Diplomasi Mentan Hadapi Penyuluh Pertanian `Ngidam` Foto Selfie

Interesting Story of Indonesia`s Agriculture Minister with Pregnant Women

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Diplomasi Mentan Hadapi Penyuluh Pertanian `Ngidam` Foto Selfie
Diplomasi a la Mentan Andi Amran Sulaiman hadapi penyuluh pertanian yang sedang ngidam meminta foto selfie dengan menteri (kiri) dan dialog dengan PPL di Karawang (Foto2: Humas Kementan/Makmur H SE)

DIALOG Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman pada kunjungan kerja di daerah kerap menimbulkan kejutan dan memancing gelak tawa sehingga memeriahkan suasana seremonial, seperti saat dialog dengan seorang wanita penyuluh pertanian di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Meskipun bukan termasuk sosok yang diundang Mentan naik ke podium terkait pengangkatan calon pegawai negeri sipil (CPNS) bagi tenaga harian lepas/tenaga harian bantu (THL-TB), dia nekat menghampiri Mentan lantaran ngidam ingin berfoto dan perutnya yang sedang dihamil agar dielus oleh sang menteri, "supaya anak saya kelak hebat seperti pak menteri," katanya.

Mentan berdiplomasi dengan cerdik untuk menolak secara halus keinginan sang wanita hamil yang sedang ngidam, kepingin perutnya dielus Mentan, dan hanya keinginannya untuk foto selfie yang dipenuhi.

Hal menarik dari ´acara tak terduga´ ini adalah percakapan singkat Mentan Amran Sulaiman dengan sang penyuluh pertanian di atas podium di Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, Selasa (18/4) pada kegiatan Apel Siaga Toko Tani Indonesia (TTI) menghadapi Ramadan dan Lebaran 2017.

"Sudah diangkat belum?" tanya Mentan.

"Saya THL-P2BN dari provinsi....." katanya.

"Ini THL mana lagi? Ini provinsi?... Anakku tercinta, persoalan laut jangan dibawa ke darat," tukas Amran Sulaiman.

Mana penyuluh THL dari kementerian? Sini satu orang .... naik ke sini...!!!!

Mentan pun meminta sang penyuluh pertanian provinsi untuk turun dari podium, namun dia menolak seraya berbisik. "Ohhh ... nggak mau turun, karena kepingin berfoto sama menteri...??"

Kejadian dadakan tersebut tak pelak membuat para hadirin tergelak termasuk Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita; Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo; Asisten Teritorial (Aster) Kasad Brigjen Widagdo Hendro Sukoco; Pelaksana Tugas (Plt) Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, Spudnik Sujono dan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana.

Kebijakan Presiden
Dalam arahannya, Mentan Amran Sulaiman mengingatkan bahwa pengangkatan penyuluh pertanian THL-TB karena kebijakan Presiden RI Joko Widodo yang mengubah ketentuan moratorium penerimaan PNS.

"Itulah hebatnya Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, meskipun moratorium PNS, Presiden Jokowi mengecualikan penyuluh pertanian karena beliau senang setelah produksi pangan khususnya beras meningkat," kata Mentan.

"Berapa orang PPL di Karawang yang memenuhi syarat diangkat?" tanya Mentan.

"Ada 24 orang di Karawang," jawabnya.

Kepada sang penyuluh dan rekan-rekannya, Mentan meminta syarat untuk menerima surat keputusan (SK) pengangkatan mereka apabila mampu menyerap 200 ton gabah ke Bulog. "Sanggup?"

"Mana pejabat Bulog dari Jawa Barat? Saya ringankan beban bapak. Itulah menteri pertanian, sinergi dengan seluruh pihak. Insya Allah lulus kalau ikhlas bekerja untuk petani dan rakyat," pesan Mentan.

DIALOGUE of Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman on working visit in the area often cause surprises and provoke laughter while talked with a woman agricultural extension worker in Karawang district of West Java province on Tuesday (April 18).

Although not a person appointed by Minister Sulayman for dialogue about candidates for civil servants (CPNS) of agricultural extension workers, she was desperate approach the minister because she was pregnant wanted to take pictures and her stomach stroked by the minister, "so that my son can be as good as minister," she said.

Mr Sulaiman did diplomacy to avoid the wishes of pregnant woman who wanted her stomach stroked in front of hundreds of people, and he only fulfilled the wishes of self-portrait.

The interesting thing about the ´unexpected event´ was a brief conversation of Minister Sulaiman with agricultural extensionist in podium, Tuesday (April 18), for the launched of Indonesian Kiosk Food (TTI) for Ramadan and Eid 2017.

"It has been appointed as civil servants?" he said.

"I was CPNS in the province ....." she said.

"You are from the provincial level? My beloved daughter, marine issues not discussed on land," Minister Sulaiman said.

Where are extension workers of ministrial level? Come here ... go up to the podium ... !!!!

Minister Sulaiman asked the agriculture extension officer of provincial level step down from the podium, but she refused as she whispered. "Ohhh ... refused to get off, because wanted to take pictures with me ...??"

The incident inevitably made the audiences laughed include of Trade Minister Enggartiasto Lukita; Minister of Rural Development and Transmigration, Eko Putro Sandjojo, Territorial Assistant Army Chief of Staff Brig. Gen. Widagdo Hendro Sukoco; Acting Director General of Food Security Agency, Spudnik Sujono and Karawang Regent Cellica Nurrachadiana.

Presidential Policy
In his direction, Minister Sulaiman reminded that the appointment of agricultural extension workers to CPNS because discretion of President Joko Widodo related to moratorium of civil servants.

"It shows concern of President Joko Widodo despite the moratorium, he excluded agricultural extension workers because he is excited about increased food production, especially rice," Mr Sulaiman said.

"How many agricultural extension workers in Karawang are eligible" he asked.

"There are 24 people in Karawang," she replied.

To the two women and their colleagues, Mr Sulaiman requested before sign a letter of appointment if able to supply 200 tons of grain from farmers to logistics agency (Bulog). "It can do that?"

"Are there Bulog officials from West Java province? That is the agriculture miniser, synergy with all parties. Insha Allah graduated if willing to work for farmers and people," he said.