Impor Jagung Turun 47,5%, Mentan Targetkan Luas Tanam 1,5 Juta Hektar

Indonesia Decides to Stop Imports of Corn by 2017

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Impor Jagung Turun 47,5%, Mentan Targetkan Luas Tanam 1,5 Juta Hektar
Mentan panen jagung di Kabupaten Bantaeng, Sulsel dan tabel penurunan impor jagung (Foto: Humas Kementan/Tabel: Pusdatin)

Pidie Jaya, NAD (B2B) - Kementerian Pertanian RI (Kementan) berupaya mencapai target luas tanam jagung hingga 1,5 juta hektar di seluruh Indonesia sehingga dapat memenuhi kebutuhan di dalam negeri tanpa harus tergantung lagi pada jagung impor, sementara impor jagung Januari - Mei 2016 hanya 880.837 ton dari periode yang sama pada 2015 hingga 1,6 juta ton atau turun hingga 47,5% sehingga Indonesia menargetkan stop impor jagung mulai tahun depan.

"Mentan sudah canangkan tidak ada lagi impor jagung mulai tahun depan, dan untuk merealisasikan hal itu ditargetkan luas tanam jagung tahun ini 1,5 juta hektar, kita antisipasi keterbatasan lahan dengan menanam jagung bukan  sekadar sebagai tanaman sela di sawah tapi integrasi dengan kelapa sawit atau karet," kata Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman pada sambutannya yang dibacakan Dirjen Tanaman Pangan, Hasil Sembiring di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pada Selasa siang (26/7).

Hasil Sembiring menambahkan kita harus sukseskan target Mentan untuk stop impor jagung dan Pemerintah Provinsi NAD harus mendukung hal itu seperti dilakukan para petani jagung di Kabupaten Pidie Jaya yang menanam jagung sebagai tanaman sela sebelum musim tanam padi tiba.

"Mentan sudah targetkan 1,5 juta hektar lahan jagung, dan Aceh diminta kontribusinya cukup 70 ribu hektar saja, dan hamparan jagung di sini sangat membahagiakan kami yang akan terus mendukung petani meningkatkan produksi," kata Hasil mengutip kata sambutan Mentan.

Hasil mengaku senang setelah mengetahui harga jagung di Pidie Jaya saat ini Rp3.500 per kg setelah pernah anjlok ke Rp1.500 per kg lantaran masuknya jagung impor.

"Tolong luas tambah tanam ditingkatkan agar kita daulat pangan, tidak lagi disuapi negara lain melalui impor pangan," kata Mentan seperti dikutip Dirjen Tanaman Pangan.

Tampak hadir Pangdam I Iskandar Muda, Mayjen TNI Rudy Polandi; Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov NAD, Dermawan yang mewakili Gubernur Aceh, Zaini Abdullah karena berhalangan hadir.

Pidie Jaya, NAD (B2B) - Indonesia through the  Agriculture Ministry is targeting 1.5 million hectares of the corn to meet domestic needs without relying on mport, while imports in January to May 2015 to reach 1.6 million tons, and in the same period last year only 880,837 tonnes, down by 47.5%, it encourages Indonesia stop the import of maize starting from next year.

"The ministry instructed begin the next year for stop imports of corn, to prepare the land for corn covering 1.5 million hectares, we anticipate limited land with corn planting in oil palm and rubber plantations besides farmland," said Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman in his speech read by the Director General of Food Crops, Hasil Sembiring in Pidie Jaya district of Nanggroe Aceh Darussalam province on Tuesday (Jul 26).

Mr Sembiring added we should support targeted ministers to stop the import of corn and provincial governments should support it as do corn farmers in Pidie Jaya are planting corn as a crop stream before the rice planting season.

"The minister has been targeting 1.5 million hectares of corn, and Aceh requested contribution of 70 thousand hectares, and a cornfield here is very extensive and we will continue to support farmers to increase production," said Mr. Sembiring citing remarks by Minister Sulaiman.

He admitted happy after knowing the price of corn in Pidie Jaya currently 3,500 rupiah per kg after dropping to 1,500 rupiah per kg because the corn imports.

"The land corn should be expanded, so that Indonesia is able to self-sufficiency in corn, without having to depend on imports," said Minister Sulaiman was quoted as saying by Mr. Sembiring.

It was attended by the Commander of Aceh´s Iskandar Muda Military Command, Major General Rudy Polandi, the Provincial Secretary, Generous representing Aceh Governor Zaini Abdullah who was unable to attend.