Mentan Targetkan Pengembangan Lahan Jagung 10.000 Hektar di Pandeglang
Indonesian Govt Target of 10,000 Hectares of Corn Land in Pandeglang
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Pandeglang, Banten (B2B) - Pemerintah RI menilai Kabupaten Pandeglang merupakan wilayah strategis untuk dikembangkan menjadi lumbung pangan di Provinsi Banten, khususnya untuk pengembangan lahan jagung seluas 10.000 hektar pada 2017 setelah tahun ini ditargetkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mencapai target produksi padi 700.000 ton dan menanam jagung seluas 5.000 hektar.
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman meminta kepada Bupati Pandeglang Irna Nurulita memimpin para petani didukung pihak-pihak terkait mengembangkan lahan jagung 10.000 hektar pada 2017, dan pemerintah pusat akan mendukung penyediaan benih, pupuk, dan mekanisasi pertanian.
"Kalau dulu hasil produksi jagung di Pandeglang hanya empat ribuan ton tapi tahun ini meningkat menjadi 30.000 ton dan harus ditingkatkan maka pemerintah menetapkan target penanaman jagung seluas 10.000 hektar di seluruh kabupaten," kata Mentan kepada pers pada kunjungan kerja di Kabupaten Pandeglang pada Senin (17/10).
Tampak hadir Gubernur Banten Rano Karno; Bupati Pandeglang, Irna Narulita; Wakil Kapolda Banten, Kombes Liliek Heri Setiadi; Kepala Staf Komando Resort Militer 064/Maulana Yusuf, Letkol Inf Athobari; dan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus Tauhid; sementara pejabat tinggi dari Kementan antara lain Direktur Serelia Ditjen Tanaman Pangan, Nandang Sunandar; dan Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Agung Hendriadi.
2017, Stop Impor Jagung
Kementan berupaya mencapai target luas tanam jagung hingga 1,5 juta hektar di seluruh Indonesia sehingga dapat memenuhi kebutuhan di dalam negeri tanpa harus tergantung lagi pada jagung impor, sementara impor jagung Januari - Mei 2016 hanya 880.837 ton dari periode yang sama pada 2015 hingga 1,6 juta ton atau turun hingga 47,5% sehingga Indonesia menargetkan stop impor jagung mulai tahun depan.
"Kementan sudah canangkan tidak ada lagi impor jagung mulai tahun depan, dan untuk merealisasikan hal itu ditargetkan luas tanam jagung tahun ini 1,5 juta hektar, kita antisipasi keterbatasan lahan dengan menanam jagung bukan sekadar sebagai tanaman sela di sawah tapi integrasi dengan kelapa sawit atau karet," kata Mentan.
Kementan memastikan impor jagung tahun ini di bawah tiga juta ton, sementara realisasi impor pada 2014 mencapai 3,1 juta ton, dan realisasi hingga Oktober 2015 mencapai 2,5 juta ton dari rencana sebelumnya hingga 3,5 juta ton.
Mentan menambahkan pengendalian impor jagung tersebut bertujuan menjaga harga jagung di tingkat petani tetap tinggi, mengingat jagung bukan kebutuhan pokok sehingga produksi petani harus dilindungi.
Dia tidak menampik kecenderungan pada industri pakan ternak mengambil jalan pintas impor ketimbang menyerap produksi jagung petani, meskipun hal itu bertentangan dengan semangat pemerintah untuk mendukung produksi jagung nasional, dan impor jagung hanya untuk mencukupi kebutuhan.
"Kita impor jagung sesuai kebutuhan saja bukan karena keinginan semata," kata Mentan.
Menurutnya, kontradiksi tersebut tampak pada Februari hingga April 2015 ketika produksi jagung nasional mencapai tiga juta ton, tapi volume impor jagung meningkat dari rata-rata 250.000 ton per bulan menjadi 328.000 ton pada Februari, 305.000 ton (Maret) dan 310.000 ton (April).
Pandeglang, Banten (B2B) - Indonesian Government considers that Pandeglang District is a strategic region for development into barns in Banten Province, in particular the development of corn area in 10,000 hectares in 2017 after being targeted by the Agriculture Ministry in 2016 to achieve the rice production target of 700,000 tons and planting 5,000 hectares of corn.
Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman asked Pandeglang regent Irna Nurulita lead farmers supported the relevant parties to develop 10,000 hectares of corn area in 2017, and the central government will support the provision of seeds, fertilizer, and agricultural mechanization.
"In the past, corn production in Pandeglang only four thousand tons but this year increased to 30,000 tons and must be improved, the central government set a target of planting corn to 10,000 hectares across the district," Minister Sulaiman told the press here on the working visit on Monday (October 17).
It was attended by Governor Rano Karno; Pandeglang Regent Irna Nurulita could only smile in response to criticism of Minister Sulaiman. It was attended by Banten Police Deputy, Senior Commissioner Liliek Hari Setiadi; Siliwangi's Banten Resort Military Commander, Lt. Col. Athobari and the Head of Banten Provincial Agriculture Office, Agus Tauhid; while senior officials of the ministry the Director of Cereal Crops, Nandang Sunandar; and Head of Public Relations and Public Information, Agung Hendriadi.
Stop Maize Imports by 2017
Indonesia through the Agriculture Ministry is targeting 1.5 million hectares of the corn to meet domestic needs without relying on mport, while imports in January to May 2015 to reach 1.6 million tons, and in the same period last year only 880,837 tonnes, down by 47.5%, it encourages Indonesia stop the import of maize starting from next year.
"The ministry instructed begin the next year for stop imports of maize, to prepare the land for corn covering 1.5 million hectares, we anticipate limited land with corn planting in oil palm and rubber plantations besides farmland," Minister Sulaiman said.
The ministry ensures maize imports this year under three million tons, while import realization in 2014 reached 3.1 million tons, and realized until October 2015 reached 2.5 million tons of the previous plan up to 3.5 million tons.
Minister Sulaiman said import control of maize aims to keep prices at the farm level remains high, because the corn is not a staple food so that farmers´ interests must be protected.
He did not dismiss the tendency in the animal feed industry took a shortcut through imports than to buy of farmers, even though it is against the government´s program to support the national corn production, and import of just to make ends meet.
"We import the corn as needed, not for the interest," Mr Sulaiman said.
According to him, the contradiction appear between February and April 2015 when the national the corn production reached three million tons, but the volume import of increased from an average 250,000 tonnes per month to 328,000 tons in February, 305,000 tons (March) and 310,000 tons (April).