Joko Widodo: Stop Impor Beras, Indonesia Mampu Tingkatkan Produksi
President Joko Widodo Ensure Indonesian Stop Rice Imports
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Indramayu, Jawa Barat (B2B) - Pemerintah RI memutuskan tidak akan lagi mengimpor beras, meskipun Indonesia sempat mengalami kekurangan pasokan beras namun saat ini ada kecenderungan produksi padi meningkat, melalui panen raya yang berlangsung saat ini di seluruh Indonesia.
Keputusan Pemerintah RI tersebut dikemukakan oleh Presiden RI Joko Widodo saat melakukan panen raya beras dan penyerahan alat mesin pertanian (Alsintan) di Desa Kedokan Gabus, Kecamatan Gabus Wetan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Rabu (18/3).
“Saya senang sekali. Sebab, dengan panen langsung kami jadi optimistis. Yakin produksi padi meningkat,” kata Presiden Joko Widodo dalam sambutannya. Tampak hadir Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman dan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.
Dalam kesempatan itu, Presiden meminta kepada para petani agar mampu menaikkan produksi padi, dari semula per hektar sawah lima ton menjadi tujuh hingga delapan ton setelah mendapat dukungan dari pemerintah melalui bantuan pembangunan dan perbaikan irigasi, alsintan, benih dan pupuk gratis.
“Sekarang kita masih dalam proses penghitungan. Jangan laporannya naik, tapi faktanya tidak. Kita ingin memperbaiki. Kita sedang menghitung,” kata Joko Widodo.
Indramayu, Indonesia (B2B) - The Indonesian government decided not to import rice, although Indonesia had experienced a shortage of supply of rice but this time there is a tendency increased rice production, through the harvest season across Indonesia.
The Indonesian Government´s decision proposed by the President Joko Widodo during the rice harvest and handover agricultural machinery in Kedokan Gabus village of Gabus Wetan sub-district in Indramayu district, West Java on Wednesday (18/3).
"I am very happy. Therefore, by attending the rice harvest makes me optimistic. Sure the increased rice production," Joko Widodo said in his speech. It was attended by Agriculture Minister, Andi Amran Sulaiman and West Java Governor Ahmad Heryawan.
On that occasion, the President asked the farmers order to be able raise rice production, from five tons per hectare to become seven to eight tons after accept assistance from the government such as construction and repair of irrigation, agricultural machinery, seeds and fertilizer free.
"Now we are still counting. Do not report the production of rice increased, but in fact do not exist. We want to improve. We´re counting," Mr Widodo said.