Beras di DKI Jakarta Diperkirakan Cukup Hingga Enam Bulan Mendatang

Jakarta Provincial Government Ensures Rice Stock in Capital is Sufficient

Reporter : Roni Said
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Beras di DKI Jakarta Diperkirakan Cukup Hingga Enam Bulan Mendatang
Foto: B2B/Mac

Jakarta (B2B) - Stok beras di DKI Jakarta sampai saat ini dipastikan cukup disuplai dari Jawa Barat 63%, Jawa Tengah 33%, dan Jawa Timur sekitar tiga hingga empat persen.

Kepala Biro Perekonomian Provinsi DKI Jakarta, Adi Ariantara mengatakan pihaknya mengantisipasi stok beras dengan meningkatkan pasokan beras saat panen berlangsung sejak Februari hingga Agustus lalu, sehingga enam bulan ke depan pasokan beras di DKI Jakarta dinyatakan memadai.

"Jadi pasokan untuk Oktober sampai Februari 2016 akan diisi dengan pasokan yang lalu. Jadi stok hari ini untuk stok 11 hari ke depan, masuk tiga ribu ton dan keluar tiga ribu ton aman, dan kalau masuk empat ribu ton yang keluar tiga ribu ton kita nambah pasokan lagi," katanya pada Senin (5/10).

Menurutnya, sebagai daerah konsumen, pemerintah provinsi terus mengatur keluar masuk beras yang ada di gudang, karena Pemprov DKI tidak mampu menyimpan stok beras di gudang melebihi kapasitas untuk menghindari biaya penyimpanan gudang.

“Kita harus cermat sebagaimana mengatur stok, kalau kebanyakan akan ada penambahan biaya gudang, tapi kalau terlambat kita akan kehabisan,” katanya lagi.

Jakarta (B2B) - The rice supply in Indonesia capital is sufficient of West Java is 63 percent, Central Java 33 percent, and East Java three to four percent, according to senior officer of local government.

Jakarta Provincial Government through the Head Bureau of Economy, Adi Ariantara said the rice stock for the capital is in adequate amount.

Ariantara said, his side adding the stock during harvesting period in February-August. It means the citizens should not worry with the stock in the next six months.

"The stock is able to accommodate this month up to next year," he said here on Monday (10/5).

According to him, the provincial government keeps managing the rice flow in warehouse because can not keep the stock above the capacity in order to avoid storage fee.

"We must manage it in detail. Too much stock means we must pay storage fee, low stock means we lack of rice," he said.