Mentan Akui Geram Harga Pangan Rendah di Tingkat Petani, Mahal bagi Konsumen

Agriculture Minister Claimed Upset to the Middleman Who Vontrol Food Prices in Indonesia

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Mentan Akui Geram Harga Pangan Rendah di Tingkat Petani, Mahal bagi Konsumen
Mentan Andi Amran Sulaiman (kemeja putih) dan Dirjen Hortikultura (ke-2 kanan) saat operasi bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati menjelang lebaran 2015 (Foto: B2B/Gusmiati Waris)

Jakarta (B2B) - Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengaku gusar pada panjangnya rantai pasokan pangan sehingga memicu kenaikan harga bahan pangan pokok seperti beras, jagung, daging sapi, daging ayam, dan sebagainya pada awal 2016, akibatnya harga pangan tetap rendah di tingkat petani tapi mahal bagi konsumen.

"Rantai pasokan pangan terlalu panjang dari petani hingga ke konsumen, dan middleman yang menikmati keuntungan besar," kata Mentan Amran Sulaiman kepada pers usai rapat koordinasi di kantor Direktorat Jenderal Hortikultura - Kementerian Pertanian di Jakarta pada Rabu (27/1).

Dia memperkirakan rantai pasokan pangan mencapai delapan titik dan Kementan berupaya memangkasnya menjadi empat titik sehingga Badan Urusan Logistik (Bulog) dapat membeli langsung kepada petani, kemudian didistribusikan ke pasar untuk dijual langsung kepada konsumen.

Menurutnya, peranan Bulog harus ditingkatkan untuk menangani semua komoditas pangan strategis untuk melakukan intervensi di pasar, dan Bulog dapat memanfaatkan Toko Tani Indonesia (TTI) yang dibangun pemerintah di seluruh Indonesia sejak tahun lalu.

"Peranan Bulog sebagai stabilisator harga akan membuat harga pangan terjangkau untuk masyarakat, dan petani pun dapat menjual hasil produksinya dengan harga layak. Maksudnya, Bulog akan menjaga harga pangan layak bagi petani dan terjangkau oleh konsumen," kata Mentan didampingi Direktur Jenderal Hortikultura, Spudnik Sudjono.

Mentan mengatakan akan mendukung Bulog untuk membeli bawang merah dari petani, lalu Bulog akan memasarkan langsung ke pasar untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Produksi Bawang Merah
Mentan pada kesempatan itu mengenalkan petani bawang merah asal Cirebon, Wasirudin untuk mengungkap fakta harga di tingkat petani, yang menyatakan harga dari petani saat ini Rp15.000 per kg.

"Harga bawang merah dari petani di Cirebon sekarang ini Rp15 ribu per kg, itu harga normal dan kualitas bagus," kata Wasirudin.

Amran Sulaiman menambahkan, jumlah produksi bawang merah sepanjang 2015 mencapai 1,26 juta ton, melebihi kebutuhan nasional yang mencapai 947.385 ton. Sementara ekspor bawang merah pada 2015 mencapai 14.149 ton, naik 219% dari produksi  2014 yang mencapai 4.439 ton.

"Impor bawang merah berhasil ditekan, kalau pada 2014 mencapai 87.526 ton sementara impor pada 2015 hanya 15.769 ton," katanya lagi.

Jakarta (B2B) - Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman claimed upset the food supply chain in Indonesia that triggered the rise in prices of staple foods such as rice, corn, beef, chicken, and so on in early 2016, as a result of food prices remained low at the farm level but expensive for the consumer.

"The supply chain is too long from the farmer to the consumer, and the middleman who make a profit," Minister Sulaiman told reporters after coordination meeting at Directorate General of Horticulture here on Wednesday (1/27).

He estimates that food supply chain to eight points, and his ministry seeks to cut it into four points so that National Logistics Agency called the Bulog can purchase directly to the farmers, then distributed to consumers through the traditional markets.

According to him, the role of Bulog must be upgraded to handle all strategic food commodities to intervene in the market, and Bulog will utilize the farm shop built by governments across Indonesia since last year.

"The role of Bulog as a price stabilizer would make affordable food prices for consumers and farmers get decent profit. It means the Bulog will keep food prices feasible for farmers and affordable for consumers," said Mr. Sulaiman was accompanied by Director General of Horticulture, Spudnik Sudjono.

He said it would support the Bulog to buy shallot from farmers, then the Bulog will distribute to the market to meet consumer needs.

Shallots Production
Mr Sulaiman on the occasion of the introduction of an shallot farmer from Cirebon in West Java, Wasirudin who said shallot prices at the farm level of 15,000 rupiah per kg.

"The price in Cirebon farmers nowadays 15 thousand rupiah per kg, it is the normal price and good quality," Wasirudin said.

Sulaiman added shallot production in 2015 reached 1.26 million tons, and national needs 947,385 tonnes. While the shallot export in 2015 reached 14,149 tonnes, up 219%, and production in 2014 reached 4,439 tons.

"Import shallot this year could be reduced, in 2014 reached 87,526 tonnes while imports in 2015 only 15,769 tonnes," Minister Sulaiman said.