupid, unable to work," he said.