Mentan: Pemerintah Tempuh Pendekatan Kawasan Perbatasan Tingkatkan Produksi Rempah

The 2016 Indonesian Spices Council Conference was Opened by Senior Official

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Mentan: Pemerintah Tempuh Pendekatan Kawasan Perbatasan Tingkatkan Produksi Rempah
Mentan Andi Amran Sulaiman (inset kiri) dan Dirjen Perkebunan Bambang MM (berkopiah) Foto2: istimewa

Jakarta (B2B) - Pemerintah RI menempuh pendekatan kawasan dalam meningkatkan daya saing rempah, pengembangan wilayah dan kesejahteraan petani sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No 50/2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian secara partisipatif, holistik, terintegrasi dan berkelanjutan di wilayah perbatasan pada enam provinsi yakni Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Aceh dan Papua Barat.

Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengatakan secara operasional kemudian ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Pertanian (Permentan) No 46/2015 tentang Penetapan Kawasan Perkebunan Nasional.

"Di samping itu untuk mempercepat peningkatan produksi rempah, pemerintah juga telah melakukan pengembangan rempah di wilayah-wilayah perbatasan mulai dari Aceh, Kalimantan, Sulawesi dan Papua," kata Mentan dalam sambutannya yang dibacakan Direktur Jenderal Perkebunan, Bambang MM pada pembukaan Kongres Dewan Rempah Indonesia (DRI) di Jakarta pada Selasa (27/9).

Mentan seperti dikutip Bambang menyatakan memasuki perekonomian dunia yang semakin terbuka dan perdagangan internasional yang semakin ketat, maka Indonesia menghadapi tantangan lebih besar khususnya meningkatkan produksi rempah yang mampu berdaya saing melalui peningkatan mutu dan nilai tambah rempah.

"Upaya ini akan dapat dicapai apabila difasilitasi semua pihak tidak hanya Kementerian Pertanian tapi juga dari pemerintah daerah, instansi terkait, perbankan, dan seluruh pelaku usaha rempah di seluruh Indonesia," kata Bambang mengutip Mentan Amran Sulaiman.

Mentan juga menyampaikan turut berduka cita atas wafatnya Adi Sasono, Ketua Umum DRI periode 2011 - 2015 yang meninggal dunia di Jakarta belum lama ini.

Harapan Dirjen Perkebunan
Dirjen Perkebunan Bambang MM mengharapkan para pemangku kepentingan di bidang komoditas rempah diharapkan berpartisipasi aktif memberi dukungan fisik dan nonfisik kepada petani rempah di seluruh Indonesia, untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas rempah di pasar internasional.

Menurutnya, pengembangan industri berbahan baku komoditas rempah menjadi salah satu prioritas, meskipun kondisi ekonomi Indonesia dan dunia saat ini sedang melambat namun industri pengolahan komoditas rempah masih tetap berkembang.

"Pemerintah berupaya menjamin ketersediaan bahan baku melalui peningkatan produktivitas tanaman, dan hanya dapat dicapai bila difasilitasi semua pihak, tidak hanya oleh kementerian namun semua pihak terkait," kata Bambang MM yang dilantik sebagai Dirjen Perkebunan oleh Mentan pada Selasa pekan lalu (20/9) menggantikan Gamal Nasir yang memasuki masa pensiun.

Dirjen Bambang mengingatkan kepada pengurus dan anggota DRI bahwa dalam pengembangan potensi ekonomi perkebunan termasuk komoditas rempah saat ini, tidak bisa hanya bergantung pada anggaran pemerintah tapi harus mencari peluang lain, sementara pemerintah saat ini sedang mempersiapkan pembiayaan melalui fasilitas kredit khususnya Kredit Usaha Rakyat (KUR).

"Mudah-mudahan fasilitas kredit dimaksud ke depannya dapat menjangkau semua komoditas rempah," kata Bambang MM, mantan Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tenggara sebelum dilantik menjadi pejabat eselon satu di Kementan.

Jakarta (B2B) - The Indonesian government to take regional approach to improve product competitiveness of spices, regional development and the welfare of farmers as the Government Regulation Number 50/2012 on guidelines for the development of agricultural areas in a participatory, holistic, integrated and sustainable in the border regions of six provinces such as North Borneo, West Borneo, East Borneo, North Sulawesi, Aceh and West Papua, according to Indonesian minister.

Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman said the policy is operationally followed by Agriculture Decree No. 46/2015 on the establishment of a national plantation area.

"In addition, to accelerate the increase in the production of spices, the government has made development in the border region from Aceh, Kalimantan, Sulawesi and Papua,"
said Minister Sulaiman in his remarks delivered by the Director General of Plantation, Bambang MM at conference of Indonesian Spices Council (DRI) here on Tuesday (September 27).

Mr Sulaiman as quoted by Mr Bambang that an open world economy and international trade intensifies, Indonesia is facing severe challenges, especially increasing the production of herbs that can compete by improving the quality and value-added of spices.

"These efforts will be achieved if supported by all parties, is not only Agriculture Ministry but also local governments, agencies, banks, and whole of spices businesses across the country," Mr Bambang said cite his boss.

The Government Hopes
DG Bambang expects commodity stakeholders can support farmers of spices across the country so as to increase the value added and competitiveness of commodities in the international market.

According to him, the development of commodity industry into one of the priorities, despite the economic conditions in Indonesia and the world is now slowing, but the commodity processing industry showed a positive trend.

"The government seeks to ensure availability of raw materials through increased crop productivity, and can only be achieved if supported by all parties, is not only the ministry," said Mr Bambang, who was sworn in as the DG Plantation by Minister Sulaiman on Tuesday last week (20/9) replaces Gamal Nasir have to retire.

He was reminded the committee and members of DRI that the development potential of plantations including spices, should not depend on the government´s budget but had to look for other opportunities, while the government is currently preparing the financing through credit facilities, especially micro credit.

"I hope the credit facility can reach all spices commodities," said Mr Bambang, former Head Plantation and Horticulture of Southeast Sulawesi province before it became first echelon officials in the ministry.