Ekspor Buah Naik 62,56%, Impor Turun 18,80% dari 20,16 Juta Ton Hasil Produksi 2015

Indonesian Fruit Exports Rose 62.56% in 2015: Official

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Ekspor Buah Naik 62,56%, Impor Turun 18,80% dari 20,16 Juta Ton Hasil Produksi 2015
Dirjen Hortikultura Kementan, Spudnik Sujono (kanan) tak segan turun langsung melayani pembeli di ajang `Cina Buah Nusantara` di sela Car Free Day Jakarta (Foto2: B2B/Gusmiati Waris)

Jakarta (B2B) - Produksi buah-buahan Indonesia pada 2015 mencapai 20,16 juta ton atau meningkat 10,12% dalam lima  tahun terakhir yang rata-rata meningkat 2,5% per tahun, sementara volume ekspor pada 2015 mencapai 68.556 ton atau meningkat 62,56% ketimbang 2014, sedangkan nilai ekspor buah 2015 mencapai US$37,77 juta atau meningkat 30.47%.

"Volume dan nilai impor buah-buahan selama lima tahun terakhir berfluktuatif cenderung menurun. Volume impor pada 2015 mencapai 344.221 ton atau turun 18,80% dibandingkan 2014, sementara nilai impor buah pada 2015 mencapai U$534,83 juta atau turun 13,93%," kata Dirjen Hortikultura Spudnik Sujono kepada pers usai membuka promo buah lokal bertajuk 'Cinta Buah Nusantara' mewakili Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman pada ajang Car Free Day di Jl MH Thamrin, Jakarta pada Minggu pagi (27/11).

Dia mengelaborasi jenis buah dan negara tujuan ekspor buah pada 2015 yakni nenas sebesar 624.414 ton ke Uni Emirat Arab (UEA), Jepang dan Arab Saudi; manggis ke Malaysia, Thailand, dan Hong Kong mencapai 14.856.324 ton; pisang ke China, Arab Saudi, dan Malaysia sebanyak 476,6 ton; 1.309.740 ton salak ke Malaysia, China dan Arab Saudi; melon dan semangka sebanyak 529.457 ton ke Singapura, UEA, dan Brunei Darussalam; rambutan sebanyak 478.196 ton ke UEA, Oman dan Arab Saudi; 47.137 ton alpukat ke Malaysia, Bahrain, dan Arab Saudi; buah naga 10.504 ton ke Vietnam, Hong Kong dan Singapura.

Ekspor buah dan penurunan impor buah mendorong pendapatan domestik bruto (PDB) atas harga konstan subsektor hortikultura selama lima tahun terakhir, 2011 - 2015 mengalami peningkatan.

"Sementara pada 2011, nilai PDB atas harga konstan sebesar Rp120.079,3 miliar dan meningkat menjadi Rp127,773,10 miliar atau meningkat 6,4%," kata Spudnik.

Kebun Komersial
Direktorat Jenderal Hortikultura pada 2016 telah mengembangkan kebun komersial di enam lokasi seluas 125 hektar untuk mendukung peningkatan ekspor buah. Di Provinsi Jawa Tengah adalah buah durian di Kabupaten Pati seluas 20 hektar, dan Kabupaten Kebumen 25 hektar. Provinsi Jawa Timur untuk pengembangan buah lengkeng di Kabupaten Tuban seluas 25 hektar dan mangga di Kabupaten Lamongan di lahan 25 hektar; pepaya di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung seluas 20 hektar, dan mangga di Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan seluas 25 hektar.

"Kebijakan pengembangan buah-buahan diarahkan pada komoditas yang memiliki nilai komersial tinggi sehingga memacu tumbuh kembangnya minat masyarakat untuk melakukan budidaya buah secara lebih baik," kata Spudnik.

Menurutnya, Ditjen Hortikultura telah melakukan identifikasi terhadap komoditas buah-buahan yang berpotensi untuk dikembangkan antara lain alpukat, belimbing, buah naga, srikaya, durian, jambu air, jambu biji, jeruk, lengkeng, mangga, manggis, markisa, melon, nenas, pepaya, pisang, rambutan, salak, semangka, sirsak, sawo dan stroberi.

