Gertamcambe Diluncurkan Mentan di Kostrad Cilodong Pagi Ini

Indonesian Govt Will Launch National Movement of Urban Farming

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Gertamcambe Diluncurkan Mentan di Kostrad Cilodong Pagi Ini
Pencanangan Gertamcabe di Cilodong diinisiasi Kementan didukung TNI AD dan Pemprov Jabar, Mentan Andi Amran Sulaiman panen cabai di Temanggung, Jateng akhir November 2015 (Foto: B2B/Gusmiati Waris & Humas Kementan)

Jakarta (B2B) - Pemerintah RI mendorong masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga sehingga dapat mengantisipasi gejolak harga pangan, untuk itu Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman pagi ini, Selasa (22/11) dijadwalkan mencanangkan gerakan nasional penanaman sejuta pohon cabai bersama 10.000 orang di Lapangan Tembak 600 Divisi Infanteri 1, Kostrad, Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat.

Pencanangan di Cilodong merupakan bagian dari gerakan nasional penanaman 50 juta pohon cabai (Gertamcabe) oleh Kementerian Pertanian RI melalui Badan Ketahanan Pangan (BKP) di Kostrad Cilodong, dan BKP akan membagikan puluhan ribu tanaman dan benih cabai dan sayuran kepada kelompok wanita tani, penghuni Komplek Divisi Infanteri 1 Kostrad Cilodong, warga setempat dan undangan lainnya.

"Program Gertamcabe diharapkan dapat memberikan solusi tepat dalam upaya pemenuhan kebutuhan gizi keluarga dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Humas) dan Informasi Publik Kementan, Agung Hendriadi melalui pernyataan tertulisnya pada Senin (21/11).

Menurutnya, BKP Kementan melaksanakan optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan dengan program kawasan rumah pangan lestari (KRPL), dilakukan dengan mengembangkan pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) seperti membangun kebun bibit desa, dan mengutamakan sumber daya lokal disertai upaya pemanfaatan kearifan lokal (local wisdom).

"KRPL merupakan sebuah konsep lingkungan perumahan penduduk yang secara bersama-sama mengusahakan pekarangannya secara intensif untuk dimanfaatkan sebagai sumber pangan berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek potensi wilayah dan kebutuhan gizi warga setempat," kata Agung.

Ditjen Hortikultura
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan mendistribusikan 280.000  polibag tanaman cabai untuk warga Jabodetabek dengan potensi produksi tiap polibag 0,5 kg akan panen 8,5 ton cabai. Dengan hasil panen sebesar itu, tentunya warga penerima bantuan tanaman cabai polibag akan menghemat pengeluaran rumah tangga hampir Rp300 juta, misalnya dengan estimasi harga Rp35.000 per kg di pasaran saat panen beberapa pekan mendatang.

Dirjen Hortikultura Spudnik Sujono mengatakan kegiatan distribusi 280.000 polibag tanaman di Jabodetabek sebagai langkah awal agar warga di perkotaan mengembangkan urban farming dengan memanfaatkan lahan pekarangan di rumah setiap keluarga dengan maksimal.

"Tanaman yang dibagikan sudah berbunga dan bahkan berbuah, sekitar dua minggu ke depan sudah bisa dipanen. Untuk satu kali panen, potensi produksi tiap polibag sekitar setengah kilogram, kalau ditotal dapat mencapai 8,5 ton sehingga warga penerima bantuan tidak perlu pusing lagi pada kenaikan harga cabai di pasaran," kata Spudnik Sujono di Kota Bogor pada awal November lalu (2/11).

Walikota Bogor, Aria Bima menyambut baik langkah Dirjen Spudnik Sujono sehingga tugasnya sebagai kepala daerah lebih mudah untuk mendorong warga Kota Bogor untuk bercocok tanam, karena terbatasnya lahan sehingga warga dapat memanfaatkan lahan pekarangan di rumah.

"Ibu-ibu pasti senang karena tinggal memelihara dan tunggu panen, kalau tanaman cabai sudah siap berbuah.... ibu-ibu memang lebih excited atau senang... kalau yang diterima bibit ... mereka pikir masih belum jelas..," kata Walikota Aria Bima.

Dirjen Spudnik menambahkan dari hasil kajian dan perencanaan oleh tim dari Ditjen Hortikultura, pembagian polibag tanaman merupakan cara efektif untuk mengantisipasi kenaikan harga cabai pada hari-hari besar keagamaan maupun hari libur nasional, karena warga penerima bantuan hanya diminta merawat, dengan kemampuan produksi hingga dua tahun dan dapat panen setiap bulan.

Jakarta (B2B) - The Indonesian government to encourage people developing urban farming by optimizing yard area of house to meet food needs of family so that it can anticipate volatility in food prices, and Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman this morning, Tuesday (11.22.16)
is scheduled to declare national movement of urban farming by planting one million chilli plants with 10,000 in headquarters of 1st Infantry Division of Army Strategic Command (Kostrad) in Cilidong of West Java Province.

Activity in Cilodong is part of national movement for planting 50 million chilli plants abbreviated as Gertamcabe by the Agriculture Ministry through the Food Security Agency (BKP), and the BKP will distribute tens of thousands plants and seeds of chili to women farmer groups, local residents and the invitees.

"The "Gertamcabe program is expected to provide the right solutions in order to fulfill family nutrition by utilizing yard area of house," said Agriculture Ministry spokesman, Agung Hendriadi through a written statement on Monday (11.21.16).

the BKP apply the program utilization of the yard by development of sustainable food home area (KRPL) which is done with the approach of sustainable agriculture as a nursery in the countryside, and prioritizes the utilization of local resources and local wisdom.

"The KRPL is s urban farming that utilizes the courtyard of the population, and carrying out intensive as a sustainable food source, which consider the potential and nutritional needs of people," Mr Hendriadi said.

Directorate General of Horticulture
Previously reported, Indonesia´s Directorate General of Horticulture in Agriculture Ministry distributes of 280,000 chilli plants in polybags for Bogor City citizens, the potential production of 0.5 kg per polybag with an estimated harvest of 8.5 tons, the citizens who got polybags will save the household expenses of most 300 million rupiahs with an estimated chili prices at 35,000 rupiah per kg, according to senior official.

Director General of Horticulture Spudnik Sujono said distribution of  280,000 chilli plants in polybags for citizens in southern of Indonesian capital as the first step for citizens in urban areas develop urban farming by utilizing in yard area of home every family with a maximum.

"Plants polibag distributed within the next two weeks are ready to harvest.  For a one-time harvest, the production potential of each polybag about half a kilogram, the results of total production reached 8.5 tons so that receive a polybag plants do not have to worry if chilies prices rose," Mr Sujono said in Bogor City of West Java Province on Wednesday (11.2.16).

Bogor Mayor Aria Bima appreciates breakthrough of Mr Sujono that his job as head of region easier to encourage his citizens to plant chilies, because land is limited so that it can utilize the yard area of home.

"The housewife would have been happy for just maintaining and wait for the harvest, chilli plants ready for harvest .... preferably housewives because more excited ... if only plant seeds ... they think the result is not clear ..," Mr Bima said.

According to Mr Sujono, as results of the study and planning by a team of his office, distribution chilli plants in polybags relatively effective anticipate rising prices of chilli on religious holidays and national holidays, so the Bogor citizens enough to take care of the chlli plant, while the production capability until two years and harvest every month.