Mentan dan Tim PKK Akan Kembangkan Kebun Bibit KRPL di 34 BPTP

Indonesian Govt Will Developing Nursery Center of Chilli Accross the Country

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Mentan dan Tim PKK Akan Kembangkan Kebun Bibit KRPL di 34 BPTP
Mentan Andi Amran Sulaiman menyerahkan bibit cabai kepada Ketua Tim Penggerak PKK, rapat di kantor BKP Kementan dan kebun bibit kelurahan di Balikpapan yang dikembangkan BPTP Kaltim (Foto2: Humas Kementan & Humas BPTP Kaltim)

Jakarta (B2B) - Pemerintah RI menggandeng Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) untuk mengembangkan pusat pembibitan cabe dan sayuran di 34 wilayah kerja Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) untuk mendukung pemanfaatan lahan pekarangan sekitar 10,3 juta hektar di seluruh Indonesia sehingga dapat menghemat pengeluaran rumah tangga sekaligus menekan lonjakan inflasi akibat fluktuasi harga cabai.

Rencana tersebut dimatangkan oleh Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman yang didampingi Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, Gardjita Budi dalam pertemuan dengan Ketua Umum Tim Penggerak PKK, Erni Guntarti Tjahjo Kumolo di Jakarta pada Rabu (18/1).

"Kementan dengan Tim Penggerak PKK akan memanfaatkan seluruh kantor wilayah kerja BPTP untuk melakukan pembibitan seperti cabai, sayuran dan buah-buahan tertentu untuk ditanam ibu rumah tangga di pekarangan rumah, target awal distribusi bibit cabai untuk 10 juta rumah tangga," kata Mentan Andi Amran Sulaiman kepada pers usai pertemuan di kantor BKP Kementan.

Menurutnya, Kementan akan menggencarkan program pemanfaatan pekarangan (urban farming) secara masif dengan mendukung pengembangan kawasan rumah pangan lestari (KRPL) agar kaum ibu menanam cabai dan sayuran tertentu.

"Bibit cabai yang dihasilkan BPTP akan diberikan gratis kepada kaum ibu, dan mereka juga akan mendapat pendampingan dari tim di BPTP. Mereka akan membantu misalnya bagaimana menanam yang baik atau mengatasi penyakit pada tanaman," kata Mentan.

Ke depan, menurut Amran Sulaiman, pihaknya akan mendorong dan mendukung pengembangan ternak di pekarangan seperti ayam petelur untuk skala rumah tangga, sehingga kaum ibu dapat menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli cabai dan telur dapat dialihkan untuk biaya sekolah anak misalnya.

"Pada prinsipnya urban farming atau KRPL adalah pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, serta peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan," kata Mentan.

BKP Kunker Ciamis
Pekan lalu, Kepala BKP Kementan Gardjita Budi melihat langsung keberhasilan kelompok wanita tani (KWT) Mekar Bersama di Desa Ciomas, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis yang menjadi wadah sejumlah ibu rumah tangga mendukung ketahanan pangan dan kini berkembang menjadi kegiatan usaha yang mumpuni.

Kelompok yang berdiri sejak 2009 awalnya beranggotakan 20 kepala keluarga (KK), kini jumlah anggota telah mencapai 44 orang. Bahkan kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan oleh KWT Mekar Bersama telah menyentuh 199 KK.

 "Awal kegiatan menanam karena hobi untuk memanfaatkan lahan pekarangan, bagi keluarga yang berpenghasilan rendah dapat dikelola sebagai lumbung hidup dan apotek hidup. Bisa dibilang sebagai tabungan keluarga sekaligus menjadikan pekarangan rumah hijau dan asri," kata Teti Herawati, Ketua KWT Bersama.

Menurutnya, kaum ibu yang menjadi anggota dapat menyediakan sendiri aneka bahan pangan dari pengelolaan lahan pekarangan, bahkan kalau ada kelebihan hasil panen kemudian dijual kaum ibu untuk membantu ekonomi keluarga.

BPTP Kaltim
Untuk mengetahui kesiapan BPTP mendukung gagasan Mentan Amran Sulaiman, B2B mencoba browsing di jagat maya tentang kinerja BPTP mengembangkan KRPL, ternyata BPTP Kaltim tergolong berhasil mengembangkannya di 10 kabupaten/kota sejak 2011-2012, kemudian pada 2013 ditambah masing-masing satu hingga dua lokasi di kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur.

