Toko Tani Indonesia Solusi Permanen BKP Kementan Atasi Gejolak Harga Pangan

Indonesian`s Kiosk Food is Permanent Solution to Overcome Volatility in Food Prices

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Toko Tani Indonesia Solusi Permanen BKP Kementan Atasi Gejolak Harga Pangan
Media Gathering BKP Kementan di Bandung, Jabar pada Sabtu malam, dan Sekretaris BKP Mei Rochjat (inset kanan) Foto2: B2B/Mac

Bandung, Jawa Barat (B2B) - Harga komoditas pangan yang berfluktuasi dapat merugikan petani sebagai produsen, pengolah pangan, pedagang hingga konsumen, dan hal itu mendorong Kementerian Pertanian RI sejak 2015 melakukan terobosan sebagai solusi permanen mengatasi gejolak harga dengan mengembangkan kegiatan pengembangan usaha pangan masyarakat (PUPM) melalui Toko Tani Indonesia (TTI).

"Fluktuasi pasokan dan harga pangan yang tidak menentu, harus dapat diatasi dan dikendalikan agar ketersediaan pangan mencukupi dan harganya stabil. Hal ini sangat penting, karena jika dibiarkan dikhawatirkan dapat menimbulkan masalah pangan yang dapat mengganggu sendi-sendi pembangunan lainnya seperti ekonomi, sosial, hukum, keamanan dan bahkan ketahanan negara," kata Sekretaris Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, Mei Rochjat pada media gathering BKP Kementan di Bandung, Jawa Barat pada Sabtu malam (14/5).

Dia menambahkan, kenaikan harga bahan pangan digolongkan sebagai komponen inflasi bergejolak atau volatile foods, karena sifatnya yang mudah dipengaruhi oleh masa panen, gangguan alam, harga komoditas bahan pangan domestik dan internasional. Dari sisi ekonomi, naiknya harga pangan jelas akan berpengaruh terhadap pengendalian inflasi.

Menurutnya, peningkatan harga komoditas pangan memang dapat berasal dari produsen, namum sumber peningkatan harga tersebut biasanya lebih bersifat fundamental karena didorong oleh faktor distribusi bersifat variabel, seperti panjangnya rantai jalur distribusi, hambatan transportasi dan perilaku pedagang dalam menetapkan marjin keuntungan, aksi spekulasi maupun kompetisi antarpedagang.

"Tingginya volatilitas harga komodita pangan yang terjadi selama ini mengindikasikan bahwa faktor distribusi sangat berpengaruh," kata Mei.

Mei menambahkan, kegiatan perdagangan TTI secara tidak langsung berperan dalam mengatasi anjloknya harga pangan pada masa panen raya, dan tingginya harga pangan pada saat paceklik dan menjadi instrumen yang dibuat pemerintah untuk mengendalikan gejolak harga dalam situasi tertentu.

Dalam operasionalnya, gabungan kelompok tani (Gapoktan) memasok beras kepada TTI yang sudah berpengalaman dalam usaha perdagangan pangan, kemudian dijual oleh TTI langsung kepada konsumen dengan harga yang terjangkau dan wajar, TTI yang dimaksud adalah pedagang pangan yang menjadi mitra Gapoktan serta terikat melalui perjanjian kerjasama antara kedua belah pihak.

Sasaran kegiatan PUPM melalui Toko Tani pada tahun anggaran 2016 adalah 500 Gapoktan yang melayani 1.000 TTI, untuk kemudahan akses pangan kepada masyarakat dengan harga yang wajar di 33 provinsi dengan konsentrasi pada sembilan provinsi yakni Sumatera Utara, Lampung, Sumatera Selatan, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.

"Lokasi kegiatan tersebar di kabupaten dan kota di daerah konsumen, utamanya yang menjadi barometer fluktuasi harga dan pasokan. Untuk Provinsi Jawa Barat mendapat alokasi bantuan untuk 72 Gapoktan yang melayani 144 TTI," katanya lagi.

Bandung, West Java (B2B) - The price of food commodities fluctuate can be detrimental to the farmers as producers, food processors, traders and consumers, it encourages the Indonesian Agriculture Ministry since 2015 to make a breakthrough as a permanent solution to overcome price volatility through the business development community food through food kiosk locally known as the Toko Tani Indonesia (TTI), according to Indonesian senior official.

"Fluctuations in supply and food prices is uncertain, should be addressed and controlled so that food supplies enough and the price is stable. This is very important, because if not addressed could pose problems that would interfere with the economic, social, legal, security and resilience of the country,"said Secretary of Food Security Agency of Agriculture Ministry, Mei Rochjat in media gathering here on Saturday night (14/5).

He added that the rise in food prices relatively volatile component of inflation or volatile foods, because it is easily influenced by the harvest, natural disturbances, the price of food commodities domestically and international. From the economic side, higher food prices will clearly affect the inflation control.

According to him, the increase in food commodity prices may indeed come from producers, but the source of the increase in these prices are usually more fundamentally driven by distribution factors are variable, such as chain length distribution lines, barriers to transport, and the behavior of traders in setting the profit margin, speculation and competition between traders.

"The high volatility in food commodity prices that occurred during this indicates that the distribution factor is very influential," Mr Rochjat said.

He added, Tani Toko trading activities indirectly contribute to overcome the decline of food prices during the harvest, and the high price of food in the dry season, and becomes an instrument made by the government to control price volatility in certain situations.

In its operations, Farmers Group Association (Gapoktan) supply rice to the TTI who have experience in the trading business of food, then sold by the TTI directly to consumers at an affordable price and reasonable, the TTI is food traders who are partners Gapoktan and bonded through a cooperation agreement between the two sides.

The target of PUPM through Toko Tani in fiscal year 2016 was 500 Gapoktan that serves 1,000 TTI, for ease of access to food to the public at reasonable prices in 33 provinces with a concentration in the nine provinces, namely North Sumatra, Lampung, South Sumatra, Banten, Jakarta, West Java, Central Java, East Java, and South Sulawesi.

"Location of TTI spread in districts and cities in the consumer area, especially barometer fluctuations in price and supply. For the province of West Java is supported by 72 Gapoktan that serves 144 TTI," Mr Rochjat said.