Kabupaten Bangka jadi Wilayah Adopsi Inovasi Teknologi Litbang Pertanian

Indonesia`s IAARD Chose Bangka District as Agricultural Technology Adoption

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Kabupaten Bangka jadi Wilayah Adopsi Inovasi Teknologi Litbang Pertanian
Kepala Balitbangtan Kementan, Muhammad Syakir (kiri) usai panen padi ladang di Kabupaten Bangka, meneken MoU dengan Bupati Bangka H Tarmizi H dan menggiling beras (inset) Foto2: istimewa

Jakarta (B2B) - Padi ladang merupakan potensi produksi pangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan total luas panen 2.795 hektar dan produktivitas 2,88 ton per hektar, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Muhammad Syakir melakukan panen raya padi ladang seluas 215 hektar di Kabupaten Bangka untuk mendukung pencapaian kemandirian pangan dan pemenuhan kebutuhan pokok penduduknya.

Kegiatan panen raya berlangsung di Desa Payabenua, Kecamatan Mendo Barat yang merupakan salah satu sentra produksi padi ladang dari varietas lokal: Raden dan Balok dengan masa tanam enam bulan sementara produktivitasnya 2,7 ton per hektar.

"Pemerintah RI melalui Kementerian Pertanian sesuai Nawa Cita Presiden RI Joko Widodo mendorong setiap provinsi mampu memenuhi kebutuhan pangan, dan tidak lagi tergantung pada pasokan dari sentra produksi beras di provinsi lain demi mewujudkan swasembada pangan tingkat provinsi sehingga kemandirian pangan nasional lebih mudah dicapai," kata Syakir pekan lalu (21/1).

Pernyataan tersebut dikemukakan M Syakir usai panen dan menggiling beras secara simbolis didampingi Bupati Bangka H Tarmizi H yang dilanjutkan penandatanganan memoranda kesepahaman (MoU) oleh kedua belah pihak untuk diseminasi hasil penelitian dan pengembangan, peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM), pemetaan sumber daya lahan dan sumber daya genetik untuk mendukung Kabupaten Bangka sebagai salah satu wilayah adopsi teknologi Balitbangtan.

"Panen padi di Desa Payabenua adalah panen kelima yan dilakukan di padi ladang dan padi sawah. Selama kurang lebih 30 tahun menjadi PNS, baru tahun ini saya melihat banyak masyarakat menanam padi," kata Bupati H Tarmizi H.

Dia mengharapkan Litbang Pertanian Kementan mendukung peningkatan produksi padi ladang dapat panen lebih cepat dan hasilnya lebih banyak, sementara lahan pertanian akan disiapkan oleh pemerintah daerah.

Kunjungan kerja M Syakir dilanjutkan ke lokasi demonstrasi farming (Demfarm) untuk rehabilitasi dan pengembangan usaha tani integrasi tanaman dan ternak pada lahan bekas lokasi tambang timah seluas 10 hektar.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka, Kemas Arfani Rahman mengatakan pada lahan 10 hektar tersebut telah ditanami jagung, cabai, lada, kacang hijau, kedelai, kacang tanah, kelapa dengan implementasi teknologi pemupukan dan fertigasi pada tanaman cabai, dan penggunaan biochar untuk memperbaiki struktur tanah.

Turut hadir pada kunker ke Bangka antara lain Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) Haris Syahbuddin; Kepala Pusat Litbang Perkebunan Fadjry Djufry; Kepala Balai Besar Litbang Pascapanen Risfaheri; Kepala Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro) Agus Wahyudi; Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) Syafaruddin, dan Kepala Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPTP) Bangka Belitung Wahyu Wibawa.

Padi Darat/Ladang
Sebagaimana diketahui, tanaman padi adalah tanaman yang bisa hidup di darat atau lahan kering maupun di sawah. Lazimnya padi memang ditanam di sawah dengan pengairan yang cukup, akan tetapi ada beberapa daerah yang tidak memiliki sawah, padi ditanam di lahan kering atau lahan tadah hujan seperti di Pulau Sumatera khususnya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Petani menanam padi darat dengan sistem tanpa olah tanah (TOT) yang biasanya dilakukan dengan perlakuan lahan minim pengolahan, karena petani tidak melakukan pembajakan dan aktifitas pengolahan lainnya.