BPTP Kaltim yang dipimpin M Hidayanto pada laman http://kaltim.litbang.pertanian.go.id menyatakan bahwa pihaknya melakukan kegiatan sosialisasi, pameran pembangunan dan kegiatan lain yang sinergi dengan kegiatan di daerah untuk menyebarluaskan tujuan dan manfaat KRPL untuk pemenuhan pangan keluarga secara mandiri.

Pengembangan KRPL di Kaltim disambut baik pemerintah daerah antara lain dengan direplikasinya atau dikembangkannya KRPL dengan dana daerah seperti di Kabupaten Berau pada 2012 dikembangkan 10 lokasi KRPL. Kemudian pada 2014 dikembangkan lagi dengan dana APBD untuk 300 kawasan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Sementara kunjungan kerja Mentan Amran Sulaiman di Kaltim pada pertengahan Oktober 2016, yang mengajak pemuda dan mahasiswa ´kembali ke sawah´ disikapi oleh Kepala BPTP Kaltim, M Hidayanto dengan mengajak pemuda dan mahasiswa di Kabupaten Kutai Kartanegara turun ke sawah melalui program ´Gerakan Pemuda Tani Menanam´ pada akhir Oktober 2016.

Jakarta (B2B) - Indonesian government invited the Indonesian Housewives Organization (PKK) developing nursery center of chilli and vegetables in 34 work areas of Assessment Institute for Agricultural Technology (AIAT/BPTP) support support the development of urban farming by making use 10.3 million hectares in the backyard accross the country, so that housewives can save household spending and reduce inflation by the fluctuation chili prices.

The plan was discussed by Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman who was accompanied by Director General of Food Security Agency (BKP) Gardjita Budi in meeting with Chairman of PKK, Erni Guntarti Tjahjo Kumolo here on Wednesday.

"The ministry and the PKK will utilize BPTP across the country to support the nursery chili, vegetables and certain fruits, for an initial target chilli seeds will be distributed to 10 million households," Minister Sulaiman told reporters.

According to him, the ministry will intensify urban farming program a massive scale, to support the development of sustainable food home (KRPL) so that housewives want to plant chilli and certain vegetables.

"Chili seeds produced by the BPTP will be given for free to housewives, and they will also get assistance from a team at BPTP. They will help such as how to plant or treat diseases in plants," Mr Sulaiman said.

In the future, according to the minister, it will encourage and support the development of livestock in the backyard as laying hens for household scale, so that housewives can save household expenses can be diverted for school fees for example.

Woman Farmers Group
Last week, Gardjita Budi nvited journalists to see the success of women farmers (KWT) Mekar Bersama in Ciamis village of Panjalu subdistrict in Ciamis district being a housewife associations support food security and has now developed into a business activity.

The group was established since 2009 initially consisting of 20 families, now the number of members to 44 people. Even urban farming activities by KWT Mekar Bersama nearly 200 households.

"Early planting activities as a hobby for urban farming, for low-income families can be managed as a source of food and herbs. It can be said as the family´s savings," said Tati Herawati, chairman of KWT Mekar Bersama.

According to her, the mothers who are members can avail themselves of a variety of foodstuffs from the management of urban farming, even if there is surplus crops they sell for additional family income.

East Borneo´s AIAT
To determine the readiness of the BPTP supports idea of Minister Sulaiman, the B2B tried browsing on internet about performance of BPTP developed the KRPL, it turns out East Borneo´s AIAT quite succes develop the KRPL in 10 districts/city from 2011 to 2012, then in 2013 added one each one to two locations in district/city in East Kalimantan province.

East Borneo´s AIAT who was headed by M Hidayanto on http://kaltim.litbang.pertanian.go.id said it has been socialized, hold exhibitions, and other activities that synergies with regional activities to disseminate the goals and benefits of KRPL meet household food needs on their own.

KRPL development in East Borneo supported by local governments, among others, with development of urban farming with local funds such as in Berau District in 2012, has successfully developed 10 urban farming locations. Then in 2014, was developed in 300 area in East Borneo and North Borneo province with the local budget.

Challenges of Indonesian Agriculture Minister, Andi Amran Sulaiman challenged the faculties of agriculture in public universities (PTN) in Eastern Indonesia (KTI) to developing agricultural land of 1000 hectares be responded by East Kalimantan Assessment Institute for Agricultural Technology (AIAT) who invites the youth and college student in Kutai Kartanegara District go to the field through the program ´youth movement on agricultural land´ at the end of October.