Petani Ancam Demo Kalau Pemerintah Restui Impor Bawang Merah

Indonesian Shallots Farmers Threatened to Rally if the Government Allow Imports

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Petani Ancam Demo Kalau Pemerintah Restui Impor Bawang Merah
Dirjen Hortikultura Kementan, Spudnik Sujono (kiri) di penangkaran benih bawang merah GR Jaya Brebes dan tabel pasokan bawang merah (Foto: B2B/Gusmiati Waris & Tabel: Ditjen Hortikultura Kementan)

Brebes, Jawa Tengah (B2B) - Para petani bawang merah di seluruh Indonesia akan menggelar demo apabila pemerintah mengijinkan impor, karena pasokan bawang merah di sejumlah sentra produksi berlimpah sehingga pemerintah tidak perlu merestui impor bawang merah tahun ini.

Pemilik penangkaran benih bawang merah GR Jaya di Kabupaten Brebes, Sukemi meminta pemerintah khususnya Direktorat Jenderal Hortikultura di Kementerian Pertanian (Kementan) tidak mengeluarkan rekomendasi impor bawang merah kepada Kementerian Perdagangan.

"Para petani bawang merah akan menggelar demo kalau pemerintah mengijinkan impor bawang merah. Bagaimana dengan nasib kami, yang bekerja keras di kebun bawang merah harus menelan kerugian kalau pemerintah lebih mementingkan importir dan pedagang," kata Sukemi kepada Dirjen Hortikultura, Spudnik Sujono yang berkunjung ke penangkaran benihnya di Brebes, akhir pekan lalu.

Dirjen Hortikultura berkunjung ke Brebes bersama tiga pejabat dari kementerian terkait untuk melihat langsung luas lahan dan luas panen di sentra produksi bawang merah di Provinsi Jawa Tengah yakni Brebes, Kendal dan Demak.

Spudnik menegaskan pasokan bawang merah di sejumlah sentra produksi berlimpah sehingga tidak perlu ada impor  bawang merah tahun ini. Namun dia tidak menampik adanya upaya yang mendorong pemerintah mengeluarkan rekomendasi impor bawang merah dengan menebar isu kelangkaan dan mengurangi suplai ke pasar agar harganya melambung.

"Stabilitas harga bawang merah di Jakarta dapat dengan mudah dideteksi dari jumlah pasokan ke Pasar Cibitung, Bekasi, Jawa Barat yang kerap dijadikan barometer harga. Apabila tiap hari mampu memasok minimal 40 truk masuk ke pasar ini maka diyakini harga akan turun dan stabil, sebaliknya bila pasokan kurang dari 25 truk, maka harga akan merangkak naik," kata Spudnik.

Menurutnya berdasarkan siklus tahunan, harga bawang merah akan naik pada saat musim hujan di wilayah sentra andalannya seperti Brebes dan Majalengka saat hujan sedang menyiapkan lahannya untuk tanam padi. Mengatasi hal tersebut, Kementan sejak 2015 secara sistemik dikembangkan bawang merah besar-besaran minimal 1.000 ha di wilayah sentra lain yang tersebar di Bima, Sumbawa, Tapin, Enrekang, Pesisir Selatan, Kampar, Nganjuk, Probolinggo dan lainnya.

Pengaturan pola tanam, panen dan rencana produksi secara bulanan selama 2016 dengan target luas 129 ribu hektar telah dipetakan, perkiraan produksi 1,29 juta ton tersebar di sentra produksi bawang merah di Pulau Jawa akan memasok 73% dari total kebutuhan, Bali Nusa Tenggara 15% dan sisanya di Sumatera, Sulawasi dan lainnya.

Brebes, Central Java (B2B) - The shallot farmers across Indonesia will hold rally if the government allows import of shallots, the fact that the supply of production in several production centers is abundant so that the government should not approve import of shallots this year.

Sukemi as owner of seed multiplication GR Jaya in Brebes regency of Central Java province asked the government particularly the Agriculture Ministry´s Directorate-General of Horticulture does not provide recommendations import of shallots to the Trade Ministry.

"The shallot farmers will hold rally if the government allows import of shallots. How the fate of us, work in the fields but had to lose because the government prefers the interests of importers and traders," said Sukemi to Spudnik Sujono here recently.

Mr Sujono in Brebes with three officials from the relevant ministries to look directly land area and harvested area of in shallots production centers in Central Java province namely Brebes, Kendal and Demak.

He ensure the supply of shallots in several production centers is abundant so that there should be no import of shallots this year. But he did not dismiss their efforts to encourage the government issued a recommendation shallots import of by spreading scarcity issues and reduce supply to the market so that the price soared.

Price stability of shallots in Jakarta can be easily detected from the supply to the market Cibitung in Bekasi district of West Java province. When every day is able to supply a minimum of 40 trucks into this market can be assured the price will go down, but if the supply is less than 25 trucks, the price of these commodities will rise.

Mr Sujono said that based on an annual cycle, onion prices will rise during the rainy season in production centers such as Brebes and Majalengka when farmers are preparing land for rice planting. To anticipate this, the ministry since 2015 systemically develop centers of at least 1,000 hectares shallots in other production centers such as Bima, Sumbawa, Tapin, Enrekang, South Coast, Kampar, Nganjuk, Probolinggo and other regions.

Setting a pattern of planting, harvest period and plans monthly production in 2016 with a target of 129,000 hectares area has been mapped, the estimated production of 1.29 million tonnes in shallots production centers in Java will supply 73% of the total requirement in Bali, Nusa Tenggara 15% and rest in Sumatra, Sulawesi and others.