Dirjen Peternakan: Pemerintah Dorong Ekspor Unggas melalui Deregulasi

Indonesian Exports Eggs Hatching Parent Stock to Myanmar

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Dirjen Peternakan: Pemerintah Dorong Ekspor Unggas melalui Deregulasi
Peternakan ayam di Indonesia, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Muladno Bashar (insert kanan bawah) Foto2: Istimewa & Humas Ditjen PKH/Ismatullah Salim

Jakarta (B2B) - Pemerintah RI mendorong lebih banyak perusahaan Indonesia untuk mengekspor unggas ke mancanegara, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatah Hewan di Kementerian Pertanian RI akan mempermudah kegiatan ekspor melalui deregulasi. Tahun ini, PT Japfa Comfeed akan mengekspor 100.000 parent stock hatching eggs atau telur tetas induk ayam senilai Rp2,7 miliar ke Myanmar.

"Regulasi yang menghambat akan disederhanakan, menekan ekonomi biaya tinggi, mempermudah hubungan kerjasama antarnegara, dan kami bertekad untuk melakukan semacam deregulasi untuk memberikan manfaat kepada masyarakat," kata Direktur Jenderal Peternakan, Muladno Bashar kepada pers di Jakarta pada Jumat (28/8).

Muladno mengakui, proses ekspor telur tetas ayam ke Myanmar oleh PT Japfa Comfeed tidaklah mudah, Indonesia harus melakukan penyesuaian regulasi dengan Myanmar, dan Direktorat Jenderal Peternakan sebagai pihak yang mewakili pemerintah turut memfasilitasi terwujudnya kegiatan ekspor unggas pertama setelah pada 2004 terhenti akibat avian influenza atau flu burung.

"Ekspor telur tetas ayam induk ini merupakan yang pertama semenjak Indonesia terserang flu burung atau avian influenza pada 2004. Terlebih lagi, regulasi di Myanmar menetapkan larangan impor telur tetas ayam dari negara yang belum dari virus flu burung," kata Muladno yang didampingi Sekretaris Ditjen Peternakan, Riwantoro.

Menurutnya, pemerintah Myanmar kemudian mengutus tim ke Indonesia pada 1 Juli 2015, untuk mempelajari sistem manajemen penanggulangan flu burung di Indonesia. Delegasi Myanmar yang dipimpin oleh Wakil Menteri Peternakan dan Pembangunan Desa, Aunt Myatt Oo akhirnya mengakui kemampuan Indonesia menangani flu burung dan mengizinkan ekspor ke Myanmar.

"Pemerintah RI berhasil meyakinkan Myanmar bahwa Indonesia dapat mengatasi virus flu burung  dengan vaksin, dan akhirnya pihak terkait di Myanmar menerima argumentasi dari Indonesia dan mengizinkan impor telur tetas ayam dari Indonesia," kata Muladno.

Jakarta (B2B) - The Indonesian Government encourages more Indonesian companies exports poultry to foreign countries, and Agriculture Ministry´s Directorate General of Livestock and Animal Health  will facilitate export activities through deregulation. This year, Japfa Comfeed Corp. will export 100,000 parent stock hatching eggs with the export value of 2.7 billion rupiahs to Myanmar, according to Indonesian senior official.

"The Indonesian government will simplify regulation, suppress high economic costs, enable collaboration with other countries, and we will do deregulation to provide benefits to the community," Director General of Livestock and Animal Health, Muladno Bashar told reporters here on Friday (8/28).

Mr Bashar admitted, the export process parent stock hatching eggs to Myanmar by Japfa Comfeed Corp. not easy, Indonesia should adjust regulations to Myanmar, and the directorate-general as a party representing the government facilitate the realization of the first poultry exports after 2004 stalled due to avian influenza.

"Exports of hatching eggs parent stock was the first after Indonesia stricken by avian influenza in 2004. Moreover, Myanmar banned the import of parent stock hatching eggs from countries that are not free of avian influenza," said Mr Bashar that was accompanied by secretary of the directorate-general, Riwantoro.

According to him, the Myanmar government then sent a team to Indonesia on July 1, 2015, to study the avian influenza countermeasures management system. Myanmar delegation led by Deputy Minister of Livestock and Rural Development, Aunt Myatt Oo finally recognized Indonesia´s ability to handle the avian influenza, and allow exports to Myanmar.

"The Indonesian government managed to convince Myanmar that Indonesia is able to overcome it with the vaccine, and finally the relevant parties in Myanmar accept the argument of Indonesia, and allow exports to Myanmar," he said.