Agrofit dan Agrodeko1, Andalan Terbaru Balitbangtan Dukung Swasembada Pangan
Biological Fertilizer and Decomposers Support Indonesia to Achieve Food Self-sufficiency
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian di Kementerian Pertanian (Balitbangtan) meluncurkan pupuk hayati Agrofit dan biodekomposer Agrodeko1 untuk mendukung pencapaian swasembada pangan, untuk peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam ke lahan sub-optimal (LSO) karena saat ini dari sekitar 8,5 juta hektar lahan sawah maka sekitar 3,15 juta hektar tergolong LSO.
"Lahan yang tergolong LSO yakni sekitar 1,05 juta hektar termasuk lahan sawah rawa, dan sekitar 2,1 juta hektar lahan sawah tadah hujan. Secara keseluruhan luas LSO yang tersedia sekitar 33,4 juta hektar yang terdiri atas 25,8 juta hektar lahan kering dan 7,6 juta hektar lahan rawa," kata Kepala Balitbangtan, Mohammad Syakir kepada pers di Jakarta, belum lama ini.
Menurutnya, saat ini provitas padi sawah di lahan rawa adalah dua sampai tiga ton gabah kering giling (GKG) per hektar, dan lahan sawah tadah hujan mencapai tiga sampai empat ton GKG per hektar. Sementara itu, provitas rata-rata lahan sawah nasional lebih tinggi yaitu 5,3 ton GKG per hektar, bahkan provitas padi sawah di lahan sawah intensif di Pulau Jawa mencapai 12 ton GKG per hektar.
"Pupuk hayati dan biodekomposer berpeluang untuk meningkatkan provitas komoditas pertanian baik di lahan optimal maupun LSO," kata M Syakir yang didampingi Kepala Balai Sumber Daya Lahan Balitbangtan Dudi Nursyamsi.
Syakir menambahkan, pupuk hayati merupakan pupuk berbasis mikroba yang berfungsi meningkatkan kesuburan dan kesehatan tanah, sementara Agrofit adalah pupuk hayati yang dikemas dalam bentuk serbuk yang mengandung konsorsia atau gabungan beberapa bakteri endofitik (bakteri di dalam jaringan tanaman) yaitu bakteri Azotobacter sp. JBNO5, Azospirillum sp. KR6, Bacillus sp. KT61, dan Khamir Candida sp. YBN3.
Biodekomposer
Menurutnya, biodekomposer adalah mikroba yang berperan mempercepat dekomposisi bahan organik dari sisa-sisa tanaman menjadi kompos, sehingga dapat menyediakan unsur hara, memperbaiki struktur tanah, dan meningkatkan kemampuan memegang air serta meningkatkan aktivitas biologi tanah.
Agrodeko1 merupakan biodekomposer konsorsia dari strain-strain fungi Trichoderma dan khamir nonpatogen Candida sp terpilih yang tumbuh cepat dan mampu menghasilkan enzim-enzim yang diperlukan untuk mendekomposisi jaringan tanaman yang keras berupa lignin, selulosa, dan hemiselulosa.
"Aplikasi Agrofit pada jagung dan bawang merah dapat mengurangi penggunaan pupuk NPK kimia hingga 50 persen serta meningkatkan produksi jagung dan bawang merah hingga 35 persen. Sementara aplikasi Agrodeko1 mempercepat proses dekomposisi biomassa tanaman dengan menurunkan C/N dari 40 hingga 60 menjadi 15 sampai 20 dalam waktu tujuh hingga 14 hari," kata Syakir.
Apabila tanpa Agrodeko1, katanya lagi, tanpa Agrodeko1 diperlukan waktu lebih dari 30 hari, selain itu aplikasi Agrodeko1 pada blotong (limbah pabrik gula) efektif menghambat pertumbuhan mikroba patogen dan mengurangi bau busuk.
"Penggunaan pupuk hayati Agrofit dan biodekomposer Agrodeko1 yang dikombinasikan dengan kompos dan pupuk kimia lainnya merupakan kunci keberhasilan perbaikan kesuburan tanah untuk meningkatkan produksi padi, jagung dan kedelai," kata Syakir.
Jakarta (B2B) - The Indonesian Agency for Agricultural Research and Development Ministry of Agriculture (IAARD)
launched Agrofit is biological fertilizers, and Agrodeko1 as decompocers support the achievement of food self-sufficiency, to increase productivity and expand the planting area to suboptimal land, because at this time of approximately 8.5 million hectares of paddy fields, and 3.15 million hectares classified as suboptimal land.
"If elaborated, around 1.05 million hectares classified as wetland, and about 2.1 million hectares as a rainfed areas. Overall suboptimal land area reaches 33.4 million hectares consisting of 25.8 million hectares of dry land and 7.6 million hectares of wetlands," Head of the IAARD, Mohammad Syakir told the press here recently.
According to him, provitas paddy fields in wetlands is around two to three tons of milled rice per hectare, and the rainfed areas reached three to four tonnes per hectare. Meanwhile, the average provitas paddy fields across Indonesia higher by around 5.3 tons of milled rice per hectare, even provitas in intensive paddy fields in Java Island reached 12 tons per hectare.
"Biofertilizer and decompocers able to increase land provitas in optimal and suboptimal land," Mr. Syakir said who was accompanied by the head office of land resources, Dudi Nursyamsi.
Mr Syakir added, biofertilizers is a microbial-based fertilizer to improve soil health and fertility, while Agrofit is a biological fertilizer that is packaged in the form of powders containing consortia or a combination of endophytic bacteria (bacteria in the plant tissues), in which bacteria Azotobacter sp. JBNO5, Azospirillum sp. KR6, Bacillus sp. KT61, and the Khamir Candida sp. YBN3.
The Bio Microbial Decomposers
According to him, the bio microbial decomposers is to accelerate the decomposition of organic material from the plant residues into compost, so that it can provide some nutrients, improve soil structure, and increasing water-holding ability and increase soil biological activity.
Agrodeco 1 is a consortium of the strains of Trichoderma fungi and pathogenic khamir Candida sp selected is growing fast and is able to produce the necessary enzymes to decompose plant tissues such as lignin, cellulose, and hemicellulose.
"Application Agrofit on corn and shallots can reduce the use of chemical fertilizer by 50 percent and increasing the production of corn and shallots by 35 percent. While the application Agrodeko1 speed up the process of decomposition of biomass plants by lowering the C / N of 40 to 60 become 15 to 20 in seven up to 14 days," Mr Syakir said.
According to him, it takes more than 30 days if without the Agrodeko 1, besides utilizing Agrodeko1 the sugar mill waste, effectively inhibits the growth of microbial pathogens and reduce the stench.
"The utilization of Agrofit and Agrodeko1 combined with compost and other chemical fertilizers for the soil fertility so as to support increased production of rice, corn and soybeans," Mr Syakir said.