Dirjen Hortikultura Kerahkan Tim ke Cirebon, Kendalikan Hama Bawang Merah

Indonesian Govt Deployed Shallots Pest Controller in West Java Province

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Dirjen Hortikultura Kerahkan Tim ke Cirebon, Kendalikan Hama Bawang Merah
Dirjen Hortikultura Spudnik Sujono dan perangkap likat kuning, Direktur Lilik SU (jilbab merah) dan Direktur Yanuardi MM (batik biru) dengan pejabat dan petani bawang merah Cirebon (inset) Foto2: B2B/Gusmiati Waris

Cirebon, Jawa Barat (B2B) - Kementerian Pertanian RI memastikan serangan hama pada lahan perkebunan bawang merah di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat - yang disebut petani setempat sebagai hama grandong - masih tergolong ringan dan dapat dikendalikan, setelah pejabat dari Direktorat Jenderal Hortikultura meninjau lahan bawang merah di Kecamatan Gebang.

Dirjen Hortikultura Spudnik Sujono pada Jumat (3/2) mengerahkan pejabat eselon dua setingkat direktur untuk koordinasi dengan pejabat dinas pertanian Kabupaten Cirebon, untuk mengatasi serangan hama sebelum berdampak buruk pada produksi bawang merah, yang merugikan petani dan konsumen lantaran penurunan produksi dan memicu lonjakan harga.

"Saya sedang berada di Lampung untuk memantau kondisi terkini jelang panen raya padi dan serapan gabah petani terkait Upsus Pajale sesuai instruksi Mentan," kata Spudnik melalui pesan singkat pada Kamis petang (2/2).

Dirjen Spudnik mengutus Direktur Budidaya Tanaman Sayur dan Tanaman Obat, Yanuardi MM; dan Direktur Perlindungan Hortikultura, Liliek Sri Utami dan sejumlah pejabat terkait di Ditjen Hortikultura yang bertolak dari kantor di kawasan Pasar Minggu pada Jumat subuh (3/2) untuk melakukan koordinasi dengan Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Cirebon, Haji Ali Effendi, dan petani bawang merah Abdul Kadir.

"Musim hujan yang lembab mengundang datangnya hama, yang umumnya menyerang bawang merah ketika membentuk umbi lapis. Jarak tanam tak terlalu rapat adalah salah satu cara pencegahan," kata Spudnik.

Pengendalian Terpadu
Sebelumnya diberitakan sejumlah petani bawang merah di Kabupaten Cirebon mengeluhkan serangan hama grandong, yang dikatakan membuat bawang mati, daun menguning dan kering mengakibatkan tanaman bawang merah membusuk.

Setelah memantau lahan perkebunan bawang merah di Kecamatan Gebang, Direktur Lilik Srie Utami dan Yanuardi memastikan kondisi tanaman bawang merah di Kabupaten Cirebon dalam keadaan aman dan terkendali, dan keduanya mengakui adanya serangan hama namun tergolong ringan.

"Minimal 95 persen dari potensi produksi bawang merah tergolong aman dari serangan hama setelah diterapkan pengendalian hama terpadu. Mulai dari penyiapan lahan, penggunaan pupuk organik yang ramah lingkungan, dan menganjurkan petani memasang likat kuning dan lampu perangkap hama atau light trap," kata Lilik SU kepada jurnalis yang mengikuti kunjungan kerja tersebut ke Kabupaten Cirebon.

Dia tidak menampik adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan pihaknya hanya mampu meminimalisir lantaran mustahil untuk memusnahkan hingga nol, karena posisi Indonesia di Khatulistiwa maka cuaca secara umum menjadi panas dan lembab.

"Kalau pun masih ada serangan OPT masih di bawah ambang ekonomi atau tingkat serangan ringan, dan masih dapat ditanggulangi maka kami mengajak para pemilik lahan dan petani untuk waspada setiap hari," kata Yanuardi.

Petugas Pengendalian OPT Wahyudin memberi bukti bahwa kendati ada serangan hama grandong ternyata petani setempat tetap mampu panen hingga 7,5 ton per hektar dari biasanya hampir 10 ton per hektar lantaran pengaruh dari musim hujan, "dan kami memasang perangkap likat kuning di sebagian besar lahan bawang merah dan ternyata berhasil menekan populasi hama hingga 40 persen."

Cirebon, West Java (B2B) - Indonesian Agriculture Ministry ensure pest attacks in shallot plants in Cirebon district of West Java province - local farmers called it grandong pests - is quite mild and can be controlled after senior officials of the Directorate General of Horticulture conduct monitoring shallot plants in Gebang subdistrict.

Director General of Horticulture Spudnik Sujono ordered two directors to coordinate with officials of local agriculture department to tackle of pest attacks before impact on shallot production resulting in decreased production yield, and price hikes.

"I was in Lampung province for monitoring the latest conditions ahead of the rice harvest and grain farmer uptake as instructed by Agriculture Minister," Mr Sujono said via text message on Thursday afternoon (2.2.17).

Director General Sujono instructed the Director of Vegetable Crops and Medicinal Plants, Yanuardi MM; and Director of Horticulture Protection, Liliek Sri Utami and related officials in his office, which departs from Jakarta on Friday morning (2.3.17) for coordination with Head of Cirebon's Agriculture, Haji Ali Effendi and shallots farmer Abdul Kadir.

"The rainy season and the humid air triggered crop pests, generally attack the shallots when bulbs layer are formed. The distance between of shallots plant also determine to prevent pests," Mr Sujono said.

Integrated Pest Control
Previously reported some shallot farmers in Cirebon District complain about grandong pest, the leaves turn yellow and dry so that the shallot crop to rot.

After conduct monitoring the shallots fields in Gebang subdistrict, Director Utami and Yanuardi ensure conditions of shallot crop in Cirebon district safe and under control.

"At least 95 percent of the production potential is safe after integrated pest control. related to land preparation, use of organic fertilizers is environmentally friendly, and encourages farmers to put sticky yellow and make the light trap," Mrs Utami told the press.

She did not dismiss their attack plant pests, and it only controls because it is impossible to destroy, because Indonesia's position on the Equator, the weather is generally hot and humid.

"If there are of pest attacks still below the economic threshold or mild threat and can be managed, then we encourage landowners and farmers to be wary," Yanuardi said.

Pest control officer Wahyudin provide proof despite pests attack, local farmers were able to harvest up to 7.5 tonnes per hectare than usual nearly 10 tons per hectare because affected the rainy season, "and we put yellow sticky traps in most of the land, and it worked suppress pest populations by 40 percent."