Agung Hendriadi menambahkan, Kementerian Pertanian memiliki komitmen dalam upaya meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu buah. Upaya tersebut dilakukan melalui penataan sentra produksi menjadi kawasan skala komersial yang terintegrasi dengan pelaku usaha. Kawasan buah yang telah dikembangkan sejak 2011 hingga 2016  tercatat seluas 33.438 hektar, dan jeruk mendapat lahan terluas sekitar 14.127 hektar.

Agung menambahkan, Kementan juga melakukan pengembangan kawasan buah seluas 4.102 hektar dalam bentuk pengembangan kawasan reguler, skala orchard dan komersial. Sementara untuk mempercepat peningkatan mutu dan daya saing buah, Kementan melibatkan PT Perkebunan Nusantara (PTPN), perusahaan swasta dan perguruan tinggi untuk membangun kebun buah komersial terintegrasi dan kebun buah skala orchard.

Jakarta (B2B) - Indonesian fruit production in 2015 reached 20.16 million tonsor an increase of 10.12% within last five years, or an average increase of 2.5% per year, while the export volume in 2015 reached 68,556 tons or up 62, 56% than 2014, and fruit exports in 2015 reached US$ 37.77 million or an increase 30.47%, according to senior official.

"The volume and import value of fruits during the last five years tends to down. The import volume in 2015 reached 344,221 tons, down 18.80% compared to 2014, while import value of 2015 reached U$534.83 million, down 13.93%," Director General of Horticulture Spudnik Sujono told reporters here after opened activity called the 'Love Indonesian Fruit' who represented Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman which could not attend on Sunday (11.27.16).

He elaborates the types of fruit and export destinations in 2015: 624,414 tonnes of pineapples to United Arab Emirates (UAE), Japan and Saudi Arabia; mangosteen to Malaysia, Thailand, and Hong Kong reached 14,856,324 tons; bananas to China, Saudi Arabia, and Malaysia reached 476.6 tons; 1,309,740 tons of bark to Malaysia, China and Saudi Arabia; melon and watermelon 529,457 tonnes to Singapore, UAE, and Brunei Darussalam; rambutan 478,196 tonnes to UAE, Oman and Saudi Arabia; 47,137 tons of avocados to Malaysia, Bahrain, and Saudi Arabia; 10,504 tonnes of dragon fruit to Vietnam, Hong Kong and Singapore.

Exports increased and imports dropped push gross domestic product (GDP) at constant prices horticulture sub sector last five years, from 2011 to 2015 has increased.

"While in 2011, the value of GDP at constant prices amounted 120,079.3 billion rupiahs and increased to 127,773,10 billion rupiahsor up 6.4%," he said.

The Commercial Orchard
The Directorate General of Horticulture in 2016, has developed a commercial orchard in six locations with an area of 125 hectares to support increased fruit exports. In Central Java province is 20 hectares for durian in Pati district, and 25 hectares in Kebumen district. East Java Province for development of 25 hectares litchi in Tuban district, and 25 hectares of mango in Lamongan district; papayas 20 hectares in East Lampung district of Lampung Province, and mango 25 hectares in Takalar district of South Sulawesi province.

"Policy development of fruits are targeted at high-value commodities exports so as to improve the public interest for the cultivation of fruit," Mr Sujono said.

According to him, the Directorate General of Horticulture has been the identification of commodity fruits export potential include avocados, starfruit, dragon fruit, sugar apple, durian, guava, guava, orange, litchi, mango, mangosteen, passion fruit, melon, pineapple, papayas, banana, rambutan, bark, watermelons, soursop, sapodilla and strawberries.

Ministry spokesman Agung Hendriadi added that the ministry is committed to increasing production, productivity and fruit quality, among others, to organize a production center integrated into a commercial district with business operators. Cultivation area of fruit developed from 2011 to 2016 reached 33,438 hectares and 14,127 hectares for oranges.

Mr Hendriadi said  that it is also developing 4,102 hectares of fruit region as a regular region, scale orchard, and commercial. Meanwhile, to accelerate the improvement of the quality and competitiveness of fruit, will involve Perkebunan Nusantara Corp., private companies and universities to build an integrated commercial orchards.