Spudnik Sujono Dorong Peningkatan Produksi Kentang Atlantik di Lombok Timur

East Lombok Potential into Potato Production Centers in Indonesia

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Spudnik Sujono Dorong Peningkatan Produksi Kentang Atlantik di Lombok Timur
Dirjen Hortikultura Spudnik Sujono (kemeja putih) dan Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Yanuardi MM di lahan perkebunan kentang di Lombok Timur (Foto2: B2B/Gusmiati Waris)

Lombok Timur, NTB (B2B) - Samirin, 35, petani dari Lombok Timur tampil percaya diri saat berbincang dengan Direktur Jenderal Hortikultura, Spudnik Sujono tentang keberhasilannya mengembangkan budidaya tanaman hortikultura seperti cabai rawit, kentang dan bawang putih di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Samirin tampak optimis saat menceritakan tentang potensi produksi kentang varietas atlantik dan Granola di seluruh Kecamatan Sembalun yang saat ini ditanam pada lahan seluas 500 hektar, dengan tingkat produksi 20 ton per hektar.

"Petani di sini lebih senang menanam kentang varietas atlantik daripada granola yang ukuran umbinya lebih kecil, hasil panen kentang atlantik juga lebih banyak yang mencapai 1,5 sampai dua ton per hektar dan kalau Granola hanya 1,2 sampai 1,5 ton per hektar," kata Samirin.

Kesempatan bertemu Spudnik Sujono sebagai pejabat eselon satu di Kementerian Pertanian RI dimanfaatkan oleh Samirin dan kawan-kawan untuk menyampaikan keluhan tentang kesulitan mendapatkan bibit kentang atlantik yang masih harus diimpor dari Australia dan Selandia Baru.

"Harus diakui ada tren penurunan produksi kentang per hektar karena keterbatasan bibit, dan sering terlambat sampai ke petani. Semoga pemerintah dapat mencarikan solusi bagi petani kentang di Sembalun," kata Samirin.

Menurutnya, keterlambatan pasokan bibit kentang mengakibatkan jadwal tanam mundur sebulan, sementara letak geografis Sembalun di ketinggian 800 meter hingga 1.200 meter di atas permukaan laut dan berhawa sejuk mendukung pertumbuhan kentang atlantik yang masuk kategori A, dengan bentuk bulat bersih sebesar kepalan tangan orang dewasa, nyaris tidak ada cacat pada kulit buah seperti bintik, dan umbinya berwarna kuning cerah.

Sebagai pejabat yang bertanggung jawab pada peningkatan produksi hortikultura, Spudnik Sujono memandang Kabupaten Lombok Timur sebagai salah sentra budidaya tanaman hortikultura di NTB, yang meliputi tiga kecamatan: Sembalun, Suwela dan Wanasaba. Lahannya subur didukung irigasi teknis dan cocok untuk ditanami cabai, tomat, terong, sawi, kol, kacang panjang, dan lainnya.

"Ada hikmahnya pula bagi petani di sini karena pemilikan lahan rata-rata 30 are per keluarga maka sebagian besar petani di Lombok Timur memilih menanam hortikultura karena hasilnya bisa dipetik berkali-kali dalam satu tahun, dan pemerintah akan terus mendorong petani Lombok Timur untuk meningkatkan produksi pertaniannya," kata Spudnik.

East Lombok, West Nusa Tenggara (B2B) - Samirin, 35, a farmer from East Lombok regency looked confident while talked with the Director General of Horticulture, Spudnik Sujono about the cultivation of horticulture such as chili, potato and garlic in Sembalun district of West Nusa Tenggara province (NTB).

Samirin seemed optimistic while described the potential production of atlantic potato and granola on 500 hectares of land with an average production of 20 tons per hectare in Sembalun.

"We prefer to plant atlantic potato than granola potato, because tuber size smaller, the harvest production reached 1.5 to two tonnes per hectare while granola only 1.2 to 1.5 tons per hectare,"  he said.

The chance to meet with Spudnik Sujono as first echelon official in Indonesia Agriculture Ministry used by Samirin and other farmers to complain about the difficulty to get seed potatoes from Australia and New Zealand.

"We must admit that there is a downward trend in production due to limited seed supply. We hope the government can find solutions for Sembalun potato farmers," said Samirin, who uses one name like many Indonesians.

According to him, the delay in the supply of seed to schedule a month late planting, while geographical of Sembalun at an altitude of 800 meters to 1,200 meters above sea level strongly support the production of potatoes, with a round shape of the fist adults, nearly flawless on the rind.

As a government official a responsible the increased production of horticulture, Sujono assess East Lombok regency as one center for horticultural cultivation in NTB which includes three districts: Sembalun, Suwela and Wanasaba. The soil is a lush with irrigation technical support making it suitable for planting peppers, tomatoes, eggplant, mustard greens, cabbage, beans, and more.

"There is a blessing for the farmers here because of land ownership an average of 30 acres per family, the majority of farmers in East Lombok choose to plant horticulture because the results can be harvested many times in one year, and the government will continue to encourage farmers in East Lombok to increase agricultural production," Sujono said.