Pada budidaya padi TOT di lahan kering (gogo rancah), petani hanya melakukan pembersihan lahan dari gulma dan penggunaan herbisida. Kelebihannya adalah hemat biaya, hemat tenaga, hemat waktu dan hemat tenaga pemeliharaan namun kelemahannya adalah tingkat produksi tidak sebanyak dengan tanaman padi yang ditanam di sawah.

Budidaya padi ladang biasanya hanya dilakukan satu kali dalam setahun, penanaman dilakukan pada akhir musim kemarau yang kerap dimulai pada pertengahan Agustus hingga September, dengan demikian saat memasuki musim penghujan tanaman padi sudah memasuki masa pertumbuhan generatif atau pembuahan, karena memerlukan pasokan air cukup untuk mendukung pengisian bulir dan produksi yang maksimal.

Rata-rata varietas yang digunakan adalah varietas lokal dengan kualitas cukup baik seperti petani di Kabupaten Bangka memilih varietas Raden dan Balok yang dikenal tahan terhadap cuaca ekstrim dan kebal penyakit tanaman.

Jakarta (B2B) - Paddy in drylands s the potential of food production from Bangka Belitung Islands Province which covers 2,795 hectares, and productivity 2.88 tons per hectare, Director General of Indonesian Agency for Agricultural Research and Development of Agriculture Ministry (IAARD) Muhammad Syakir doing rice harvest 215 hectares in Bangka District for support achievement of food self-sufficiency.

Rice harvest took place in Payabenua village of West Mendo subdistrict which is center of rice production of local varieties: Raden and Balok with the planting period of six months while productivity 2.7 tons per hectare.

"The Indonesian government through agriculture ministry as targeted by President Joko Widodo encourage each province is able to meet food needs, and are not dependent on supply from other provinces in order to realize self-sufficiency at the provincial level, so that the independence of the national food more easily achieved," Mr Syakir said.

It was said by Mr Syakir after harvest and grind rice accompanied by Regent Bangka H Tarmizi H continued signed memoranda of understanding (MoU) by the two parties for the dissemination of research results, improving the quality of human resources (HR), mapping of land resources and sources genetic resources to support Bangka District as one of the region of technology adoption IAARD.

"The rice harvest in the village Payabenua is the fifth harvest in dry land and wetland, For more than 30 years as civil servant, this year a lot of people who planting rice," Regent Tarmizi said.

He expects IAARD support increased production in Bangka District, and local government will support the provision of agricultural land.

Mr Syakir went on working visit to the demonstration site that aims to rehabilitate farming, and the development of integrated crop farming with livestock in former tin mining area of 10 hectares.

Head of Agriculture and Livestock Bangka District, Kemas
Arfani Rahman told that land has been planted with corn, chili, pepper, green beans, soybean, peanut, coconut with technology implementation fertilization and fertigation chilli plants, and use of biochar to improve soil structure.

Also attended Director of Indonesian Center for Agricultural Technology Assessment and Development (ICATAD) Haris Syahbuddin; Director of Indonesian Center for Estate Crops Research and Development (ICECRD) Fadjry Djufry; Director of Indonesian Center for Agricultural Post Harvest Research and Development (ICAPOSTRD) Risfaheri; Director of Indonesian Spice and Medicinal Crops Research Institute (ISMCRI) Agus Wahyudi; Director of Indonesian Industry and Freshner Crops Research Institute (IFCRI) and Director of Bangka Belitung Assessment Institute for Agricultural Technology (AIAT) Wahyu Wibawa.

Paddy in Drylands
As known, the rice plants are plants that live on land or drylands and wetlands. Normally, rice planting in wetlands but there are some areas that planting rice in drylands or rainfed such as in Sumatra especially Bangka Belitung Islands Province. Farmers planted with no-tillage systems are usually minimal processing, because farmers do not plow the land and other processing activities.

In rice cultivation in drylands, farmers are clearing land of weeds and herbicide. The advantage is cost-effective, energy-saving, time-saving and labor-saving maintenance but its weakness in productivity.

Rice cultivation in drylands usually only done once a year, planting is done by the end of dry season often begins in mid-August to September, thus when the rainy season rice crops has entered a period of generative growth or fertilization because it requires adequate water supplies.

On average varieties used are local varieties with good enough quality, such as farmers in Bangka District chose Raden and Balok are known to withstand extreme weather and resistant to plant diseases.